Aspek yang dinilai MN
MJ SR
KT OK
Keterangan tanggal perbaikan
q. Tindakan Pengawasan
Bahan bakumentah 122.
Tidak dilakukan pengujian mutu sebelum diolah
X 123.
Campuran bahan baku tidak disesuaikan spesifikasi
X X
124. Baahan tambahan pangan tidak sesuai
dengan peraturan X
X 125.
Proses produksi tidak dilakukan pengawasan setiap tahap
X X
126. Produk akhir tidak dilakukan pengujian
mutu sebelum diedarkan X
X 127.
Penyimpanan bahan baku dan produk akhir tidak dipisahkan
X X
128. Penyimpanan dan penyerahan tidak
dilakukan secara FIFO X
X
r. Bahan Mentah dan Produk Akhir
129. Terindikasi adanya kontaminasi setelah
dilakukan pengujian bahan mentah atau produk akhir
X X
130. Terindikasi adanya kemunduran
mutudeteriorasidekomposisi setelah dilakukan pengujian bahan mentah dan
produk akhir X
X
131. Terindikasi adanya pencemaran fisik
benda-benda asing setelah dilakukan pengujian bahan mentah dan produk akhir
X X
132. Penanganan, pengolahan, penyimpanan,
pengangkutan dan pengemasan tidak dilakukan secara higienis
X X
s. Hasil Uji
Pengujian bahan baku dan produk akhir 133.
Tidak dilakukan pengujian X
X 134.
Tidak memiliki laboratorium yang sekurang-kurangnya dilengkapi dengan
peralatan dan media untuk pengujian organoleptik dan mikrobiologi
X
135. Jumlah tenaga laboratorium tidak
mencukupi dan atau kualifikasi tenaganya tidak memadai
X 136.
Tidak efektif melaksankan monitoring terhadap bahan baku, bahan pembantu,
kebersihan peralatan dan produk akhir. X
Hasil uji tidak memenuhi persyaratan 137.
Angka Lempeng Total ALT X
X
Lampiran 4. Lanjutan
Aspek yang dinilai MN
MJ SR
KT OK
Keterangan tanggal perbaikan
138. Staphyloccocci
X X
139. M. P. N. Coliform
X X
140. Faecal Streptococci
X X
t. Tindakan Pengawasan
Jaminan mutu 141.
Tidak dilakukan sistem jaminan mutu pada keseluruhan proses in-process
X X
Prosedur pelacakan dan penarikan Recall procedure
142. Tidak dilakukan dengan baik, teratur dan
kontinu X
X
u. Sarana Pengolahan Pengawetan
Pendinginan, pembekuan, pengalengan, pengeringan dan pengolahan lainnya 143.
Suhu dan waktu pengolahanpengawetan tidak sesuai persyaratan
X
v.Penggunaan bahan Kimia
InsektisidaRodentisidaPestisida 144.
Insektisidarodentisida tidak sesuai persyaratan
X Bahan Kimiasanitizerdeterjen dll
145. Bahan kimia tidak digunakan sesuai
metode yang dipersyaratkan X
146. Bahan kimia, sanitizer dan bahan
tambahan tidak diberi label dan disimpan dengan baik
X
147. Penggunaan bahan kimia yang tidak
diijinkan X
v. Bahan penanganan dan Pengolahan
Bahan baku 148.
Tidak sesuai dengan standar sehingga membahayakan kesehatan manusia
X X
Bahan tambahan 149.
Tidak sesuai dengan standar dan pemakaiannya tidak sesuai dengan
persyaratan X
X Penanganan bahan baku
150. Penerimaan bahan baku tidak dilakukan
dengan baik dan tidak terlindung dari kontaminan atau pengaruh lingkungan
yang tidak sehat X
151. Suhu produk yang diolah di dalam ruang
pengolahan tidak sesuai syarat X
Lampiran 4. Lanjutan
Aspek yang dinilai MN
MJ SR
KT OK
Keterangan tanggal perbaikan
152. Bahan baku yang datang terlebih dahulu
tidak diproses lebih dahulu sistem FIFO X
153. Penanganan bahan baku ataupun produk
dari tahap satu ke tahap berikutnya tidak dilakukan secara hati-hati, higien dan
saniter X
X
154. Penanganan produk yang sedang
menunggu giliran untuk diproses tidak disimpan di tempat yang saniter
X
Pengolahan 155.
