a. Faktor non sosial adalah faktor yang tidak disebabkan oleh sesama manusia, sebagai contoh keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu
pagi, siang, soremalam, tempat, alat-alat pelajaran, dan lain-lain. b. Faktor sosial yaitu faktor yang disebabkan oleh sesama manusia baik
yang hadir secara langsung maupun tidak langsung, misalnya murid- murid yang ramai di sekitar kelas yang sedang pelajaran, orang-orang
yang hilir mudik keluar masuk kamar belajar, adik kecil yang datang mengganggu, dan lain-lain.
Kehadiran orang lain secara tidak langsung juga dapat mengganggu proses belajar misalnya potret, suara radio dan tape merupakan representasi bagi
kehadiran seseorang sehingga perhatian tidak tertuju penuh pada hal yang sedang dipelajari. Dengan berbagai cara faktor-faktor tersebut harus diatur sedemikian
rupa sehingga belajar dapat berlangsung dengan baik.
4. Prestasi Belajar
Sebagai indikator bahwa seseorang telah mengalami proses belajar seperti diungkapkan di atas, adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati dari
penampilan orang tersebut. Dari pengertian prestasi dan belajar tersebut bila digabungkan akan diperoleh pengertian bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha
yang dicapai seseorang dalam penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan sikap berkat pengalaman dan latihan yang dinyatakan dengan perubahan tingkah laku.
Berkaitan dengan prestasi belajar atau hasil belajar ini, Sukardi dan Anton Sukarno 1993:14 memberikan pengertian bahwa, “ Hasil belajar dalam bentuk
nilai atau indeks prestasi adalah merupakan pertanda tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang diikuti selama proses belajar. Indeks prestasi ini
akan membawa konsekuensi yang sangat luas dalam perjalanan meniti karier atau perjalanan studi siswa. Dengan adanya prestasi belajar maka keberhasilan siswa
dalam studi diketahui, yaitu dengan melihat tinggi rendahnya prestasi belajar yang diperolehnya.
Dari beberapa pendapat tentang prestasi belajar, maka dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam
proses belajar mengajar sehingga terdapat proses perubahan dalam pemikiran serta tingkah laku.
5. Motivasi Belajar
Sebagaimana telah diketahui bahwa manusia adalah makhluk yang aktif. Aktifitas itu ditujukan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kegiatan
yang dilakukan akan terjadi apabila ada yang mendorongnya, dan faktor pendorong itu adalah motif,tujuannya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
mempertahankan eksistensinya. Misalnya motif yang mendorong siswa untuk belajar dan sebagainya. Sedangkan sebagai daya penggeraknya dari motif disebut
motivasi. Menurut jenisnya motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah kekuatan atau dorongan yang
berasal dari dalam diri individu, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi atau dorongan yang datangnya dari luar diri individu. Motivasi belajar sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Menurut Thulus Hidayat, et.al 1995: 111-112 mengemukakan bahwa “Anak didik yang memiliki motivasi yang
kuat akan mempunyai daya atau energi untuk melakukan kegiatan belajar. Demikian pula sebaliknya seseorang yang mungkin memiliki kecerdasan yang
tinggi mungkin akan mengalami kegagalan apabila dia tidak atau kurang memiliki motivasi”.
