Dampak Akibat Pernikahan Dini

keinginannya untuk melanjutkan sekolah lagi atau menempuh pendidikan yang lebih tinggi tidak akan tercapai. Hal tersebut dapat terjadi karena motivasi belajar yang dimiliki seseorang tersebut akan mulai mengendur karena banyaknya tugas yang harus mereka lakukan setelah menikah. Dengan kata lain, pernikahan dini dapat menghambat terjadinya proses pendidikan dan pembelajaran. Selain itu belum lagi masalah ketenagakerjaan, seperti realita yang ada di dalam masyarakat, seseorang yang mempunyai pendidikan rendah hanya dapat bekerja sebagai buruh saja. Dengan demikian dia tidak dapat mengeksplor kemampuan yang dimilikinya. b. Segi Kesehatan Perempuan yang menikah di bawah umur 20 tahun mempunyai resiko terhadap alat reproduksinya sekalipun ia sudah mengalami menstruasi atau haid karena pada masa remaja ini, alat reproduksinya belum matang untuk melakukan fungsinya. Rahim uterus baru siap melakukan fungsinya setelah umur di atas 20 tahun sampai dengan usia 35 tahun, karena pada masa ini fungsi hormonal melewati masa yang maksimal. Pada usia 14-18 tahun, perkembangan otot-otot rahim belum cukup baik kekuatan dan kontraksinya sehingga jika terjadi kehamilan rahim dapat rupture robek. Pada usia 14-19 tahun, sistem hormonal belum stabil, kehamilan menjadi tak stabil, mudah terjadi pendarahan dan terjadilah abortus atau kematian janin. Usia kehamilan terlalu dini dari persalinan memperpanjang rentang usia reproduksi aktif. Ada dua dampak medis yang ditimbulkan oleh pernikahan usia dini ini, yakni 1. Kanker Leher Rahim Dalam laporan WHO kanker leher rahim setidaknya sudah merenggut jiwa wanita hingga 5 juta, sedangkan di Indonesia walaupun belum jelas berapa angka pastinya, diperkirakan 90-100 jiwa dari 100 ribu penduduk mengindap kanker leher rahim. Hal ini menjadikan kanker leher rahim pembunuh wanita nomer dua setelah kanker payudara. Perkawinan dalam usia muda merupakan salah satu faktor yang menyebabkan keganasan mulut rahim. Kanker serviks adalah kanker yang menyerang bagian ujung bawah rahim yang menonjol ke vagina. Kanker serviks merupakan kanker yang berasal dari leher rahim ataupun mulut rahim yang tumbuh dan berkembang dari serviks, dapat menembus keluar serviks sehingga tumbuh di luar serviks bahkan terus tumbuh sampai dinding panggul. Pada usia remaja, sel- sel leher rahim belum matang. Kalau terpapar human papiloma virus atau HPV pertumbuhan sel akan menyimpang menjadi kanker. Sekitar 70 – 80 dari pengidap kanker serviks disebabkan oleh virus HPV 16 dan HPV 18 sebagai penyebab utamanya. Infeksi HPV paling sering terjadi pada kalangan dewasa muda 18-28 tahun. Perkembangan HPV ke arah kanker serviks pada infeksi pertama tergantung dari jenis HPV-nya. HPV tipe risiko rendah atau tinggi dapat menyebabkan kelainan yang disebut pra-kanker. 2. Resiko Tinggi Ibu Hamil Dilihat dari segi kesehatan, pasangan usia muda dapat berpengaruh pada tingginya angka kematian ibu yang melahirkan, kematian bayi serta berpengaruh pada rendahnya derajat kesehatan ibu dan anak. Menurut ilmu kesehatan, bahwa usia yang kecil resikonya dalam melahirkan adalah antara usia 20-35 tahun, artinya melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun mengandung resiko tinggi. Ibu hamil usia 20 tahun ke bawah sering mengalami prematuritas lahir sebelum waktunya besar kemungkinan cacat bawaan, fisik maupun mental, kebutaan dan ketulian, berisiko pada kematian, pendarahan, keguguran, hamil anggur. Selain itu, risiko kematian akibat keracunan kehamilan juga banyak terjadi pada wanita yang melahirkan di usia