Proses pengolahanpengawetan dilakukan tidak sesuai dengan jenis produk dan suhu
serta waktunya tidak sesuai dengan persyaratan
X
156. Produk akhir tidak mempunyai ukuran
dan bentuk yang teratur X
157. Sistem pemberian etiket atau kode-kode
tidak dilakukan pada waktu memproses bahan baku yan yang dapat membatu
identifikasi produk X
Pewadahan dan pengemasan 158.
Produk akhir yang disimpan dalam gudang tidak dipisah dengan barang lain
X X
159. Produk akhir tidak diberi label yang
memuat : jenis produk, nama perusahaan pembuat, ukuran, tipe, grade tingkatan
mutu, tanggal kadaluwarsa, berat bersih, nama bahan tambahan makanan yang
dipakai, kode produksi atau persyaratan lain
X X
Penyimpanan 160.
Produk akhir yang disimpan dalam gudang tidak dipisah dengan barang lain
X X
161. Susunan produk aktif tidak
memungkinkan mempengaruhi kondisi masing-masing kemasan dan tidak
memungkinkan produk akhir yang lebih lama disimpan dikeluarkan terlebih dahulu
tidak mengikuti FIFO X
Penyimpanan bahan berbahaya 162.
Tidak tersendiri dan dapat terindar dari hal-hal yang dapat membahayakan
X 163.
Tidak ada tanda peringatan X
X Pengangkutan dan distribusi
164. Kendaraan container yang dipakai untuk
X
Lampiran 4. Lanjutan
Keterangan: MN = Penyimpangan Minor
MJ = Penyimpangan Major SR = Penyimpangan serius
KT = Penyimpangan Kritis OK = Tidak ada penyimpangan
HASIL PENILAIAN Penyimpangan Deficiency
a Penyimpangan Minor
b Penyimpangan mayor
c Penyimpangan serius
d Penyimpangan kritis
1. Tingkat Rating Unit Pengolahan
1 A Baik Sekali
2 B Baik
3 C Kurang
4 D Jelek
Aspek yang dinilai MN
MJ SR
KT OK
Keterangan tanggal perbaikan
165. mengangkut produk akhir tidak mampu
mempertahankan kondisikeawetan yang dipersyaratkan
166. Pembongkaran tidak dilakukan dengan
cepat, cermat dan terhindar dari pengaruh yang menyebabkan kemunduran mutu
X X
Lampiran 4. Lanjutan
KAJIAN MUTU PRODUK SUSU PASTEURISASI DI UNIT PENGOLAHAN SUSU FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SKRIPSI RIDHA MULYANI
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
RINGKASAN RIDHA MULYANI. D14062927. 2011. Kajian Mutu Produk Susu Pasteurisasi di
Unit Pengolahan Susu Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Lucia Cyrilla E.N.S.D., M.Si Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Rarah Ratih Adjie Maheswari, DEA
Keamanan pangan saat ini merupakan hal yang menjadi perhatian dunia khususnya bagi industri pengolahan pangan. Susu merupakan salah satu bahan
pangan asal hewan yang memiliki gizi tinggi dan penting bagi kesehatan tubuh. Pengolahan susu menjadi suatu alternatif untuk memperoleh produk susu yang dapat
dikonsumsi oleh masyarakat dengan jaminan keamanan pangan dan mutu yang tinggi. Salah satu pengolahan susu melalui metode pemanasan untuk
mempertahankan kualitas dan menjaga keamanan produk adalah proses pasteurisasi. PT D-Farm merupakan unit pengolahan susu Fakultas Peternakan dengan salah satu
produk yang dihasilkan berupa susu pasteurisasi. Susu pasteurisasi yang aman dikonsumsi diperoleh dari bahan baku yang memiliki kualitas serta penanganan yang
baik dengan mengaplikasikan cara pengolahan yang baik dan benar. Kualitas dari produk susu pasteurisasi dapat dianalisis melalui pengujian produk serta hal-hal yang
dapat mempengaruhi mutu produk.
