BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian.
Kelurahan Martubung adalah salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan, dengan luas wilayah 800 Ha yang terdiri dari 7 lingkungan dengan
batas-batas wilayah, sebagai berikut : • Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Pekan Labuhan.
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sei Mati. • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Besar.
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Rengas Pulau.
4.1.1. Demografi
Kelurahan Martubung mempunyai penduduk sebanyak 12.578 jiwa, yang terdiri dari laki-laki, 5651 jiwa dan wanita 6927 data demografi Kelurahan Martubung, dengan
jumlah kepala keluarga sebanyak 2600 KK. Untuk lingkungan IV Kelurahan Martubung jumlah populasi penduduk tidak diketahui.
4.2 Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini mencakup umur menikah, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan alasan menikah.
Tabel 4.1 Karakteristik Responden di Kelurahan Marubung Kecamatan Medan Labuhan.
No. Karakteristik Responden
Jumlah n Persentase
1 Umur
15-19 36
72,0 20-24
14 28,0
Jumlah 50
100,0
2 Pendidikan
Tidak Sekolah 5
10,0 SD
16 32,0
SMP 21
42,0 SMA
18 36,0
Jumlah 50
100,0
3 Pekerjaan
IRT 50
100
Jumlah 50
100,0
4 Pendapatan
1.505.850 40
80,0 1.505.850
10 20,0
Jumlah 50
100,0
5 Alasan Menikah
Keinginan sendiri 38
76,0
Permintaan pasangan suami 8
16,0 Orang tua
4 8,0
Jumlah 50
100,0
Berdasarkan tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan umur menikah di Kelurahan Martubung terbanyak adalah umur 15 sampai 19 tahun yaitu 36 responden
72,0 dan umur 20 sampai 24 tahun yaitu 14 responden 28,0, karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Kelurahan Martubung terbanyak adalah SMA yaitu
18 36,0 dan SMP yaitu 21 responden 42,0, 100 responden adalah Ibu Rumah Tangga IRT, karakteristik responden berdasarkan pendapatan di Kelurahan Martubung
terbanyak adalah 1.505.850 yaitu 40 responden 80,0 dan 1.505.850 yaitu 10 responden 20,0, karakteristik responden berdasarkan alasan menikah di Kelurahan
Martubung terbanyak adalah keinginan sendiri yaitu 38 responden 76,0 dan permintaan pasangan suami yaitu 8 responden 16,0.
4.3. Faktor Pengetahuan Responden Terhadap Pernikahan Dini Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Terhadap Pernikahan Dini
No Pertanyaan
Jawaban A
B C
n n
n
1 Perkawinan menurut UU No. 1
Tahun 1974 17
34,0 12
24,0 21
42,0
2 Penentuan batas waktu umur untuk
pernikahan 6
12,0 16
32,0 28
56,0
3 Pernikahan dini merupakan
4 8,0
18 36,0
28 56,0
4 Dampak dari pernikahan dini bagi
kesehatan 22
44,0 13
26,0 15
30,0
5 Pernikahan dini bertentangan
dengan undang-undang 27
54,0 4
8,0 19
38,0 6
Menikah pada usia dibawah 20 tahun akan mengalami banyak
masalah 20
40,0 13
26,0 17
34,0
7 Pernikahan dini dapat mengurangi
keharmonisan keluarga 24
48,0 8
16,0 18
36,0
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pilihan responden tentang pengetahuan ibu rumah tangga yang melakukan nikah dini diidentifikasi dengan 10
pertanyaan. Responden yang menjawab benar pada pertanyaan pengetahuan wanita terhadap perkawinan menurut UU No. 1 Tahun 1974 sebanyak 17 responden 36,0.
Responden yang menjawab benar pada pertanyaan kesiapan fisik dan mental pria dan wanita untuk batas waktu menikah sebanyak 6 responden 12,0. Responden yang
menjawab benar pada pertanyaan pengertian menikah dini yaitu sebuah perkawinan dibawah umur 20 tahun yang target persiapannya belum dikatakan maksimal baik fisik,
mental, dan materil sebanyak 4 responden 8,0. Responden yang menjawab benar pada pertanyaan kehamilan yang berisiko
akibat dari menikah dini sebanyak 13 responden 26,0. Responden yang menjawab benarpada pertanyaan pernikahan dini bertentangan dengan perlindunga anak sebanyak 4
responden 8,0. Responden yang menjawab benar pada pertanyaan masalah kesuburan, psikologis, mental dan ekonomi sebagai masalah yang banyak terjadi bagi perempuan
yang menikah dibawah umur 20 tahun sebanyak 13 responden 26,0. Responden yang menjawab benar pada pertanyaan pernikahan dini dapat mengurangi keharmonisan
keluarga sebanyak 8 responden 16,0.