dini. Salah satunya penyebab keracunan kehamilan ini adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Remaja tahap awal beresiko paling besar untuk menghadapi masalah dalam masa hamil dan melahirkan anak, BBLR, kematian bayi dan abortus, remaja tahap awal cenderung memulai perawatan prenatal lebih lambat daripada remaja berusia lebih tua dan wanita dewasa, mereka memiliki resiko tinggi. Dengan demikian, dilihat dari segi medis, pernikahan dini akan membawa banyak kerugian. Bahkan pernikahan dini bisa dikategorikan sebagai bentuk kekerasan psikis dan seks bagi anak, yang kemudian dapat mengalami trauma. c. Segi Psikologi Menurut para psosiolog, ditinjau dari sisi sosial, pernikahan dini dapat mengurangi harmonisasi keluarga. Hal ini disebabkan oleh emosi yang masih labil, gejolak darah muda, dan cara pikir yang belum matang. Melihat pernikahan dini dari berbagai aspeknya memang mempunyai banyak dampak negatif. Oleh karenanya, pemerintah hanya mentolerir pernikahan di atas umur 19 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita. 2.3 Remaja 2.3.1 Pengertian Remaja Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru termasuk pengalaman berinteraksi dengan lawan jenis sebagai bekal untuk mengisi kehidupan kelak. Remaja selalu berusaha untuk menemukan pengalaman baru karena rasa keingintahuan yang besar dari remaja. Sayangnya, banyak di antara mereka yang tidak sadar bahwa terkadang pengalaman yang menyenangkan justru dapat menjerumuskan. Dalam masa remaja terjadi masa strom and stress di mana terjadi pergolakan emosi yang disebabkan karena perubahan fisik dan perubahan psikis yang cepat. Pergolakan emosi yang terjadi ini akan berpengaruh terhadap munculnya perilaku. Beberapa pengertian tentang remaja: a. Menurut Daradjat 2003 remaja adalah anak yang ada pada masa peralihan di antara masa anak-anak dan masa dewasa dimana anak-anak mengalami perubahan cepat di segala bidang. Mereka bukan lagi anak-anak, baik bentuk badan, sikap dan cara berpikir dan bertindak, tetapi bukan orang dewasa yang telah matang. b. Menurut WHO remaja adalah usia 12 tahun sampai 24 tahun. Namun jika pada usia remaja sudah menikah maka ia tergolong dalam dewasa, atau bukan lagi remaja. Sebaliknya jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih bergantung pada orngtua tidak mandiri maka dimasukkan dalam remaja. c. Menurut Konopka 1973 yang dikutip Pikunas 1976 menjelaskan bahwa masa remaja dimulai pada usia 12 tahun dan diakhiri pada usia 15 tahun. d. Menurut Monks 1998 remaja berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun dengan pembagian 12-15 tahun masa muda awal, 15-18 tahun masa muda pertengahan, 18- 21 tahun masa muda akhir. e. Menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah. f. Menurut Stanley Hall dalam Santrock 2003, usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. g. Menurut Papalia dan Olds 2001, masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal 21 tahun. h. Menurut bkkbn Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi, batasan usia remaja adalah 10-21 tahun. i. Menurut Soetjiningsih 2004, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual dalam tumbuh kembang menuju dewasa, semua remaja akan melewati tahapan berikut: 1. Masa remaja awaldini early adolescence: umur 11-13 tahun 2. Masa remaja pertengahan middle adolescence: umur 14-16 tahun 3. Masa remaja lanjut late adolescence: umur 17-20 tahun. j. Menurut Sarwono 2006, batasan usia remaja adalah usia 11 sampai 24 tahun dan belum menikah, dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai nampak.