Tugas akhir berupa kegiatan magang bertujuan untuk mengkaji mutu produk susu pasteurisasi yang diproduksi oleh unit pengolahan susu PT D-Farm Agriprima.
Magang berlangsung selama delapan bulan dimulai pada April 2010 sampai November 2010. Kegiatan magang dilaksanakan dengan ikut berpartisispasi aktif di
dalam proses produksi susu pasteurisasi, melakukan pengujian susu segar dan susu pasteurisasi serta melakukan observasi terhadap permasalahan, pengambilan dan
pengumpulan data yang berhubungan dengan analisis mutu susu pasteurisasi.
Perolehan produk susu pasteruisasi yang memiliki kualitas baik salah satunya dapat ditinjau dari keamanan bahan baku utama berupa susu segar. Berdasarkan hasil
pengujian bahan baku susu segar yang digunakan oleh unit pengolahan D-Farm memiliki warna, bau dan rasa yang normal, alkohol bernilai negatif, berat jenis 1,030
gcm
3
, kadar lemak 3,32 , kadar protein 3,51, derajat keasaman 8,19
o
SH, TPC 1x10
3,38
CFUml, Salmonella dan E.coli bernilai negatif, timbal Pb 0,048 ppm dan seng Zn 4,18 ppm. Pengujian produk susu pateurisasi dilakukan dengan
menggunakan sampel susu pasteurisasi rasa vanilla. Berdasarkan hasil pengujian susu pasteurisasi yang diproduksi unit pengolahan D-Farm memiliki warna, rasa dan
bau yang khas dan normal, kadar lemak 2,39, Kadar padatan tanpa lemak 13,8, kadar protein 2,78, TPC 10 CFUml, Coliform 3 MPNml, arsen As 0,003
ppm, timbal Pb 0,055 ppm, tembaga Cu 0,04 ppm dan seng Zn 1,75 ppm.
Mutu bahan baku utama dan mutu produk akhir dianalisis dengan menggunakan Fishbone Diagram diagram sebab akibat untuk mengetahui faktor-
faktor yang akan mempengaruhinya. Beberapa faktor yang dianilisis dikategorikan ke dalam empat faktor utama yaitu bahan, sumber daya manusia, metode dan
lingkungan. Beberapa faktor utama tersebut ditemukan faktor-faktor rinci yang mempengaruhi mutu bahan baku dan produk akhir berupa susu pasteurisasi.
Perolehan bahan baku yang baik dikaji melalui aplikasi cara beternak yang baik dan
benar di peternakan pensuplai susu sesuai Good Farming Pratices, sedangkan untuk analisis mutu susu pasteurisasi dikaji melalui aplikasi cara penanganan makanan
yang baik sesuai Good Manufacturing Practices.
