Maka, dari hasil tersebut dapat diasumsikan bahwa tingginya faktor sosial budaya remaja menyebabkan mereka berpendapat bahwa menikah dini merupakan cara
mematuhi tradisi. Maka dapat disimpulkan ada hubungan faktor sosial budaya dengan pernikahan dini di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan.
5.4.3. Menikah Dini Merupakan Cara Menjadi Individu Yang Dewasa.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 31 responden 86,1 pada kategori usia 15-19 tahun menyatakan pernikahan dini akan membuat mereka menjadi
dewasa, dan sebanyak 3 responden 21,4 pada kategori usia 20-24 tahun menyatakan pernikahan dini akan membuat mereka menjadi dewasa. Kepercayaan yang berkembang
di masyarakat Kelurahan Martubung adalah dengan berbagai masalah yang akan dihadapi dalam keluarga akan menjadikan mereka lebih dewasa.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Rotinson dalam Koentjaraningrat 2006 bahwa kepercayaan merupakan harapan seseorang atas suatu tindakan. Begitu pula dengan
remaja di Kelurahan Martubung, mereka berharap akan menjadi lebih dewasa setelah menikah. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Fatmawati 2009 di Kecamatan Sragi
Kabupaten Pekalongan yaitu terdapat hubungan antara sosial budaya dengan kejadian pernikahan dini.
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa tingginya faktor sosial budaya remaja menyebabkan mereka berpendapat dengan menikah dini akan menjadi individu yng
dewasa. Maka dapat disimpulkan ada hubungan faktor sosial budaya dengan pernikahan dini di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan.
5.4.4. Menikah Dini Dapat Terhindar Dari Hal Yang Dilarang Agama.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 35 responden 97,2,0 pada kategori usia 15-19 tahun menyatakan pernikahan dini akan menjauhkan mereka dari
perbuatan yang dilarang agama, dan 8 responden 57,1 pada kategori usia 20-24 tahun mengatakan hal yang sama. Responden di Kelurahan Martubung beranggapan dengan
menikah sedini mungkin akan menghindarkan hal-hal yang dilarang agama seperti seks bebas yang mengakibatkan hamil diluar nikah yang akan menjadi aib keluarga.
Hal ini sesuai dengan pernyataan RT Akhmad Jayadiningrat yaitu pernikahan dini disebabkan karena latar belakang agama. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Darnita
2013 di Lhok Kaju bahwa pernikahan dini terjadi karena adanya budaya dimasyarakat bahwa dengan menikah dini dapat terhindar dari hal yang dilarang agama.
Dengan penjelasan tersebut, peneliti berasumsi bahwa tingginya faktor sosial budaya remaja menyebabkan mereka berpendapat dengan menikah dini dapat terhindar
dari hal yang dilarang agama. Maka dapat disimpulkan ada hubungan faktor sosial budaya dengan pernikahan dini di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan.
5.4.5. Individu Yang Menikah Dini Akan Dipandang Di Masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 36 responden 100 pada kategori usia 15-19 tahun dan 14 responden 100 pada kategori usia 20-24 tahun
menganggap bahwa dengan menikah di usia dini, mereka akan dipandang di masyarakat karena dianggap telah mematuhi tradisi dan terhindar dari aib perawan tua. Masyarakat di
Kelurahan Martubung manganggap gadis yang sudah menikah berarti sudah laku dan akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik, dan gadis yang sudah menikah akan diajak
ikut serta dalam arisan yang dianggap oleh remaja setempat akan lebih dipandang.