2.4. andasan Konseptual
Gbr. 2.2. Landasan Konseptual
Tujuan supervisi Memperhatikan anggota unit dan area kerja
Memperhatikan rencana kegiatandan evaluasi
Meningkatkan kemampuan kerja
Swanburg, 2010
Memeriksa Menilai
Memperbaiki
Gillies, 1994
Pelaksana Supervisi Kepala ruangana
Pengawas perawatan Kepala bidang perawatan
Suyanto, 2008
Peran Supervisor Perencana
Pengarah Pelatih
Penilai
Korn 1987 Christiansen, at. al 2010
Fungsi Supervisi Edukasi
Supportive Manajerial
Hawkins Shohet 1989, Farington 1995
Teacher Consultant
Coach Mentor role model
DHHS 2009
Fungsi formatif Fungsi restorative
Fungsi normative
Severinson 2001, Bush 2005, Dawson, at.all 2012
Pengelolaan produktivitas: Perbaikan terus-menerus
Peningkatan mutu hasil pekerjaan Pemberdayaan SDM
Siagiaan, 2002 Perencanaan
Mengumpulkan ide rekomendari dari staf Pemberian reward
Mengevaluasi kinerja Penegmbangan staf
Swanburg, 2010
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja:
Tingkat pendidikan Keterampilan
Tingkat penghasilan Motivasi
Lama kerja Stress
Lingkungan kerja
Buck. At.all 2008, Tiffin dan Cormick dalam Siagian 2003
Indikator produktivitas kerja Kemampuan
Meningkatkan hasil yang dicapai Semangat kerja
Pengembangan diri Mutu
Efisiensi Sutrisno, 2012
Efektifitas Efisiensi
Hall 2003, Soltani 2007, Swanburg 2010
Teori Keperawatan Interpersonal Relationship
Peplau, 1952
Universitas Sumatera Utara
2.5. Kerangka Konseptual
Gbr. 2.2. Landasan Konseptual Berdasarkan landasan konseptual pada Gbr 2.2. kerangka konseptual
dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan 3 landasan konsep utama tentang fungsi supervisi dan didukung dengan konsep yang lain. Fungsi supervisi dapat
terlaksana dengan meningkatkan hubungan interpersonal sehingga tujuan dari supervisi dapat tercapai.
1. Fungsi formatif
Pelaksanaan supervisi merupakan proses edukatif pembelajaran yang diberikan oleh kepala ruangan kepada perawat pelaksana. Pembelajaran yang
diberikan kepala ruangan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengembangan keterampilan perawat pelaksana dalam pemberian pelayanan
keperawatan. Kepala ruangan juga berperan sebagai teacher yang mampu mengajarkan hal-hal yang belum diketahui oleh perawat pelaksana maupun yang
belum mampu untuk melaksanakan secara maksimal. Pelatihan secara terus- menerus juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan perawat
pelaksana serta memperbaiki pelayanan keperawatan. Supervisi yang dilakukan kepala ruangan tidak hanya mampu mengajarkan, melatih namum mampu
meberikan contoh nyata yang dapat dilakukan untuk dapat diikuti oleh perawat pelaksana mengajarkan, melatih, role model.
2. Fungsi restorative
Kegiatan supervisi tidak hanya sebagai sarana untuk pembelajaran namun merupakan kegiatan profesional yang dilakukan oleh kepala ruangan. Kepala
Universitas Sumatera Utara
ruangan harus mampu memberikan dukungan secara langsung kepada perawat pelaksana. Dukungan yang diberikan adalah bersifat profesional. Kepala ruangan
perlu memberikan dukungan kepada perawat pelaksana untuk mengatasi masalah dalam pemberian pelayanan keperawatn. Kelelahan kerja maupun stress sering
dihadapi oleh perawat pelaksana yang diakibatkan oleh pekerjaan yang dilakukan setiap hari. Kepala ruangan dalam hal ini harus mampu meperhatikan perawat
pelaksana. Peran sebagai konsultan diberikan oleh kepala ruangan yang mampu memberikan idealternative kepada perawat pelaksana yang mengalami masalah
dalam bekerja. 3.
Fungsi normative Kegiatan supervisi berfungsi sebagai kegiatan managerial yang bertujuan
untuk pengendalian kualitas pelayanan keperawatan. Pengendalian kualitas pelayanan keperawatan dilakukan untuk dapat mempertahankan kualitas serta
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Supervisi yang dilakukan langsung oleh kepala ruangan sebagai manager lini pertama yang langsung
berhadapan dengan perawat pelaksana dan pasien diharapkan mampu mempertahankan serta meningkatkan kualitas. Kepala ruangan harus mampu
menentukan hal mana yang perlu dipertahankan dan yang harus ditingkatkan. Dalam hal ini kepala ruangan berperan sebagai konsultan yang harus mampu
memberikan pemecahan masalah yang dihadapi oleh perawat pelaksana yang berorientasi terhadap peningkatan pelayanan keperawatan. Sebagai konsultan
Universitas Sumatera Utara
kepala ruangan harus mampu merencanakan kapan, apa, siapa dan bagaimana cara untuk melaksanakan upaya peningkatan kualitas pelayanan.
Indikator produktivitas dikembangkan berdasarkan konsep utama yaitu efektifitas dan efisiensi. Efektifitas dan efisiensi kerja perawat pelaksana akan
dapat tercapai apabila mampu meningkatkan perbaikan secara terus-menerus serta melakukan perencanaan untuk meningkatkan kemampuan serta melakukan
evaluasi terhadap kinerja. Peningkatan produktivitas juga dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pengalaman, dan usia
Efektivitas adalah kemampuan perawat pelaksana untuk melaksanakan pelayanan keperawatan yang sesuai dengan prosedur dan standar keperawatan
serta mampu untuk memprioritaskan pelayanan keperawatan yang akan diberikan kepada pasien.
Efisiensi merupakan kemampuan perawat pelaksana dalam pemberian pelayanan keperawatan secara cepat, kehadiran dan ketelitian yang akan
berdampak terhadap nilai ekonomis dalam pelayanan keperawatan.
Universitas Sumatera Utara
Gbr. 2.3. Kerangka Konseptual
Karakteristik individu 1.
Usia 2.
Jenis kelamin 3.
Lama kerja 4.
Pendidikan 5.
Status perkawinan
Produktivitas kerja perawat
1. Efisiensi
2. Efektifitas
Fungsi Supervisi 1.
Fungsi Formatif 2.
Fungsi Restorative 3.
Fungsi Normative
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain deskriptif korelasi dengan metode cross sectional dimana pengukuran
variabel independen dan variabel dependen dilakukan sekaligus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan fungsi supervisi kepala ruangan dengan
produktivitas kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan tahun 2014.
3.2. Lokasi dan Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan yang beralamat di JL. Prof. H. M. Yamin, SH No. 17 Medan. Penelitian ini
dilakukan pada bulan September sampai dengan November 2014. Alasan pemilihan lokasi adalah dikarenakan RSUD dr Pirngadi Medan
merupakan rumah sakit pendidikan, dan juga salah satu rumah sakit pemerintah kotamadya Medan dimana memiliki jumlah perawat yang cukup banyak dan juga
merupakan rumah sakit rujukan di Provinsi Sumatera Utara dan juga dari luar Provinsi Sumatera utara.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang ada di Ruang Rawat Inap rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan sebanyak
282 orang tidak termasuk kepala ruangan dan ketua tim.
Universitas Sumatera Utara