Hasil pengujian fisik, kimia dan mikrobiologi yang dilakukan pada bahan baku utama dan produk susu pasteurisasi menunjukkan bahwa susu segar dan susu
pasteurisasi telah memenuhi standar yang ditetapkan. Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi mutu susu segar adalah sapi laktasi bangsa, genetik dan kondisi,
pakan kualitas dan kuantitas, pemerahan prosedur dan sanitasi, karyawan sanitasi dan kedisiplinan dan kebersihan lingkungan. Faktor-faktor yang sangat
mempengaruhi mutu susu pasteurisasi adalah bahan baku utama kualitas, proses pengolahan, pengujian kualitas produk akhir fisik, kimia, mikrobiologi, karyawan
sanitasi dan kedisiplinan dan kebersihan lingkungan
Penanganan susu segar di peternakan pensuplai perlu diperbaiki khususnya dalam hal kebersihan kandang, metode pemerahan yang benar, peralatan kandang
dan peralatan pemerahan yang bersih, penggunaan pakan, higien personal karyawan, pelatihan dan pembinaan karyawan, serta pengawasan dan monitoring secara
kontinyu dari pimpinan. Unit pengolahan susu D-Farm di dalam proses produksi harus meningkatkan kebersihan alat yang digunakan, sterilisasi pengemas,
ketersediaan perlengkapan sanitasi yang dapat berfungsi secara baik, higien karyawan serta pembinaan dan monitoring karyawan,
Kata-kata kunci : Mutu, susu segar, susu pasteurisasi, fishbone diagram.
ABSTRACT Study of Quality Pasteurized Milk in Processing Milk Unit of Animal
Husbandry Faculty, Bogor Agriculture University Mulyani, R., L. Cyrilla and R. R. A. Maheswari
Food safety is very important point in the food production. Milk is a natural source food with high nutrient content, but has a characteristic as perishable product
and a good medium for the growth of microorganism. Pasteurization is one of method for prolong the shelf life time of product. The purpose of pasteurization is to
destroy pathogen bacteria without affecting the taste, flavor, and nutritional value. High quality milk product must be considered from farm, during processing up to
final product. That can get from quality of raw material and processing of milk pasteurized. The aim of this apprentice concern to study of quality pasteurized milk
in processing milk unit PT D-Farm Agriprima. Based on the results of testing raw milk as raw material on processing milk pasteurized showed that had normal color,
smale and taste, alcohol test is negative, density 1,030 gcm
3
, fat 3,32 , protein 3,51, degree of acidity 8,19
o
SH, TPC 1x10
3,38
CFUml, Salmonella dan E.coli are negative, lead Pb 0,048
ppm dan zinc Zn 4,18 ppm. The result test of final produk with vanilla flavor showed that had normal color, smale and taste, fat 2,39,
Solid non Fat 13,8, protein 2,78, TPC 10 CFUml, Coliform 3 MPNml, arsen As 0,003 ppm, lead Pb 0,055 ppm, copper Cu 0,04 ppm dan zinc Zn 1,75
ppm. Quality of raw milk and final product were analyzed using fishbone diagram causal diagram to determine the factors that will influence it. The factors were
categorized into four main factors, there are material, human resources, method and environment. From this main factors can be found detailed factors that will be effects
the quality of raw milk and pasteurized milk. The great factors that affect the quality of raw milk are the lactation cow nation, genetic and conditions, food quality and
quantity, milking procedures and sanitation, employees sanitation and discipline and environment hygiene. The great factors that affect the quality of pasteurized milk
are the raw material quality, processing production, testing the quality of final product physical, chemical, microbiological, employees sanitation and discipline
and environment hygiene.
Keywords: Quality, milk, pateurized milk, fishbone diagram
PENDAHULUAN Latar Belakang
Keamanan pangan merupakan salah satu hal penting yang saat ini menjadi sorotan dunia. Hal tersebut berhubungan dengan keamanan produk baik dari nilai
gizi maupun kesehatan. Masalah keamanan pangan dipengaruhi oleh proses produksi serta hal-hal yang berhubungan dengan alur pembuatan produk. Kesadaran
konsumen untuk memperoleh produk pangan asal susu dengan keamanan tinggi perlu mendapatkan perhatian khusus dari unit-unit pengolahan susu, baik dalam skala
industri maupun skala kecil. Susu merupakan bahan pangan bergizi tinggi namun memiliki sifat yang
mudah rusak dan merupakan media pertumbuhan yang baik bagi mikroba. Penanganan yang baik diperlukan untuk memperoleh susu segar yang aman
dikonsumsi. Program peningkatan produksi susu dan produk olahannya harus sejalan dengan peningkatan mutu dan keamanan pangan. Salah satu cara untuk
meningkatkan keamanan pangan dari susu segar dapat dilakukan dengan pengolahan yang mengaplikasikan proses pemanasan, diantaranya adalah proses pasteurisasi.
