III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada minggu kedua bulan Februari sampai minggu pertama bulan Maret tahun 2011. Daerah tempat penelitian adalah tiga
kecamatan di Kabupaten Brebes yaitu Kecamatan Brebes, Kecamatan Bulakamba dan Kecamatan Tanjung.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diambil dengan menggunakan metode wawancara dengan
kuesioner. Data sekunder didapat dari literatur atau dokumen-dokumen baik yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan terkait tema penelitian. Pengolahan
data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Statistical Package for Sosial Science 15 for windows dan Microscoft Excel 2007.
3.3 Sampel penelitian
Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan prosedur purposive sampling yakni memilih contoh berdasarkan pertimbangan tentang beberapa
karakteristik yang cocok berkaitan dengan anggota contoh yang diperlukan untuk menjawab tujuan penelitian Juanda, 2009.
Responden yang dipilih adalah responden yang diperkirakan memiliki kemampuan untuk membayar zakat. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan
rumus Slovin, yaitu
2
1 Ne
N n
+ =
Keterangan : n = ukuran sampel
N = ukuran populasi e = Kesalahan dalam pengambilan sampel ditetapkan sebesar 10 persen
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian berdasarkan jumlah keluarga sejahtera III plus di Kabupaten Brebes yakni sekitar 82.428 orang,
dengan estimasi jumlah keluarga muslim adalah sekitar 99 persen dari total penduduk di Kabupaten Brebes. Dari hasil perhitungan maka didapatkan jumlah
sampel sebanyak 100 orang responden. N = 99 x 82.428
N = 81.603
100 76
, 99
1 ,
81603 1
81603
2
= =
+ =
n
3.4 Metode Analisis
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang dirumuskan dalam penelitian ini maka metode analisis yang digunakan adalah analisis diskriminan. Analisis
secara deskriptif juga dilakukan untuk melihat karakteristik responden. Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala linkert yang
memiliki nilai dari 1 sampai 5. Nilai 1 berarti sangat tidak setuju, 2 tidak setuju, 3 cukup setuju, 4 setuju dan 5 sangat setuju.
Pertama yang dilakukan adalah menentukan variabel yang dapat menggambarkan faktor yang memengaruhi partisipasi membayar zakat seperti
faktor pendidikan, pekerjaan, pendapatan, keimanan, penghargaan, kepuasan, althurism, organisasi, rutin berinfak. Masing- masing variabel merupakan nilai
rata-rata dari beberapa indikator. Faktor keimanan terdiri dari indikator selalu shalat fardhu, shalat
berjamaah tiga kali di masjid, zakat itu wajib, mampu menghitung zakat, rutin membaca buku-buku agama, rutin hadir di majelis ilmu, percaya dengan semua
balasan atas perbuatan. Faktor penghargaan terdiri dari indikator mendapat kemudahan rezeki
setelah berzakat, lingkungan sekitar menyambut baik saat berzakat, senang disebut dermawan.
Faktor althurism adalah rata-rata dari indikator iba ketika melihat fakirmiskin, berzakat berarti ungkapan rasa syukur, merasa harta menjadi bersih
setelah berzakat, senang membantu fakirmiskin, merasa bersalah saat tidak membayar. Faktor kepuasan diri terdiri dari senang dapat meningkatkan kondisi
ekonomi fakirmiskin, menyadari ada hak orang lain dan percaya jadi contoh yang baik bagi orang lain saat berzakat.
Faktor organisasi terdiri dari indikator organisasi pengelola zakat OPZ bekerja profesional, OPZ transparan dalam laporan keuangan, kenyamanan
membayar zakat di OPZ, adanya sosialisasi melalui media dan langsung kepada masyarakat serta pemotongan gaji dari tempat berkerja.
