Pendekatan Kebutuhan Air Masyarakat

6.2.2 Pendekatan Kebutuhan Air Masyarakat

Berdasarkan perhitungan kebutuhan air penduduk di kawasan Situ Gintung, maka diperoleh Ruang Terbuka Hijau RTH seluas 218 Ha dari total area seluas 305,7 Ha. RTH yang tersedia sudah termasuk area penyangga yang direncanakan 26 ha hanya mampu memenuhi 12 dari total RTH yang dibutuhkan. Tingginya kebutuhan air di kawasan ini berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk menyebabkan kebutuhan akan air bersih juga bertambah. Ketika terjadi hal seperti ini, maka terdapat dua kemungkinan, yang pertama penduduk di kawasan ini memiliki konsumsi air bersih di bawah standar konsumsi yang telah ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum 138,5 literoranghari. Yang kedua, penduduk di kawasan ini mendatangkan air bersih dari wilayah lain. Kebutuhan air pada suatu kawasan bergantung pada faktor : kebutuhan air bersih per tahun, jumlah air yang disediakan oleh Perusahaan Air Minum, potensi air saat ini, kemampuan ruang terbuka hijau saat ini. Faktor tersebut dapat ditulis dalam persamaan : La =P .K1+r-c-PAM-Pa z Keterangan : La : Luas RTH yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan air ha P : Jumlah penduduk kota pada tahun ke 0 Jiwa K : Konsumsi air per kapita liter hari r : Laju kebutuhan air bersih; sama dengan laju pertumbuhan penduduk c : Faktor pengendali; upaya pengendalian laju pertumbuhan penduduk PAM : Kapasitas supply perusahaan air minum m 3 tahun Pa : Potensi air tanah m 3 tahun z : Kemampuan RTH menyimpan air m 3 hatahun Persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi : KA total – SA total S lahan La = La = Keterangan : Katotal : Kebutuhan air total m 3 tahun SAtotal : Simpanan air total m 3 tahun Slahan : Kemampuan lahan untuk menyimpan air m 3 tahun Suplai Air Total SAtotal Pada penelitian ini diasumsikan suplai air hanya berasal dari kecamatan Cirendeu, dan tidak menerima dari daerah lain. Suplai air total merupakan jumlah dari suplai air tanah dan air permukaan Situ Gintung. SAtotal = Pa+SP Berikut tabel hasil perhitungan berdasarkan pada rumus perhitungan kebutuhan RTH kawasan Situ Gintung. Tabel 10. Kebutuhan RTH Di Kawasan Situ Gintung Tingginya kebutuhan RTH pada wilayah penelitian ini menunjukkan bahwa perluasan lahan RTH sebagai lahan resapan tidak dapat menjadi satu- satunya solusi yang digunakan untuk memecahkan permasalahan ketersediaan air bersih. Usaha pemenuhan kebutuhan air di kawasan ini harus integrasikan dengan upaya-upya lain selain perluasan RTH. Bila dikaji lebih mendalam, hasil analisis kecukupan RTH dalam penelitian ini menunjukkan fakta yang bertentangan dengan penyataan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05MPRT2008. Dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa proporsi 30 dari luas wilayah merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem kota, baik keseimbangan sistem Tahun Jumlah Penduduk KA domestik m3Hari Potensi Air Tanah danau m3 Kad - Pa = Kebutuhan Air Simpanan Air pada Lahan Luas RTH yang Dibutuhkan Ha 2009 27820.16372 3860272 690561 3169711 14532 218.1194 2014 33263.42084 4606925.5 690561 3916364.5 14532 269.4993 2019 39697.22902 5498034.5 690561 4807473.5 14532 330.8198 hidrologi, keseimbangan mikroklimat, maupun sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat kota. Namun berdasarkan analisis, walaupun luas RTH di kota Tangerang masih lebih dari 30, luasan ini tidak dapat menjamin ketersediaan air tanah bagi masyarakat sekitar Situ Gintung. Padahal dalam analisis kecukupan RTH tersebut, seluruh RTH diasumsikan berupa hutan kota, dimana jenis RTH ini memiliki kemampuan tertinggi dalam memproduksi oksigen dan meresapkan aliran permukaan Ardiyansyah, 2007 dan Iverson et al, 1993.

6.3 Satuan Lahan Pengembangan