Pasteurisasi merupakan salah satu usaha memperpanjang daya tahan susu melalui proses pemanasan untuk menyediakan susu konsumsi yang penyajiannya dapat juga
ditambah dengan aroma tertentu serta dikemas dalam kemasan yang menarik. Pasteurisasi dilakukan pada susu untuk memberikan perlindungan maksimum bagi
konsumen terhadap mikroorganisme penyebab penyakit yang dibawa dalam susu dan meminimalisasi kehilangan gizi.
Kualitas dari produk susu pasteurisasi dapat dianalisis melalui pengujian produk serta hal-hal yang dapat mempengaruhi mutu produk. Program peningkatan
konsumsi protein hewani, termasuk susu oleh pemerintah membuka peluang bagi industri skala kecil dan menengah untuk berperan mensukseskannya dengan tetap
memperhatikan kualitas dan jaminan keamanan produk. Konsumen dalam hal ini juga sangat mengharapkan produk pangan yang dikonsumsinya aman dengan mutu
yang berkualitas. Oleh karena itu kegiatan magang pada suatu unit pengolahan susu ini perlu dilakukan untuk mengkaji mutu produk susu pasteurisasi yang dihasilkan.
Tujuan
Kegiatan magang dalam penyelesaian tugas akhir ini secara umum bertujuan untuk memperoleh pengalaman bekerja pada unit usaha pengolahan pangan hasil
ternak yaitu susu, mengetahui gambaran nyata dunia kerja, meningkatkan wawasan dan keterampilan, mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dan menganalisis masalah
pada unit usaha pengolahan susu. Secara khusus magang ini bertujuan untuk mengkaji mutu produk susu pasteurisasi yang dihasilkan oleh unit pengolahan susu
PT D-Farm Agriprima.
TINJAUAN PUSTAKA Susu
Susu segar adalah susu murni yang belum mendapat perlakuan apapun kecuali proses pendinginan tanpa mempengaruhi kemurniannya. Susu murni adalah
cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar BSN, 1998.
Tabel 1. Standar Mutu Susu Segar SNI-01-3141-1998
No. Karakteristik
Syarat 1.
Berat jenis pada suhu 27,5
o
C minimal 1,028 gcm
3
2. Kadar lemak
Minimum 3,0 3.
Kadar bahan kering tanpa lemak Minimum 8,0
4. Kadar protein
Minimum 2,7 5.
Warna, bau, rasa dan kekentalan Tidak ada perubahan
6. Derajat keasaman
6 – 7
o
SH 7.
Uji alkohol 70 Negatif
8. Uji katalase maksimal
3cc 9.
Angka refraksi 36-38
10. Angka reduktase
2-5 jam 11.
Cemaran mikroba maksimal
Total kuman
Salmonella 1x10
6
CFUml Negatif
E. coli patogen Negatif
Coliform
Streptococcus group B
Staphylococcus aureus 20ml
4x10
2
ml 4x10
5
ml 12.
Jumlah sel radang ambing maksimal 4x 10
5
ml 13 .
Cemaran logam berbahaya maksimal
Timbal Pb
Seng Zn
Merkuri Hg
Arsen As 0,3 ppm
0,5 ppm 0,5 ppm
0,5 ppm 14.
Residu
Antibiotika
Pestisidainsektisida Sesuai dengan aturan
yang berlaku 15.
Kotoran dan benda asing Negatif
16. Uji pemalsuan
Negatif 17.
Titik beku -0,520
C s.d -0,560 C
18. Uji Peroksidase
Positif Sumber : BSN 1998
Susu memiliki kandungan gizi yang tinggi dan merupakan bahan makanan sempurna, karena mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan tubuh
manusia dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Komposisi terbesar dari susu yaitu air sekitar 87. Komponen susu selain air merupakan total solid TS dengan
nilai rata-rata 13 dan total solid tanpa komponen lemak atau solid non fat SNF rata-rata adalah 9,5 Rahman et al., 1992.
