Nilai Produksi Nilai Tambah

45 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 2006 2007 2008 2009 2010 Nilai T am b ah Br uto Tahun 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 2006 2007 2008 2009 2010 N il ai Pr odu ks i Tahun Industri Serat Fiber Industri Benang Yarn Industri Kain Fabric Industri Pakian Jadi Garment Industri Tekstil lainnya Other Textile Seperti yang ditunjukan pada Gambar 14, nilai produksi rata-rata industri TPT dalam kurun waktu tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 adalah 20 persen. Tahun 2010 merupakan produksi terbesar industri TPT dengan nilai sebesar Rp 149 miliar. Pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 tren nilai produksi industri TPT cenderung meningkat. Hal tersebut dikarenakan meningkatnya nilai produksi subsektor benang yarn, subsektor pakaian jadi garment, subsektor tekstil lainnya other textile seperti yang terlihat pada Gambar 15. Sumber: Kementerian Perindustrian, 2010 diolah Gambar 15 Perkembangan Nilai Produksi Subsektor Industri TPT Tahun 2006-2010 Juta Rupiah

6. Nilai Tambah

Sektor industri TPT merupakan industri yang mampu menghasilkan produk dengan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan produk-produk dari sektor lainnya. Hal ini dikarenakan sektor industri TPT memiliki variasi produk yang sangat beragam dan mampu memberikan manfaat marginal yang tinggi kepada konsumennya Asmara, 2012. Sumber: Kementerian Perindustrian, 2010 diolah Gambar 16 Perkembangan Nilai Tambah Industri TPT Tahun 2006-2010 Juta Rupiah 46 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 2006 2007 2008 2009 2010 Ni la i T am b ah B rut o Tahun Industri Serat Fiber Industri Benang Yarn Industri Kain Fabric Industri Pakian Jadi Garment Industri Tekstil lainnya Other Textile Dalam pengadaan nilai tambah untuk industri TPT, tahun 2010 nilai tambahnya terbesar dibandingkan tahun yang lainnya sebesar Rp 70 miliar seperti yang ditunjukan pada Gambar 16. Nilai tambahnya pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp 58 miliar. Namun karena terjadi krisis finansial pada tahun 2008 terjadi penurunan nilai tambah menjadi Rp 54 triliun, ini merupakan dampak dari krisis finansial yang terjadi pada negara tujuan ekspor. Sumber: Kementerian Perindustrian, 2010 diolah Gambar 17 Perkembangan Nilai Tambah Subsektor Industri TPT Tahun 2006-2010 Juta Rupiah Berdasarkan Gambar 17, pada tahun 2006 subsektor industri TPT yang mempunyai nilai tambah terbesar adalah subsektor benang yarn dengan nilai Rp 20 miliar. Sedangkan pada tahun 2007 nilai tambah terbesar adalah subsektor pakaian jadi garment dengan nilai Rp 21 triliun. Untuk subsektor benang yarn, tahun 2007-2008 terjadi penurunan sampai nilai tambah menjadi Rp 16 triliun. ini merupakan akibat dari krisis finansial yang terjadi pada negara tujuan ekspor. Berbeda dengan subsektor benang yarn, pada subsektor pakaian jadi garment setiap tahunnya mengalami peningkatan untuk nilai tambah.

7. Net Ekspor X-M

Dua faktor utama penentu nilai perdagangan internasional adalah volume komoditas yang diperdagangkan dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada kurun waktu tertentu. Hal yang sama juga berlaku untuk industri TPT di Indonesia. Perubahan baik ekspor maupun impor serta adanya perubahan kurs rupiah dan dolar Amerika Serikat menyebabkan perubahan nilai perdangangan ekspor dan impor industri TPT di Indonesia Asmara, 2012. Gambar 18 menunjukan perkembangan net ekspor subsektor industri TPT Indonesia pada tahun 2007-2011. Setiap tahunnya net ekspor mengalami fluktiasi, pada tahun 2007 semua subsektor net ekspornya positif, sedangkan pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 hanya subsektor kain fabric dan subsektor tekstil lainnya other textile yang mempunyai nilai net ekspor negatif. Untuk subsektor tekstil lainnya other textile net ekspornya hanya negatif pada tahun 2011 sebesar -86 828 juta US. Untuk net ekspor negatif terbesar terjadi pada tahun 2011 sebesar -2 395 723 juta US. Hal ini menunjukan bahwa jumlah impor untuk subsektor kain fabric lebih besar 47 -4,000,000 -2,000,000 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 2007 2008 2009 2010 2011 Net E k sp ort Tahun Industri Serat Fiber Industri Benang Yarn Industri Kain Industri Pakian Jadi Garment Industri Tekstil lainnya Other Textile dibandingkan dengan jumlah ekspornya. Sedangkan untuk net ekspor positif terbesar pada tahun 2009 sampai tahun 2011 adalah subsektor pakaian jadi garment sebesar 7 148 027 juta US. Sumber: Kementerian Perindustrian, 2011diolah Gambar 18 Perkembangan Net Ekspor Industri TPT Tahun 2007-2011 Ribu US PEMBAHASAN Peran Sektor Industri TPT Terhadap Perekonomian Indonesia Analisis Tabel Input-Output Indonesia tahun 2005 klasifikasi 175 sektor agregasi 19 sektor dan Tabel Input-Output tahun 2008 klasifikasi 66 sektor agregasi 15 sektor memperlihatkan gambaran secara menyeluruh mengenai struktur permintaan, struktur konsumsi rumah tangga dan pemerintah, struktur investasi, struktur ekspor dan impor, struktur nilai tambah bruto, dan sturktur output sektor, serta dampak pertumbuhan investasi terhadap sektor industri TPT dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Struktur Permintaan Sturktur permintaan terdiri dari permintaan antara, permintaan akhir, dan permintaan total. Permintaan antara merupakan penjumlahan permintaan output dari suatu sektor yang akan digunakan sebagai input untuk sektor lainnya. Permintaan akhir merupakan permintaan atas barang dan jasa yang digunakan untuk konsumsi akhir mencakup barang dan jada yang digunakan untuk kegiatan konsumsi. Sedangkan permintaan total merupakan penjumlahan antara permintaan antara dan permintaan akhir. Hasil olahan Tabel Input-Output Indonesia tahun 2008 menunjukan bahwa total permintaan barang dan jasa Indonesia adalah sebesar Rp11 681 triliun. Nilai