Supply Chain Industri TPT di Indonesia

42 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 2006 2007 2008 2009 2010 Ju m la h In dus tr i Tahun Industri Serat Fiber Industri Benang Yarn Industri Kain Fabric Industri Pakian Jadi Garment Industri Tekstil lainnya Other Textile 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 2006 2007 2008 2009 2010 Ju m lah In d ustr i Tahun Sumber: Kementerian Perindustrian, 2010 diolah Gambar 10 Perkembangan Jumlah Perusahaan Industri TPT Tahun 2006-2010 Unit Usaha Pada tahun 2007 jumlah perusahaan industri TPT lebih besar dibandingkan dengan tahun yang lainnya yaitu sebanyak 5 700 unit usaha. Namun dengan adanya krisis finansial pada tahun 2008 yang terjadi pada negara tujuan ekspor mengakibatkan jumlah perusahaan semakin berkurang. Pada tahun sebelumnya jumlah perusahaan mencapai 5 700 unit usaha, namun pada tahun 2008 jumlah perusahaan berkurang menjadi 2 702 unit usaha. Sumber: Kementerian Perindustrian, 2010 diolah Gambar 11 Perkembangan Jumlah Perusahaan Subsektor Industri TPT Tahun 2006-2010 Unit Usaha Meningkatnya jumlah perusahaan pada tahun 2007 tidak sebanding dengan penyerapan tenaga kerja. Hal itu dikarenakan jumlah perusahan yang bertambah hanya pada subsektor serat fiber. Pada subsektor serat fiber teknologi yang 43 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 2006 2007 2008 2009 2010 Jum la h T ena ga K erj a Tahun digunakan sepenuhnya otomatis dengan jumlah pekerja yang kecil. Maka dari itu pada tahun 2007 meskipun jumlah perusahaan meningkat, tetapi penyerapan tenaga kerjanya menurun seperti yang terlihat pada Gambar 11. Subsektor yang terkena dampak krisis finansial terbesar pada tahun 2008 adalah subsektor industri pakaian jadi garment menjadi 956 unit usaha, padahal pada tahun 2007 unit usaha subsektor industri pakaian jadi garment mencapai 5 588 unit usaha. Subsektor industri pakaian jadi garment yang paling sedikit membutuhkan modal modal dan skala produksi yang diperlukan tidak terlalu besar menjadikan barrier to entry di industri ini sangat rendah atau dapat dikatakan bersifat easy come easy go . Subsektor pakaian jadi garment tidak memerlukan pabrik dengan nilai investasi yang besar karena akitivitasnya lebih banyak bersifat assembling. Akibatnya siapapun bisa masuk ke industri ini meskipun belum memiliki pengalaman yang cukup di industri. Ketika terjadi kisis ekonomi, subsektor industri pakaian jadi garment menjadi sangat rentan. 4. Jumlah Tenaga Kerja Industri TPT merupakan industri padat karya labour intensive yang memiliki struktur industri lengkap dan terintegrasi dari hulu hingga hilir. Selain sebagai sektor yang padat karya, industri tekstil juga mempunyai peran sosial yang sangat tinggi, dimana selama periode 2006-2010 sebanyak 4.8 juta orang bekerja di sektor industri TPT seperti yang ditunjukan pada Gambar 12. Dalam kurun waktu lima tahun, tren penyerapan tenaga kerja semakin berkurang. Pada tahun 2006 jumlah tenaga kerja yang bekerja pada sektor industri TPT sebesar 1,12 juta orang. Namun pada tahun 2007, jumlah tenaga kerja berkurang menjadi 997 904 orang. Berlanjut pada tahun 2008 jumlah tenaga kerja semakin berkurang menjadi 854 591 orang. Sumber: Kementerian Perindustrian, 2010 diolah Gambar 12 Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Industri TPT Tahun 2006-2010 Orang 44 115,000 120,000 125,000 130,000 135,000 140,000 145,000 150,000 155,000 2006 2007 2008 2009 2010 Ni la i P ro duks i Tahun 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 2006 2007 2008 2009 2010 Ju m lah Ten aga Kerj a Tahun Industri Serat Fiber Industri Benang Yarn Industri Kain Fabric Industri Pakian Jadi Garment Industri Tekstil lainnya Other Textile Jika dilihat berdasarkan perannya dalam penyerapan tenga kerja setiap subsektornya, maka subsektor industri pakaian jadi garment menjadi yang terbesar dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 sebesar 2.81 juta. Pada tahun 2006 subsektor pakaian jadi garment menyerap tenaga kerja sebesar 627 500 orang dan yang terbesar dari pada subsektor lainnya. Terbesar kedua adalah subsektor benang yarn sebesar 263 477 orang. Sumber: Kementerian Perindustrian, 2010 diolah Gambar 13 Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Subsektor Industri Tahun 2006-2010 Orang

5. Nilai Produksi

Potensi pasar Indonesia sangatlah besar dimana jumlah penduduk setiap tahunnya meningkat, sehingga konsumsi produk akhit TPT akan cenderung meningkat. Kuatnya daya beli masyarakat mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga berdampak positif terhadap permintaan kebutuhan akan produk akhir dan terkorelasi terhadap meningkatnya aktifitas Industri terutama industri TPT. Sumber: Kementerian Perindustrian, 2010 diolah Gambar 14 Perkembangan Nilai Produksi Industri TPT Tahun 2006-2010 Juta Rupiah 45 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 2006 2007 2008 2009 2010 Nilai T am b ah Br uto Tahun 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 2006 2007 2008 2009 2010 N il ai Pr odu ks i Tahun Industri Serat Fiber Industri Benang Yarn Industri Kain Fabric Industri Pakian Jadi Garment Industri Tekstil lainnya Other Textile Seperti yang ditunjukan pada Gambar 14, nilai produksi rata-rata industri TPT dalam kurun waktu tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 adalah 20 persen. Tahun 2010 merupakan produksi terbesar industri TPT dengan nilai sebesar Rp 149 miliar. Pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 tren nilai produksi industri TPT cenderung meningkat. Hal tersebut dikarenakan meningkatnya nilai produksi subsektor benang yarn, subsektor pakaian jadi garment, subsektor tekstil lainnya other textile seperti yang terlihat pada Gambar 15. Sumber: Kementerian Perindustrian, 2010 diolah Gambar 15 Perkembangan Nilai Produksi Subsektor Industri TPT Tahun 2006-2010 Juta Rupiah