Selain mengandung gizi yang tinggi, susu juga mudah sekali mengalami kerusakan terutama oleh mikroba. Pada saat susu keluar setelah diperah, susu
merupakan suatu bahan yang murni, higienis, bernilai gizi tinggi, mengandung sedikit kuman yang berasal dari ambing, demikian pula bau dan rasa tidak berubah
serta tidak berbahaya untuk diminum. Setelah beberapa saat berada dalam suhu kamar, susu sangat peka terhadap pencemaran sehingga dapat menurunkan
kualitasnya. Pada keadaan normal, susu hanya bertahan maksimal 4 jam setelah pemerahan tanpa mengalami kerusakan maupun penurunan kualitas. Kerusakan pada
susu dapat pula dijumpai kurang dari 4 jam setelah pemerahan. Hal ini dapat terjadi akibat tidak terjaganya kebersihan ambing atau kondisi pemerah saat pemerahan
berlangsung, serta kontaminasi pada alat yang digunakan. Pengujian terhadap kualitas susu segar dapat dilakukan melalui pengujian fisik, kimia dan mikrobiologi
Deptan, 1997.
Susu Pasteurisasi
Susu pasteurisasi adalah susu yang telah mengalami proses pemanasan pada temperatur 72
o
C selama minimum 15 detik atau pemanasan pada 63
o
C-66
o
C selama 30 menit, kemudian segera didinginkan sampai 10
o
C. Selanjutnya diperlakukan secara aseptik
dan disimpan pada suhu maksimum 4,4
o
C BSN, 1995. Pasteurisasi pada susu dimaksudkan untuk memberikan perlindungan maksimum terhadap susu
segar yang kemungkinan membawa bibit penyakit dengan mengurangi seminimal mungkin kehilangan zat gizinya dan mempertahankan semaksimal mungkin rupa dan
cita rasa susu mentah segar Buckle et al., 2007. Alur proses produksi susu pasteurisasi yaitu penerimaan bahan baku, homogenisasi, pasteurisasi, pengisian ke
dalam kemasan, penyimpanan dingin dan distribusi Murdiati et al., 2004.
Beberapa cara pasteurisasi yang dikenal yaitu metode Low Temperature Long Time LTLT dan metode High Temperature Short Time HTST. Metode LTLT
merupakan metode pemanasan susu pada suhu 65
o
C selama 30 menit, sedangkan metode HTST merupakan metode pemanasan susu pada suhu 71
C selama 15-16
detik Buckle et al., 2007. Daya simpan susu yang telah dipasteurisasi diperpanjang dengan cara pendinginan secara cepat dan penyimpanan pada suhu dingin 10
o
C atau suhu yang lebih rendah sehingga akan memberikan hasil yang lebih baik. Suhu
tersebut tidak menyebabkan mikroba-mikroba pembusuk mati, tetapi tidak lagi mampu tumbuh dan berkembangbiak. Selama mikroba-mikroba pembusuk tidak
aktif, maka susu tetap awet dan baik untuk dikonsumsi Winarno dan Ivone, 2007. Standar mutu susu pasteurisasi disajikan pada Tabel 2.
