33
perontokan manual termasuk dalam tingkat beban kerja kategori sedang hingga berat. Sedangkan untuk perontokan menggunakan O-belt termasuk dalam tingkat beban kerja kategori ringan hingga sedang.
Nilai TEC’ untuk perontokan manual adalah sebesar 2.80 kkalkg.jam, sedangkan menggunakan alat O-belt memiliki nilai TEC’ sebesar 4.40 kkalkg.Ha. Perontokan menggunakan alat O-belt memiliki
TEC’ yang lebih besar dibandingkan perontokan manual. Hal ini disebakan dalam pengoperasian O-belt diperlukan dua operator, yaitu sebagai pengayuh dan pengumpan padi. Sehingga TEC’ dalam perontokan
padi menggunakan alat O-belt terjadi penjumlahan antara TEC’ pengayuh dan TEC’ pengumpan padi. Total konsumsi kerja per satuan berat badan kg
b
dan per satuan luas ha adalah perkalian dari TEC’ dan jam kerja. Hal ini untuk mengetahui total energi yang dikeluarkan untuk merontokan padi pada
sawah seluas 1 Ha. Untuk perontokan secara manual dibutuhkan total energi sebesar 738.81 kkalkg
b
.Ha, sedangak menggunakan alat O-belt membutuhkan total energi sebesar 616.81 kkalkg
b
.Ha. Maka penggunaan alat O-belt lebih ringan dibandingkan perontokan secara manual.
Dari keseluruhan aspek yang diteliti dalam membandingkan tingkat beban kerja, konsumsi energi dan produktivitas kerja perontokdengan O-belt Thresher terhadap kerja perontok secara manual dapat
disimpulkan bahwa penggunaan alat O-belt lebih efektif dibandingkan dengan perontokan secara manual.
C. UJI STATISTIK
Uji statistik dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis terhadap metode perontokan padi secara manual dan metode perontokan padi menggunakan alat perontok padi tipe pedal. Pada perontokan secara
manual dibutuhkan tenaga dan waktu lebih untuk melakukan perotokan. Selain itu hasil dari perontokan secara manual lebih sedikit dibandingkan perontokan menggunakan alat perontok padi tipe pedal. Atas
dasar itulah pekerjaan perontokan secara manual dan perontokan menggunakan alat perotok padi tipe pedal diperbandingkan. Uji statistik menggunakan uji nilai tengah pada kegiatan perontokan padi.
1. Uji TEC’
Tabel 18. Data TEC’ subjek pada perontokan padi Kelompok
Perlakuan Manual Alat
perontok P1
2.682
4.691 P2
3.148
4.063 P3
2.68
4.450 H
:
µ
1
= µ
2
atau µ
1
- µ
2
=
H
1
:
µ
1
K µ
2
atau µ
1
- µ
2
K
α = 0.10
34
Wilayah kritik: t -1.725 atau t 1.725 Perhitungan :
Perhitungan :
Perlakuan P1
P2 P3
rata2 stdev
manual 2.682
3.148 2.68
2.836667 0.269624
o ‐belt
4.691 4.063
4.45 4.401333
0.316816
Dengan v = 4 derajat bebas, dengan demikian
-1.9788
2 1
μ μ
−
-1.506
Kesimpulan: Tolak H0 dan simpulkan bahwa kedua metode perontokan berbeda. Kenyataan bahwa kedua ujung selang negatif kita dapat menyimpulkan bahwa metode perontokan menggunakan alat perontok
lebih banyak menggunakan konsumsi energi dibandingkan metode secara manual dan juga 90 bahwa selang dari -1.9788 sampai -1.506 mencakup selisih sesungguhnya nilai rata-rata hasil perontokan untuk
kedua metode tersebut.
2 1
2 2
1 2
1 2
1 2
2 1
1 1
1 1
n n
S t
X X
n n
S t
X X
p p
+ +
− −
+ −
−
α α
μ μ
2 1
1 S
2 1
2 2
2 2
1 1
− +
− +
− =
n n
s n
s n
p
294 .
2 3
3 316816
. 1
3 269624
. 1
3 S
2 2
= −
+ −
+ −
=
p
518 .
6 3
1 3
1 294
. 401333
. 4
836667 .
2 −
= +
− −
= t
35
2. Uji Hasil
Tabel 19. Data hasil subjek pada perontokan padi Kelompok
Perlakuan Manual Alat
perontok P1 16.620
32.590 P2 17.220
36.790 P3 23.820
37.900 Perlakuan :
H :
µ
1
= µ
2
atau µ
1
- µ
2
=
H
1
:
µ
1
K µ
2
atau µ
1
- µ
2
K
α = 0.10 Wilayah kritik: t -1.725 atau t 1.725
Perhitungan :
Perlakuan P1
P2 P3
rata2 stdev
manual 16.62
17.22 23.82
19.22 3.994997
o ‐belt
32.59 36.79
37.9 35.76
2.800839
Dengan v = 4 derajat bebas, dengan demikian
-21.399
2 1
μ μ
−
-11.68 Kesimpulan: Tolak H0 dan simpulkan bahwa kedua metode merupakan perontokan yang berbeda.
Kenyataan bahwa kedua ujung selang negatif kita dapat menyimpulkan bahwa metode perontokan menggunakan alat perontok lebih banyak menghasilkan gabah dibandingkan metode secara manual dan
juga 90 bahwa selang dari -21.399 sampai -11.68 mencakup selisih sesungguhnya nilai rata-rata hasil perontokan untuk kedua metode tersebut.
2 1
2 2
1 2
1 2
1 2
2 1
1 1
1 1
n n
S t
X X
n n
S t
X X
p p
+ +
− −
+ −
−
α α
μ μ
2 1
1 S
2 1
2 2
2 2
1 1
− +
− +
− =
n n
s n
s n
p
45 .
3 2
3 3
800839 .
2 1
3 994997
. 3
1 3
S
2 2
= −
+ −
+ −
=
p
872 .
5 3
1 3
1 45
. 3
76 .
35 22
. 19
− =
+ −
− =
t
36
V. KESIMPULAN DAN SARAN