Penelitian pendahuluan Kalibrasi Step Test

13

1. Penelitian pendahuluan

Setelah ditentukan lokasi penelitian, akan dilakukan pengukuran terhadap umur, berat badan, dan tinggi dari masing-masing subjek untuk mengetahui nilai BME. Salah satu metode yang umum digunakan untuk mengetahui nilai BME adalah dengan menghitung dimensi tubuh luas permukaan tubuh.Dengan menggunakan table konversi sebagaimana disajikan pada Tabel 3, selanjutnya hasil perhitungan luas permukaan tubuh tersebut dapat dikonversikan kedalam ekuivalen konsumsi oksigen VO 2 dalam litermenit. Dalam persamaan oksidasi metabolik, diketahui bahwa setiap konsumsi satu liter oksigen O 2 adalah setara dengan energi tubuh sebesar 5kkal Sanders dalam Pramana, 2009. Tabel 3. Konversi BME ekivalen VO2 litermenit Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh 1100 m 2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1.1 136 137 138 140 141 142 143 145 146 147 1.2 148 150 151 152 153 155 156 157 158 159 1.3 161 162 162 164 166 167 168 169 171 172 1.4 173 174 176 177 178 179 181 182 183 184 1.5 186 187 188 189 190 192 193 194 195 197 1.6 198 199 200 202 203 204 205 207 208 209 1.7 210 212 213 214 215 217 218 219 220 221 1.8 223 224 225 226 228 229 230 231 233 234 1.9 235 236 238 239 240 241 243 244 245 246 Sumber : Syuaib dalam Pramana, 2009 Luas permukaan tubuh dapat dihitung dengan menggunakan persaman Du’Bois Syuaib dalam Pramana, 2009 : A = H 0.725 x W 0.425 x 0.007246 1 Dimana : A = Luas permukaan tubuh m 2 H = Tinggi badan cm W = berat badan kg

2. Kalibrasi Step Test

Pengukuran beban kerja fisik dan kebutuhan energi lebih praktis untuk dilakukan pada kondisi lapang dengan mempergunakan pengukuran denyut jantung. Tetapi cara dengan pengukuran tersebut memiliki kelemahan, karena hasil pengukuran tidak hanya dipengaruhi oleh usaha-usaha fisik, melainkan juga oleh kondisi dan tekanan mental. Kondisi lainnya adalah bervariasinya karakter denyut jantung pada setiap orang dan dapat pula terjadi penyimpangan. 14 Salah satu metode yang dapat digunakan untuk kalibrasi pengukuran denyut jantung ini adalah dengan mempergunakan metode step test metode langkah, selain dari sepeda ergometer. Kalibrasi Step test ini menggunakan Step test dengan frekuensi yang berbeda, yaitu 15 ST1, 20 ST2, 25 ST3 dan 30 ST4. Beban kerja step test adalah berbanding lurus dengan berat tubuh subjek, tinggi step, dan frekuensi langkah stepyangberbeda 15, 20, 25, dan 30 langkahmenit, maka dapat disimulasikan adanya beban kerja yang berbeda pada subjek. Pada saat kalibrasi inilah subjek akan diambil data denyut jantungnya melalui alat heart rate monitor HRM yang dipasang pada tubuh subjek. Pemasangan alat heart rate monitor HRM dapat dilihat pada gambar 6, sedangkan pelaksanaan kalibrasi step test disajikan pada Gambar 7. Prosedur Kalibrasi Step test dapat dilihat pada Gambar 8. Gerakan step test dengan frekuensi yang berbeda dilakukan untuk mengetahui korelasi antara denyut jantung dengan peningkatan beban kerja dimana karakteristiknya pada setiap orang berbeda-beda. Setiap nilai frekuensi step test dilakukan selama lima menit yang diselangi dengan 5 menit istirahat, Sebelum step test dilakukan, subjek diupayakan agar beristirahat sedemikian rupa untuk rileks agar diperoleh denyut jantung istirahat. Nilai denyut jantung terendah saat istirahat digunakan sebagai pembanding dari nilai denyut jantung saat bekerja atau saat melakukan step test. Pengambilan data KST dilakukan pagi hari saat subjek belum melakukan kerja berat sebelumnya. Sebagai tambahan bahwa sebelum melakukan kalibrasi maupun bekerja sebaiknya subjek makan terlebih dahulu yaitu 2 jam sebelum pekerjaan dimulai. Pada saat proses kalibrasi subjek tidak boleh melakukan pekerjaan lain, diajak bicara, jalan-jalan, makan dan minum. Karena jika hal tersebut dilakukan maka data yang terekam dalam HRM akan mengalami bias. Gambar 6. Pemasangan Alat Heart Rate Monitor Gambar 7. Proses Step test Gambar 8. Prosedur Kalibrasi Step test Rest 1 10 min Step test 1 5 min Rest 2 5 min Step test 2 5 min Rest 3 5 min Step test 3 5 min Rest 4 5 min Step test 4 5 min Rest 5 5 min 15 Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan hasil rekaman data HR denyut jantung yang kemudian dipindahkan ke komputer menggunakan Heart Rate Monitor Interface, lalu data tersebut diolah dan dibuat dalam bentuk grafik. Perhitungan nilai HR harus dinormalisasi agar diperoleh nilai HR yang objektif. Normalisasi nilai HR dilakukan dengan perbandingan HR relatif saat bekerja terhadap nilai HR saat istirahat. Nilai perbandingan HR tersebut dinamakan IRHR Increase Ratio of Heart Rate. Perbandingan tersebut dirumuskan sebagai berikut Syuaib, 2003 : 2 Dimana : HRwork = denyut jantung saat melakukan pekerjaan step test bps HRrest = denyut jantung saat istirahat bps Untuk mendapatkan nilai beban kerja, maka diperlukan perhitungan WEC ST Work Energy Cost Step test yaitu energi total yang digunakan pada saat melakukan step test, perhitungan dilakukan melalui persamaan WEC berikut Pramana 2009: 3 Dimana : WEC ST = Work Energy Cost step test Watt w = berat badan kg g = percepatan gravitasi 9.81 ms 2 h =tinggi bangku step test meter f = frekuensi step test Untuk mengkonversi nilai IRHR menjadi WEC Work Energy Cost pada saat melakukan aktivitas dapat dilakukan dengan cara membuat fungsi korelasi antara WEC ST terhadap IRHR. Dengan membuat grafik hubungan WEC ST dengan IRHR maka diperoleh persamaan untuk seorang subjek dengan bentuk umum Pramana, 2009: Y = aX + b Dimana : Y = IRHR X = WEC kkal Setiap subjek mempunyai persamaan yang berbeda-beda. Persamaan inilah yang digunakan untuk menduga nilai WEC pada saat kerja, yaitu dengan cara memasukkan nilai IRHR kerja yang diperoleh pada saat pengukuran ke persamaan tersebut. 16

3. Pengukuran Data kerja