Table 2. Standar Mutu Susu Pasteurisasi SNI 01-3951-1995
Karakteristik Syarat Jenis
A B
Bau, rasa dan warna Khas
Khas Kadar lemak min
2,8 1,5
Kadar padatan tanpa lemak minimal 7,7
7,5 Uji Reduktase dengan methilen biru
Kadar protein minimal 2,5
2,5 Uji fosfatase
TPC Total Plate Count maksimal 3 x 10
4
3 x 10
4
Coliform presumptive maksimal MPNml 10
10 Logam berbahaya
As ppm maksimal
Pb ppm maksimal
Cu ppm maksimal Zn ppm maksimal
1 1
2 5
1 1
2 5
Bahan pengawet, pemantap, zat pewarna sesuai dengan peraturan yang ada dan zat penyedap cita rasa
Keterangan : A Susu pasteurisasi tanpa penyedap cita rasa
B Susu pasteurisasi diberi penyedap cita rasa Sumber : BSN 1995
Mutu Produk
Sifat-sifat mutu terdiri atas: 1 sifat yang objektif, termasuk sifat mekanik, fisik, morphologi, kimiawi, mikrobiologi, sifat gizi dan sifat biologi serta, 2 sifat
organoleptik yang subjektif termasuk rasa, bau, warna, tekstur dan penampilan. Mutu suatu produk ditentukan oleh banyaknya sifat produk dan hal-hal lain yang
mempengaruhi mutu. Hadi 2000 mengemukakan bahwa mutu merupakan karakteristik menyeluruh dari suatu barang atau jasa yang menunjukkan
kemampuannya dalam
memuaskan kebutuhan
yang diharapkan.
Mutu menggambarkan keseluruhan gabungan karakteristik produk pada proses produksi,
produk akhir hingga pemasaran. Feigenbaum 1996 menyatakan bahwa konsumen merupakan evaluator mutu karena pada akhirnya konsumen yang akan memutuskan
suatu mutu. Pencapaian dan pemeliharaan tingkat kepuasan konsumen terhadap mutu suatu produk merupakan faktor yang dapat menentukan pertumbuhan kelangsungan
suatu perusahaan. Konsumen yang puas merupakan definisi praktis dari mutu yang tinggi.
Mutu yang baik dapat dipertahankan melalui suatu aktivitas yang disebut pengendalian mutu. Pengendalian mutu produk merupakan teknik dan kegiatan yang
dilakukan dalam upaya mencapai, mempertahankan dan memperbaiki mutu suatu produk atau jasa. Feigenbaum 1996 mengklasifikasikan pengendalian mutu
menjadi empat jenis yaitu : 1 pengendalian rancangan baru yang meliputi pembentukan dan spesifikasi mutu dari segi biaya dan keamanan yang diperlukan
untuk memenuhi kepuasan konsumen serta mencari kemungkinan sumber gangguan mutu sebelum dilakukan produksi, 2 pengendalian bahan yang masuk mencakup
spesifikasi penerimaan dan penyimpanan pada tingkat mutu yang paling ekonomis, 3 pengendalian produk adalah pengendalian dari sumber produksi hingga ke
pemasaran sehingga penyimpangan-penyimpangan mutu dapat dikoreksi sebelum produk-produk menjadi cacat atau tidak sesuai, 4 kajian proses khusus yang
melibatkan penyelidikan dan pengujian untuk a menetapkan penyebab terjadinya produk-produk yang tidak sesuai, b memperbaiki karakteristik mutu dan c
menjamin bahwa perbaikan atau tindakan korektif sudah permanen.
Fishbone Diagram Diagram Sebab Akibat
Fishbone diagram atau diagram sebab akibat merupakan alat bantu manajemen mutu berupa grafik yang menggambarkan sumber-sumber penyebab
variasi suatu proses. Diagram sebab akibat berguna untuk mengetahui faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab munculnya masalah yang berpengaruh terhadap
hasil Muhandri dan Kadarisman, 2008. Diagram sebab akibat dapat digunakan untuk mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah, membantu memberikan
solusi suatu masalah dan membantu dalam pencarian fakta lebih lanjut. Tahapan dalam membuat diagram sebab akibat yaitu: 1 penentuan masalah yang
digambarkan dalam sebuah kotak di sebelah kanan garis panah utama, 2 pencarian faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap masalah dan digambarkan dengan
garis panah cabang yang mengarah ke panah utama, 3 faktor-faktor lainnya yang berpengaruh terhadap masalah digambarkan di sebelah kanan dan kiri panah cabang
serta dihubungkan dengan garis panah yang mengarah ke panah cabang, dan 4 penyebab utama dicari dari diagram yang sudah lengkap.