Demikian pula dalam mengikuti pendidikan ada bermacam-macam motivasi. Hal ini sesuai dengan pendapat-pendapat para ahli berikut ini. Menurut
Thulus Hidayat, et.al 1995:110 mengemukakan bahwa, “Motivasi diartikan sebagai suatu perubahan energi atau kekuatan yang ditandai dengan munculnya
“feeling” atau perasaan dan didahului dengan adanya tanggapan dari suatu tujuan”. Suatu tujuan itu dapat tercapai apabila seseorang itu melakukan aktivitas
yang sifatnya mendukung dengan apa yang akan dituju, sebab tanpa tujuan yang jelas kemungkinan apa yang dilakukannya itu akan sia-sia. Sedangkan pendapat
dari Sumadi Suryabrata 1983:89 , “Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas guna
mencapai tujuan”. Sedangkan Suharno 1995:152 mengemukakan bahwa “Motivasi adalah
keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong untuk melakukan aktifitaskegiatan tingkah laku kearah suatu tujuan dengan didasari adanya
kebutuhan”. Jadi seseorang dalam melaksanakan atau melakukan kegiatan itu perlu adanya kebutuhan, tanpa adanya kebutuhan motivasi seseorang untuk
melakukan kegiatan itu jarang timbul. Pendapat tersebut juga didukung oleh
Sardiman AM 1990:73 mengemukakan bahwa “Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat
tertentu, terutama
bila kebutuhan
untuk mencapai
tujuan sangat
dirasakanmendesak” Bertitik tolak dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli
tersebut di atas maka dapat disimpulkan motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu tersebut mencapai tujuan.
Dalam proses belajar motivasi merupakan faktor yang penting, karena dengan adanya motivasi pada diri subyek belajar, berarti dalam diri subyek belajar
tersebut telah ada dorongan. Sementara itu Suharno 1995:293 mengemukakan beberapa sebab yang
mendorong seseorang untuk belajar, yaitu : a. Kebutuhan yang berhubungan dengan adanya sifat ingin tahu dan ingin
menyelidiki dunia yang lebih luas, serta memperbaiki kegagalan dengan usaha baru.
b. Kebutuhan akan rasa aman, antara lain kebebasan dari rasa cemas dan perasaan-perasaan lain yang menekan.
c. Kebutuhan akan rasa sayang, misalnya diterima oleh orang tua, guru, teman satu kelompok.
d. Penghargaan akan diri, seperti dihargai hasil karyanya, pekerjaannya, pengalaman yang berharga, kepercayaan pada kemampuan seseorang.
e. Kebutuhan untuk aktualisasi diri, misalnya kreativitas untuk ekspresi diri, usaha untuk memuaskan hati orang tentang keingintahuannya.
Dengan memperhatikan pendapat tersebut bahwa seseorang itu belajar dikarenakan adanya keinginan dan kebutuhan yang hendak dipenuhi. Menurut
Thulus Hidayat, et.al 1995:96 mengemukakan bahwa : 1. Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada seseorang
baik aktual maupun potensial. 2. Perubahan itu pada dasarnya diperolehnya kemampuan baru yang
berlaku dalam waktu yang relatif lama. 3. Perubahan itu terjadi karena adanya suatu usaha.
Dari pengertian di atas diketahui bahwa belajar itu adalah suatu kegiatan yang dapat membawa perubahan pada seseorang yang melakuakan kegiatan itu,
perubahan itu didapatkan dari kecakapan baru yang dikarenakan usahanya. Sementara itu Ngalim Purwanto 1990:85 berpendapat “Belajar adalah
suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan pembaruan dalam tingkah laku dan atau kecakapan “.
Dengan memperhatikan beberapa uraian diatas dapat diambil suatu pengertian bahwa yang dimaksud motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak yang terdapat dalam diri seseorangsubyek belajar yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan aktifitas belajar dan memberikan
arah dalam kegiatan belajar, sehingga tujuan yang diharapkan siswasubyek belajar dapat tercapai.
Motivasi menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Motivasi menjadi salah satu faktor yang turut menentukan belajar yang efektif dan menentukan hasil
belajar yang lebih baik. Motivasi tidak dapat diabaikan di dalam kegiatan belajar
mengajar, karena tanpa adanya motivasi suatu kegiatan belajar mengajar kurang berhasil. Sebagai salah satu kemungkinan yang dapat dilakukan oleh guru adalah
dengan memberi rangsangan atau dorongan kepada siswa. Motivasi yang diberikan oleh guru merupakan faktor yang dapat menumbuhkan semangat siswa
dalam mencapai tujuan belajarnya.
6. Metafora dalam Proses Pembelajaran