Berdasarkan jawaban responden tentang pengetahuan responden tentang nikah dini dikategorikan menjadi dua kategori yaitu :
Tabel 4.3. Distribusi Kategori Pengetahuan Responden di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan.
No Kategori Pengetahuan
Jumlah n Persentase
1 Baik
32 64.0
2 Kurang
18 36.0
Jumlah 50
100,0
Berdasarkan tabel 4.3 mengenai kategori pengetahuan responden dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan baik ada sebanyak 32
responden 64,0, kategori kurang ada sebanyak 18 responden 36,0.
4.4. Faktor Ekonomi Responden Terhadap Pernikahan Dini Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Ekonomi Responden Terhadap Pernikahan Dini
No. Ekonomi
Jawaban Ya
Tidak n
N
1. Sebelum Anda menikah dini, orang tua
kurang mampu memenuhi kebutuhan pokok keluarga.
30 60,0
20 40,0
2. Menikah di usia dini merupakan cara
Anda untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.
34 68,0
16 32,0
3. Menikah di usia dini merupakan cara
Anda membantu ekonomi keluarga. 30
60,0 20
40,0 4.
Menikah di usia dini merupakan cara Anda bertahan hidup.
36 72,0
16 28,0
5. Apakah sebelum anda menikah,
keluarga anda memiliki masalah 30
60,0 20
40,0
ekonomi?
6. Apakah dengan menikah dini dapat
mengatasi masalah ekonomi tersebut? 38
76,0 24
50,0 7.
Dengan menikah dini pertumbuhan ekonomi anda akan membaik?
30 60,0
20 20,0
8. Apakah dengan menikah dini dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari? 34
68,0 16
42,0 9.
Menikah dini dapat menambah rezeki 21
42,0 29
48,0 10.
Apakah dengan menikah dini hidup Anda sejahtera?
25 50,0
25 50,0
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pilihan responden tentang pengetahuan ibu rumah tangga yang melakukan nikah dini diidentifikasi dengan 10
pertanyaan. Responden yang menjawab benar pada pernyataan sebelum menikah dini orang tua kurang mampu memenuhi kebutuhan pokok keluarga sebanyak 30 responden
60,0. Responden menjawab benar pada pernyataan nikah dini merupakan cara untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik sebanyak 34 responden 68,0. Pernyataan
nikah dini merupakan cara membantu ekonomi keluarga, responden yang menjawab benar sebanyak 30 responden 60,0. Pernyataan nikah dini merupakan cara bertahan
hidup, responden yang menjawab benar sebanyak 36 responden 72,0. Pernyataan sebelum menikah memiliki masalah ekonomi, responden yang menjawab benar sebanyak
30 responden 60,0. Pernyataan apakah dengan menikah dapat mengatasi masalah ekonomi tersebut?,
responden yang menjawab benar sebanyak 38 responden 76,0. Pernyataan dengan menikah dini ekonomi anda akan membaik, responden yang menjawab benar sebanyak
30 orang 60,0. Pernyataan dengan menikah dini dapat memenuhi kebutuhan sehari- hari, responden yang menjawab benar sebanyak 34 responden 68,0. Pernyataan
menikah dini dapat menambah rezeki, responden yang menjawab benar sebanyak 21 responden 42,0. Pernyataan dengan menikah dini hidup sejahtera?, responden yang
menjawab benar dan yang menjawab tidak sebanyak 25 orang 50,0. Berdasarkan pernyaataan responden tentang ekonomi responden terhadap nikah
dini dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu
Tabel 4.5. Distribusi Kategori Ekonomi Responden di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan.
