Aspek Sosial Situ Gintung Aspek Legal Situ Gintung

6 Berdasarkan UU no 17, tahun 2003 tentang keuangan Negara dan UU no. 1, tahun 2004 tentang perbendaraan, dan UU no. 17, tahun 2003, tentang Sumber Daya Air, maka pada tahun 2007, Proyek Pengembangan Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane berubah menjadi Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung- Cisadane. 7 Pada tahun 2008 oleh BBWS Ciliwung-Cisadane, telah dilakukan upaya pelestarian Situ Gintung dengan melakukan pengerukan, membangun batas situ dan pembuatan jogging track yang didahului dengan pertemuan konsultasi masyarakat untuk memperoleh masukan dan persetujuan. 8 Pemukiman di daerah hilir situ, di daerah sisi kiri adalah ISCI, Perumahan UUI, restoran, sekolah TK. Sedang di daerah sisi kanan adalah pengembang PT. Sigma, PT Lake Side, dan lain-lain, yang sebagian besar memanfaatkan daerah bantaran situ, bahkan ada yang membangun rumah-rumah di tubuh bendungan. Demikian perkembangan Situ Gintung mulai dari fungsi awal sebagai irgasi hingga berkembang menjadi rekreasi. Mulai dari daerah di sekitarnya yang berupa persawahan hingga kemudian menjadi permukiman.

4.3 Aspek Sosial Situ Gintung

Lokasi studi Situ Gintung, secara administratif terletak di Desa Kelurahan Cirendeu Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari pihak Kecamatan Ciputat Timur tahun 2009 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kecamatan Ciputat Timur berjumlah 182.039 Jiwa, sedangkan jumlah penduduk untuk kelurahan Cirendeu sendiri adalah 27.872 Jiwa dengan perincian jumlah penduduk laki-laki 13.618 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 14.254 jiwa.

4.4 Aspek Legal Situ Gintung

Sebelum terbentuknya Kota Tangerang Selatan sebagai daerah otonom, Situ Gintung adalah bagian dari wilayah Kabupaten Tangerang. Oleh karena itu pemanfaatan lahan di kawasan tersebut masih mengikuti arahan- arahan yang tertuang dalam dokumen perencanaan Kabupaten Tangerang. Salah satu dokumen perencanaan tersebut adalah Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Tangerang. RTRW Kabupaten Tangerang telah disahkan dengan Peraturan Daerah Perda No. 03 Tahun 2008 tentang perubahan Kedua Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Tangerang, RTRW menjadi pedoman bagi Pemerintah Kabupaten untuk menetapkan lokasi kegiatan pembangunan dalam memanfaatkan ruang serta dalam menyusun program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang di daerah tersebut, sekaligus menjadi dasar dalam pemberian rekomendasi pengarahan pemanfaatan ruang, sehingga pemanfaatan ruang dalam pelaksanaan pembangunan selalu sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang sudah ditetapkan. Seharusnya rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten disusun dengan perspektif ke masa depan untuk jangka waktu 25 tahun. Namun RTRW Kabupaten Tangerang hanya diberlakukan selama 2 tahun yakni 2008 – 2010 karena proses penyusunannya berada pada masa peralihan. Berdasarkan RTRW Kabupaten Tangerang 2008 – 2010 Kawasan Situ Gintung ditetapkan sebagai kawasan perkotaan yakni wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Lebih lanjut dalam RTRW tersebut telah diarahkan bahwa kawasan situ gintung merupakan bagian wilayah dari embrio pembentukan Kota Tangerang Selatan. Kawasan sekitar situ dijaga agar mempunyai manfaat penting unuk mempertahankan kelestarian fungsi waduk danau dan situ. Oleh karenanya pemanfaatan lahan di kawasan sekitar situ gintung mengikuti arahan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang No. 12 Tahun 2006 tentang Garis Sempadan dan Peraturan Menteri PU No. 63PRT1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai yang menjelaskan bahwa garis sempadan situ minimal 50 meter.

BAB V DATA DAN ANALISIS