BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka 1. Hakekat Matematika
R. Soejadi 2000:11 mengatakan bahwa, “Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik, pengetahuan tentang
bilangan dan kalkulasi, pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan, pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif, dan masalah tentang
ruang dan bentuk, pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik, pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat”.
Matematika sebagai ilmu mengenai struktur memerlukan simbolisasi. Agar bahasa matematika dapat dipahami dengan mudah dan tepat sebagaimana
yang telah disepakati bersama. Penggunaan simbol tersebut juga penting untuk membantu memanipulasi aturan-aturan dengan operasi-operasi yang telah
ditetapkan. Simbolisasi ini menjamin adanya komunikasi yang mudah dan mampu memberikan keterangan untuk membentuk konsep baru. Konsep baru terbentuk
karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya sehingga matematika itu konsep-konsepnya tersusun secara hierarkis.
2. Prestasi
Pengertian prestasi menurut pendapat ahli bermacam-macam, hal ini antara lain disebabkan oleh latar belakang dan sudut pandang yang berbeda-beda
dari ahli itu sendiri. Tetapi perbedaan itu justru dapat melengkapi dan memperjelas pengertian prestasi itu sendiri.
Winkel 1999:335 menyatakan bahwa, “ Prestasi adalah bukti usaha yang telah dicapai”. Di dalam pengertian ini prestasi merupakan suatu usaha yang telah
dilaksanakan menurut batas kemampuan dari pelaksanaan usaha tersebut. Prestasi merupakan akhir dari suatu usaha yang melalui proses pendidikan dan latihan
tertentu yang telah dicapainya. Prestasi yang dicapai sering mendatangkan konsekuensi-konsekuensi berupa imbalan-imbalan yang bersifat material
psikologis dan sosial. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001:895 kata prestasi
mempunyai pengertian, “ Prestasi : hasil yang dicapai dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya ”. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, maka dapat
diambil satu pengertian bahwa prestasi merupakan bukti atau hasil yang dicapai setelah dilaksanakan usaha sebaik-baiknya sesuai batas kemampuan dari usaha
tersebut. 3. Belajar
Menurut pandangan umum, belajar adalah kegiatan seseorang yang tampak dalam wujud duduk di dalam kelas mendengarkan guru yang sedang
mengajar, menghafalkan sesuatu atau mengerjakan kembali apa yang telah diperolehnya di sekolah. Sebenarnya belajar bukanlah sesempit itu, tetapi
mempunyai arti yang lebih luas. Belajar merupakan suatu bentuk pertumbuhan perubahan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat
pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu,timbulnya pengertian-pengertian baru,perubahan-perubahan dalam
sikap,kebiasaan dan keterampilan. Hal tersebut sesuai dengan Winkel 1999:53 bahwa, “ Belajar adalah suatu aktivitas mentalpsikis, yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,pemahaman,ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu relatif
dan berbekas “. Untuk mendapatkan gambaran tentang belajar ada beberapa hal pokok
pada belajar, seperti yang dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata 1983:249 sebagai berikut :
1. Bahwa belajar itu membawa perubahan. 2. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan
baru. 3. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja.
Pada pokoknya hasil akhir dari pada belajar adalah perubahan yang berupa perubahan tingkah laku dan aktivitas dalam belajar memiliki tujuan tertentu.
Aktivitas yang menimbulkan perubahan tersebut dilakukan dengan sengaja. Jadi seseorang dinyatakan telah belajar bila telah terjadi perubahan tingkah laku pada
dirinya. Menurut Thulus Hidayat, et al 1995:96 bahwa, “Belajar adalah aktivitas
yang menghasilkan perubahan pada seseorang yang belajar, baik aktual maupun potensial. Perubahan itu pada dasarnya diperolehnya kemampuan baru yang
berlaku dalam waktu relatif lamaa. Perubahan itu terjadi karena adanya suatu
usaha “. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka ditarik pengertian bahwa belajar adalah proses kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh individu
secara sadar yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu berkat pengalaman dan latihan.
Belajar sebagai proses atau aktivitas dipengaruhi oleh berbagai faktor yang secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi 2 dua yaitu :
1. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa sendiri, faktor ini
berupa faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis adalah faktor yang berasal dari jasmani. Seseorang yang
kondisi fisiknya atau jasmaninya sehat, akan berlainan keadaannya dengan seseorang yang mempunyai kesehatan fisik yang lemah. Anak didik yang
kekurangan gizi keadaannya akan lain dengan anak yang gizi makanannya cukup, mereka yang kekurangan gizi akan mudah lemas, lelah, mengantuk dan sulit
menerima pelajaran di sekolah. Faktor psikologis adalah keadaan yang dapat memberi motivasi atau
dorongan seseorang untuk belajar antara lain : perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan berpikir, intelegensi dan bakat.
2. Faktor Eksternal Faktor ekstern adalah faktor yang datang dari luar diri si anak. Menurut
Sumadi Suryabrata 1983:249 faktor ini dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Faktor non sosial adalah faktor yang tidak disebabkan oleh sesama manusia, sebagai contoh keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu
pagi, siang, soremalam, tempat, alat-alat pelajaran, dan lain-lain. b. Faktor sosial yaitu faktor yang disebabkan oleh sesama manusia baik
yang hadir secara langsung maupun tidak langsung, misalnya murid- murid yang ramai di sekitar kelas yang sedang pelajaran, orang-orang
yang hilir mudik keluar masuk kamar belajar, adik kecil yang datang mengganggu, dan lain-lain.
Kehadiran orang lain secara tidak langsung juga dapat mengganggu proses belajar misalnya potret, suara radio dan tape merupakan representasi bagi
kehadiran seseorang sehingga perhatian tidak tertuju penuh pada hal yang sedang dipelajari. Dengan berbagai cara faktor-faktor tersebut harus diatur sedemikian
rupa sehingga belajar dapat berlangsung dengan baik.
4. Prestasi Belajar