No Kategori Ekonomi
Jumlah n Pesentase
1 Baik
34 68,0
2 Kurang
16 32,0
Jumlah 50
100,0
Berdasarkan tabel 4.5 distribusi kategori ekonomi responden di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan, kategori baik sebanyak 20 responden 40,0
dan kategori kurang sebanyak 30 responden 60,0.
4.5. Faktor Sosial Budaya Responden Terhadap Pernikahan Dini Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Sosial Budaya Responden Terhadap Pernikahan
Dini
No. Sosial
Budaya 15 – 19 tahun
To tal
20 – 24 tahun T
ot al
Ya Tidak
Ya Tidak
n n
n n
1. Menikah di
usia tua menandakan
15 58,3
21 41,7
36 0,0
14 100
14
sebagai perempuan
yang tidak laku
2. Tidak
menikah di usia dini
merupakan aib keluarga
12 24,0 24
66,7 36
0,0 14
100 14
3. Menikah di
usia dini merupakan
cara mematuhi
tradisi 32
88,9 4
11,1 36
5 35,7
9 64,3
14
4.
Pada usia 14- 16 tahun jika
menolak lamaran akan
menjadi perawan tua
dan tidak laku untuk
menikah.
34 94,4
2 5,6
36 7
50,0 7
50,0 14
5. Menikah di
usia dini merupakan
cara anda menjadi
individu yang dewasa
31 86,1
5 13,9
36 3
21,4 11
78,6 14
No
Sosial Budaya
15-19 tahun Tot
al 20-24 tahun
Tot al
Ya Tidak
Ya Tidak
n n
n n
6.
Dengan menikah akan
meningkatkan rejeki
15 41,7
21 58,3
36 0,0
14 100
14
7. Menurut adat
istiadat setempat,
menikahkan anaknya
sesudah tamat sekolah
adalah kebiasaan.
15 41,7
35 58,3
36 0,0
14 100
14
8. Dalam
budaya, anak perempuan
tidak diperbolehkan
meneruskan pendidikan
yang tinggi karena
bisa menyebabkan
perawan tua 4
11,1 32
88,9 36
0,0 14
100 14
9. Menikah di
usia dini dapat menghindarka
n dari hal yang dilarang
agama. 35
97,2 1
2,8 36
8 57,1
6 42,9
14
10. Menikah di
usia dini membuat
saudarasauda ri menjadi
individu yang 36
100, 0,0
36 14
100 0,0
14
lebih dipandang
dalam masyarakat
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pilihan responden tentang sosial budaya ibu rumah tangga yang melakukan nikah dini diidentifikasi dengan 10
pertanyaan. Responden yang menjawab benar pada pernyataan menikah di usia tua menandakan sebagai perempuan yang tidak laku pada kategori usia 15-19 tahun sebanyak
15 responden 58,3 dan responden yang menjawab benar pada kategori usia 20-24 tahun sebanyak 0 responden 0. Pada pernyataan tidak menikah di usia dini
merupakan aib keluarga pada kategori usia 15-19 tahun sebanyak 12 responden 24,0 dan 0 responden 0 yang menjawab benar pada kategori 20-24 tahun. Responden yang
menjawab benar pada pernyataan menikah di usia dini merupakan cara mematuhi tradisi 32 responden 88,9 dan yang menjawab benar pada kategori umur 20-24 tahun
sebanyak 5 responden 35,7. Responden yang menjawab benar pada pernyataan
Pada usia 14-16 tahun jika menolak lamaran akan menjadi perawan tua dan tidak laku untuk
menikah pada kategori umur 15-19 tahun sebanyak
34 responden 94,4 dan yang menjawab benar pada kategori usia 20-24 tahun sebanyak 7 responden 50,0.
Responden yang menjawab benar pada pernyataan menikah di usia dini merupakan cara anda menjadi individu yang dewasa pada kategori usia 15-19 tahun sebanyak
31 responden 86,1 dan yang menjawab benar pada kategori usia 20-24 tahun sebanyak 3
responden 21,4. Responden yang menjawab benar pada pernyataan Dengan menikah akan
meningkatkan rejeki pada kategori usia 15-19 tahun
sebanyak 15 responden 41,7 dan yang menjawab benar pada kategori usia 20-24 tahun sebanyak 0 responden 0.