Kedua penentuan variabel yang memengaruhi partisipasi melakukan infak secara rutin. Variabel-variabel yang digunakan adalah pendidikan, pekerjaan,
pendapatan, keimanan, penghargaan, kepuasan, althurism, organisasi serta frekuensi berinfak. Ketiga penentuan variabel yang memengaruhi pemilihan
tempat membayar zakat. Variabel yang diduga memengaruhi adalah pendidikan, pekerjaan, pendapatan, keimanan, penghargaan, kepuasan, althurism, organisasi
serta keberadaan organisasi pengelola zakat di sekitar tempat tinggal. Data dianalisis menggunakan metode analisis diskriminan. Alat analisis ini
mampu mengelompokkan setiap objek ke dalam dua kelompok yakni kelompok membayar zakat dan tidak membayar zakat, kelompok berinfak secara rutin dan
tidak rutin serta kelompok memilih berzakat di organisasi pengelola zakat dan bukan organisasi pengelola zakat. Tujuan analisis sini untuk mendapat fungsi
yang merupakan kombinasi linier variabel independent sehingga dapat memisahkan objek. Artinya, objek dari grup yang sama akan memberi nilai fungsi
yang berdekatan, dan objek dari grup yang berbeda akan memberi nilai fungsi yang berjauhan.
Analisis Diskriminan merupakan teknikyang akurat untuk memprediksi objek termasuk dalam kategori tertentu, dengan catatan data-data yang dilibatkan
terjamin akurasinya Simanmora, 2005 1 Model Analisis Diskriminan
Fungsi diskriminan yang dimaksud adalah, D = b
o
+ b
1
X1 + b
2
X2 + … + b
j
Xj + ...+ b
p
Xp = b
T
X Dimana:
X1, X2, , Xj, .,Xp = Variabel independent b
, b
1
, b
2
, …, b
p
= Koefisien fungsi diskriminan D
= Nilai fungsi diskriminan
2 Pendugaan Koefisien Fungsi Diskriminan Tujuan pendugaan adalah mencari b, sedemikian sehingga akan
memberikan nilai D yang berdekatan untuk grup yang sama, dan memberikan nilai D yang berjauhan untuk grup berbeda. Hal tersebut diperoleh dengan cara
mencari b, yang membuat rasio ragam D antar grup b
T
Bb ragam D dalam grup b
T
Wb maksimum, atau Maksimum
b W
b b
B b
T T
, dengan metode Lagrange akan diperoleh persamaan,
4 W
-1
B – λ
i
I b
i
= 0 Dimana:
B = Matriks koragam X antar grup W
-1
= Invers matriks koragam X dalam grup I = Matriks identitas
b
i
= Koefisien fungsi diskriminan ke-i, yang dapat diperoleh dengan menyelesaikan persamaan di atas, dengan i = 1, 2, ..., L
λ
i
= Eigenvalue akar ciri ke-i dari matriks W
-1
B yang berpasangan dengan b
i
Banyaknya fungsi diskriminan yang dapat dibentuk dari persamaan tersebut adalah sebanyak L, dimana L adalah nilai terkecil dari G-1 dan p,
dengan G adalah banyak grup, sedangkan p adalah banyak variabel independent. 3 Evaluasi Fungsi Diskriminan
Evaluasi fungsi diskriminan umumnya untuk memeriksa apakah fungsi diskriminan yang diperoleh signifikan sebagai diskriminator grup-grup tersebut
dan variabel independent apa saja yang signifikan, serta berapa persen objek dalam sampel dapat dikelompokkan dengan benar oleh fungsi diskriminan
tersebut. Berikut ini akan diuraikan beberapa prosedur evaluasi fungsi diskriminan.
a Uji Signifikansi Fungsi Diskriminan Dua Grup Kasus yang paling sederhana, ketika variabel dependent-nya hanya terdiri atas
2 grup, sehingga hanya diperoleh satu fungsi diskriminan. Pertanyaan selanjutnya, apakah fungsi diskriminan tersebut signifikan sebagai diskriminator
kedua grup tersebut. Untuk itu diperiksa melalui pengujian hipotesa statistik, yang dinyatakan sebagai berikut.
