Menikah Dini Merupakan Cara Menjadi Individu Yang Dewasa.

5.4.4. Menikah Dini Dapat Terhindar Dari Hal Yang Dilarang Agama.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 35 responden 97,2,0 pada kategori usia 15-19 tahun menyatakan pernikahan dini akan menjauhkan mereka dari perbuatan yang dilarang agama, dan 8 responden 57,1 pada kategori usia 20-24 tahun mengatakan hal yang sama. Responden di Kelurahan Martubung beranggapan dengan menikah sedini mungkin akan menghindarkan hal-hal yang dilarang agama seperti seks bebas yang mengakibatkan hamil diluar nikah yang akan menjadi aib keluarga. Hal ini sesuai dengan pernyataan RT Akhmad Jayadiningrat yaitu pernikahan dini disebabkan karena latar belakang agama. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Darnita 2013 di Lhok Kaju bahwa pernikahan dini terjadi karena adanya budaya dimasyarakat bahwa dengan menikah dini dapat terhindar dari hal yang dilarang agama. Dengan penjelasan tersebut, peneliti berasumsi bahwa tingginya faktor sosial budaya remaja menyebabkan mereka berpendapat dengan menikah dini dapat terhindar dari hal yang dilarang agama. Maka dapat disimpulkan ada hubungan faktor sosial budaya dengan pernikahan dini di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan.

5.4.5. Individu Yang Menikah Dini Akan Dipandang Di Masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 36 responden 100 pada kategori usia 15-19 tahun dan 14 responden 100 pada kategori usia 20-24 tahun menganggap bahwa dengan menikah di usia dini, mereka akan dipandang di masyarakat karena dianggap telah mematuhi tradisi dan terhindar dari aib perawan tua. Masyarakat di Kelurahan Martubung manganggap gadis yang sudah menikah berarti sudah laku dan akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik, dan gadis yang sudah menikah akan diajak ikut serta dalam arisan yang dianggap oleh remaja setempat akan lebih dipandang. Sebagaimana yang dikatakan oleh Alfiah 2010 dalam Jannah 2011 salah satu faktor yang memengaruhi pernikahan dini adalah faktor adat, dimana dalam adat setempat memercayai apabila anak perempuannya tidak segera menikah akan memalukan keluarga karena dianggap tidak laku dalam lingkungannya. Hal ini sesuai dengan penelitian Darnita 2013 di Lhok Kaju bahwa ada hubungan antar budaya dengan kejadian pernikahan dini. Maka, dengan kata lain dapat diasumsikan bahwa tingginya faktor sosial budaya remaja menyebabkan mereka berpendapat bahwa dengan menikah dini akan dipandang di masyarakat. Maka dapat disimpulkan ada hubungan faktor sosial budaya dengan pernikahan dini di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan. Berdasarkan penjabaran dari hasil penelitian mengenai faktor sosial budaya, peneliti berasumsi bahwa secara keseluruhan pengaruh sosial budaya terhadap pernikahan dini tergolong tinggi sehingga menyebabkan tingginya kejadian pernikahan dini di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan. Maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara faktor sosial budaya remaja dengan pernikahan dini. Hal ini didukung dengan hasil uji chi square dimana nilai p-value sebesar 0,001 0,05.