3. H
OAB
diterima berarti tidak terdapat interaksi antara cara penyajian materi dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok
logika matematika. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15.
2. Uji Komparasi Ganda
Setelah diperoleh hasil ANAVA, langkah selanjutnya adalah uji komparasi ganda. Uji komparasi ganda perlu dilakukan untuk melihat manakah yang secara
signifikan memberikan rataan yang berbeda. Tabel 12. Rerata Skor Prestasi Belajar Siswa
Motivasi Belajar B Cara
Penyajian Materi A b
1
b
2
b
3
Total
a
1
73,333 68,797
65,679 207,809
a
2
63,667 58,097
52,900 174,664
Total 137,000
126,894 118,579
382,473
1. Uji Komparasi Rataan Antar Baris
Dari analisis variansi dua jalan sel tak sama yang terangkum dalam Tabel 11 diperoleh H
OA
ditolak. Ini berarti bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda prestasi belajarnya. Karena variabel cara penyajian materi hanya
mempunyai dua kategori yaitu kelompok eksperimen dan kontrol, maka untuk antar baris tidak perlu dilakukan komparasi pasca anava. Kalaupun dilakukan
komparasi ganda antara rataan prestasi belajar kelompok eksperimen dan rataan prestasi belajar kelompok kontrol, dapat dipastikan bahwa hipotesis nolnya juga
akan ditolak. Komparasi itu menjadi tidak berguna, karena anava telah menunjukkan bahwa H
OA
ditolak. Dari rataan marginalnya, yaitu rataan kelompok eksperimen 68,75 dan rataan kelompok kontrol 58,79, menunjukkan bahwa
rataan kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rataan kelompok kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran
matematika dengan menggunakan metafora menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran matematika tanpa
menggunakan metafora pada materi pokok logika matematika.
2. Uji Komparasi Rataan Antar Kolom
Dari anava dua jalan sel tak sama yang terangkum dalam Tabel 11 diperoleh H
OB
ditolak. Ini berarti motivasi belajar siswa memberikan pengaruh yang berbeda terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok logika
matematika. Dengan kata lain, terdapat dua rataan yang tidak sama. Karena variabel motivasi belajar mempunyai tiga nilai b
1,
b
2 ,
dan b
3
, maka uji komparasi ganda perlu dilakukan untuk mengetahui perbedaan rerata setiap
pasangan kolom. Setelah dilakukan perhitungan dengan metode Scheffe diperoleh :
Tabel 13. Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom Komparasi
F
.i-.j
2F
tabel
Keputusan Uji
1
. m vs
2 .
. m
1
. m vs
3
. m
2
. m vs
3
. m
14,3596 32,1377
9,3024 6,00
6,00 6,00
Ho ditolak Ho ditolak
Ho ditolak
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16. Dari rangkuman Tabel 13 di atas, dapat disimpulkan bahwa :
a. Ho ditolak karena F
.1-.2
= 14,3596 6,00 = 2F
tabel
. Hal ini berarti siswa dengan motivasi belajar tinggi memberikan prestasi belajar yang tidak sama dengan
siswa dengan motivasi belajar sedang. Dari rataan marginalnya yaitu rataan prestasi belajar siswa dengan motivasi tinggi 67,08 dan rataan prestasi belajar
siswa dengan motivasi belajar sedang 63,73, menunjukkan bahwa rataan prestasi belajar siswa dengan motivasi belajar tinggi lebih baik daripada rataan
prestai belajar siswa dengan motivasi belajar sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa dengan motivasi belajar tinggi memberikan prestasi
belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar sedang. b. Ho ditolak karena F
.1-.3
= 32,1377 6,00 = 2F
tabel
. Hal ini berarti siswa dengan motivasi belajar tinggi memberikan prestasi belajar yang tidak sama dengan
siswa dengan motivasi belajar rendah. Dari rataan marginalnya yaitu rataan prestasi belajar siswa dengan motivasi tinggi 67,08 dan rataan prestasi belajar
siswa dengan motivasi belajar rendah 60,35, menunjukkan bahwa rataan prestasi belajar siswa dengan motivasi belajar tinggi lebih baik daripada rataan
prestai belajar siswa dengan motivasi belajar rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa dengan motivasi belajar tinggi memberikan prestasi
belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar rendah. c. Ho ditolak karena F
.2-.3
= 9,3024 6,08 = 2F
tabel
. Hal ini berarti siswa dengan motivasi belajar sedang memberikan prestasi belajar yang tidak sama dengan
siswa dengan motivasi belajar rendah. Dari rataan marginalnya yaitu rataan
prestasi belajar siswa dengan motivasi sedang 63,73 dan rataan prestasi belajar siswa dengan motivasi belajar rendah 60,35, menunjukkan bahwa rataan
prestasi belajar siswa dengan motivasi belajar sedang lebih baik daripada rataan prestai belajar siswa dengan motivasi belajar rendah. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa siswa dengan motivasi belajar sedang memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar rendah.
E. Pembahasan Hasil Analisis Data 1. Hipotesis Pertama