H
o
: Fungsi diskriminan tidak signifikan H
1
: Fungsi diskriminan signifikan Hipotesa statistik tersebut diperiksa melalui statistik uji berikut ini,
Total SSCP
Group Within
SSCP Matriks
Determinan Matriks
Determinan |
SSCPT Matriks
| |
SSCPW Matriks
| Lambda
Wilks =
= Λ
=
Statistik Λ tersebut, kemudian ditransformasi menjadi statistik Chi-Square, dengan formulasi sebagai berikut,
] ][
2 G
p -
1 -
[n -
Λ +
= n
Chi-square
Dimana, G = Banyaknya grup =2
p = Banyaknya variabel independent n = Ukuran sampel untuk seluruh grup
Statistik Chi-square, menyebar Chi-square � dengan derajat bebas df
sebesar pG-1 atau �
R
df=pG-1
. b Uji Signifikansi Variabel Independent Xj
Apabila fungsi diskriminan disimpulkan signifikan, maka perlu ditelusuri, variabel independent mana saja yang signifikan mendiskriminasi grup. Untuk itu
diperiksa melalui pengujian hipotesa statistik, yang dinyatakan sebagai berikut. H
o
: Variabel independent ke-j Xj tidak signifikan, atau dengan kata lain, rata-rata Xj pada G grup tidak berbeda
H
1
: Variabel independent ke-j Xj berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent Rata-rata Xj pada G grup berbeda
Hipotesa tersebut, diuji dengan statistik uji berikut: SST
SSW Lambda
Wilks
Xj Xj
= Λ
=
Dimana, SSW
Xj
dan SST
Xj
adalah seperti yang didefinisikan sebelumnya. Untuk selanjutnya, statistik Λ dikonversi menjadi statistik F berikut ini,
G -
n 1
- G
- 1
F Λ
Λ =
Dengan, G
= Banyaknya grup n
= Ukuran sampel untuk seluruh grup Statistik F menyebar mengikuti sebaran F dengan derajat bebas pembilang
=v1=G-1 dan derajat bebas penyebut =v2=n-G. Pada output SPSS di bagian Test of Equality of Group Means tersaji informasi Sig, dimana Sig=PeluangF
v1=G- 1,v2=n-G
F. Apabila Sig α atau FF
v1=G-1,v2=n-G α
maka disimpulkan tolak H
o
pada tarafnyata α. Nilai F
v1=G-1,v2=n-G α
. 4
Prediksi Variabel Dependent Disamping uji signifikansi fungsi diskriminan dan masing-masing variabel
independent, juga diperlukan gambaran deskriptif akurasi model. Model fungsi diskriminan semakin baik, apabila persentase objek dalam sampel dapat
diklasifikasikan diprediksi dengan benar oleh fungsi tersebut dinyatakan sebagai nilai hit ratio semakin besar. Model yang signifikan dengan hit ratio
yang besar, untuk selanjutnya dapat digunakan untuk prediksi variabel dependent, atau pengklasifian objek, berdasar atas nilai variabel independent [X1, X2, …,
Xp dari objek tersebut. Rata-rata skore D, untuk seluruh objek untuk masing-masing grup, disebut
sebagai Centroid. Suatu objek yang memiliki skore D dekat dengan Centroid grup1, maka objek tersebut akan diprediksi masuk ke grup1, sebaliknya bila skore
D suatu objek dekat dengan grup2, maka objek tersebut akan diklasifikasikan masuk ke grup2.
Batas wilayah antar grup disebut sebagai Cutoff-value, ditentukan diantaranya sebagai berikut :
− �� =
� + � +
Dimana, Cutoff-value = Nilai batas wilayah grup1 dan grup2
n
1
= Ukuran sampel untuk grup1 n
2
= Ukuran sampel untuk grup2 � =
� � � 1 � =
� � � 2
Dari formulasi di atas, tampak bahwa Cutoff-value, untuk kasus dua grup, adalah rata-rata skore D untuk kedua grup tersebut. Berdasarkan nilai Centroids
dan Cutoff, dapat dibuat Teritorial Map. Untuk selanjutnya dapat digunakan untuk mengevaluasi akurasi prediksi fungsi diskriminan pada data sampel, atau
untuk prediksi objek berdasarkan data [X1,…,Xj,…, Xp] objek tersebut.
5 Asumsi Analisis Diskriminan
Penggunaan analisis diskriminan membutuhkan beberapa asumsi, diantaranya:
a True categorical dependents Grupnya bersifat mutually exclusive, yakni setiap objek hanya bisa menjadi
anggota satu grup saja. b Interval data.
Variabel independent mencapai metrik, sama seperti pada analisis regresi berganda.
c Homogeneity of variances Ragam setiap variabel independent, homogen pada grup-grup tersebut.
d Independence Tidak ada multikolinier pada variabel independent.
e No lopsided splits Ukuran sampel setiap grup tidak berbeda jauh.
f Adequate sample size Direkomendasikan minimal empat hingga lima kali banyaknya variabel
independent.
g Proper specification Koefisien dapat berubah substansial ketika ada variabel independent
dimasukkan ke dalam model atau dikeluarkan dari model.
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Brebes