Responden yang menjawab benar pada pernyataan menurut adat istiadat yang berlaku di wilayah setempat menikahkan anaknya sesudah tamat sekolah merupakan suatu
kebiasaan pada kategori usia 15-19 tahun sebanyak 15 responden 41,7 dan yang menjawab benar pada kategori usia 20-24 tahun sebanyak 0 responden 0. Responden
yang menjawab benar pada pernyataan dalam budaya, anak perempuan tidak diperbolehkan meneruskan pendidikan yang lebih tinggi karena bisa menyebabkan
perawan tua pada kategori usia 15-19 tahun sebanyak 4 responden 11,1 dan responden yang menjawab benar pada kategori usia 20-24 tahun sebanyak 0 responden
0. Responden yang menjawab benar pada pernyataan menikah di usia dini dapat menghindarkan dari hal-hal yang dilarang agama sebanyak 35 responden 97,2 dan
yang menjawab benar pada kategori usia 20-24 tahun sebanyak 8 responden 57,1. 100 responden pada kategori usia 15-19 tahun menjawab benar pada pernyataan
menikah di usia dini membuat saudarasaudari menjadi individu yang lebih dipandang dalam masyarakat dan 100 responden menjawab benar pada kategori usia 20-24 tahun.
Berdasarkan pernyaataan responden tentang sosial budaya responden terhadap nikah dini dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu :
Tabel 4.7. Distribusi Kategori Sosial Budaya Responden di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan.
No Kategori Sosial Budaya
Jumlah n Persentase
1 Tinggi
34 68.0
2 Rendah
16 32,0
Jumlah 50
100,0
Berdasarkan tabel 4.7 distribusi kategori sosial budaya responden di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan, kategori baik sebanyak 34 responden 68,0
dan kategori kurang sebanyak 16 responden 32,0.
4.6. Hubungan Antara Pendidikan, Pengetahuan, Ekonomi, dan Sosial Budaya Terhadap Pernikahan Dini.
Tabel 4.8. Distribusi Hubungan Pendidikan, Pengetahuan, Ekonomi, dan Sosial Budaya Terhadap Pernikahan Dini. di Kelurahan Martubung
Kecamatan Medan Labuhan.
Variabel Pernikahan Dini Pada Remaja Usia 15-19 Tahun
P-Value Tingkat Hubungan
Pendidikan 0,965
Tidak Ada Hubungan Pengetahuan
0,005 Ada Hubungan
Ekonomi 0,215
Tidak Ada Hubungan Sosial Budaya
0,001 Ada Hubungan
Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa faktor pendidikan memiliki p-value sebesar 0,965 dan tidak ada hubungan terhadap pernikahan dini. Faktor pengetahuan yang
memiliki p-value sebesar 0,005 dan terdapat hubungan terhadap pernikahan dini. Faktor ekonomi yang memiliki p-value sebesar 0,215 dan tidak ada hubungan dengan
pernikahan dini. Sosial budaya yang memiliki p-value sebesar 0,001 dan ada hubungan terhadap pernikahan dini
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden
Responden yang menjadi subjek dalam penelitian ini merupakan wanita yang telah menikah pada usia 15-19 tahun di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan
Labuhan yang dimana dari 50 sampel terdapat 36 orang 72,0 responden yang menikah pada usia 15-19 tahun dan 14 orang 28,0 responden menikah pada usia 20-
24 tahun, terdapat 5 orang 10,0 tidak sekolah, tamat SD 16 orang 32,0, tamat SMP 21 orang 42,0 dan tamat SMA 18 orang 36,0. Dari 50 responden 100
merupakan Ibu Rumah Tangga IRT. Dari 50 responden, 40 orang pendapatan perbulannya di atas UMR yaitu 1.505.850 dan 10 orang di bawah UMR yaitu
1.505,850. Dan dari keseluruhan responden alasan menikah dengan keinginan sendiri terdiri dari 38 orang 76,0, permintaan pasangan suami 8 orang16,0 dan
keinginan orang tua 4 orang 8,0.
5.2. Pengetahuan Responden Tentang Nikah Dini
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dimana perilaku terdiri dari
persepsi perception, respon terpimpin guided respons, mekanisme mechanisme, adaptasi adaptation Notoatmodjo, 2003.
Pengetahuan knowledge adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what” yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sekian besar dipengaruhi oleh mata dan
telinga.Notoatmodjo, 2010