METODE Lokasi dan Waktu
Kegiatan magang ini bertempat di unit usaha pengolahan susu Fakultas Peternakan PT D-Farm Agriprima dan peternakan sapi perah Eco Farm dan Koperasi
Wirausaha Indonesia KWI. Pelaksanaan magang dilaksanakan selama delapan bulan, dimulai pada April 2010 sampai dengan November 2010.
Materi
Bahan yang digunakan dalam proses produksi susu pasteurisasi yaitu susu, gula, air, flavor dan pengemas. Alat yang digunakan untuk produksi yaitu kompor,
panci, pengaduk, gelas ukur, termometer, mesin pasteurisasi filling dan sealing machine.
Bahan yang digunakan untuk pengujian susu dan pengujian produk yaitu sampel susu segar, sampel susu pasteurisasi, fenoftalin 1, kalium oksalat, formalin,
aquades, NaOH 0,1 N, H
2
SO
4
, alkohol 70, amylalkohol, air suling, MgNO
3,
6H
2
O, HNO
3
pekat, H
2
SO
4
18N, HNO
3
7N, HCl 6N, 5 ml HNO
3
1N, Natrium molibdat, HNO
3
dan HClO
4.
Media yang digunakan untuk pengujian mikrobiologi yaitu Buffer Pepton Water BPW, Salmonella Shigella Agar SSA, Plate Count
Agar PCA, Eosin Methilen Blue Agar EMBA dan Violet Red Bile Agar VRBA. Alat yang digunakan untuk pengujian yaitu penyaring, gelas ukur, gun tester,
milkotester, refractometer, viscometer, buret, tabung butirometer, water bath, centrifuge, tabung reaksi, cawan Petri, jarum Ose, pemanas Bunsen, pipet, oven,
inkubator, cawan porselin, labu destruksi dan tanur. Instrumen pendukung yang digunakan yaitu kajian aspek cara beternak yang baik dan benar yang mengacu pada
GFP dan cara pembuatan makanan yang baik CPMB.
Prosedur
Kegiatan magang dilaksanakan dengan ikut berpartisispasi aktif di dalam proses produksi susu pasteurisasi, pengujian susu segar dan susu pasteurisasi serta
melakukan observasi terhadap permasalahan, pengambilan dan pengumpulan data yang berhubungan dengan analisis mutu susu pasteurisasi.
Pengujian Mutu Bahan Baku dan Produk Susu Pasteurisasi
Pengujian susu sebagai bahan baku utama mengacu pada SNI No. 01-3141- 1998 yaitu pengujian warna, bau, rasa, kekentalan, uji alkohol, berat jenis, kadar
lemak, kadar protein, derajat asam, cemaran mikroba TPC, E.coli, Salmonella dan cemaran logam timbal dan seng. Pengujian produk mengacu pada SNI No. 01-
3951-1995 yaitu pengujian bau, rasa, warna, kadar lemak, kadar protein, bahan kering tanpa lemak, cemaran mikroba Total kuman dan Coliform dan cemaran
logam timbal, tembaga, arsen dan seng.
Uji Alkohol
. Susu sebanyak 5 cc dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 5 cc alkohol 70, kemudian dikocok pelan-pelan. Jika terdapat butir-
butir pada susu maka dinilai positif.
Uji Berat Jenis BSN, 1998. Susu dihomogenkan secara sempurna, kemudian
sebanyak 500 ml dimasukkan ke dalam gelas ukur. Laktodensimeter dengan hati-hati dicelupkan ke dalam susu, dibiarkan timbul dan ditunggu sampai diam. Skala dan
temperatur susu yang ditunjukkan laktodensimeter tersebut dibaca, selanjutnya dilihat pada tabel penyesuaian berat jenis susu yang diuji pada temperatur 27,5
o
C. Uji Derajat Keasaman.