Rumusan Masalah Manfaat Penelitian

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor sosial budaya yang mempengaruhi pernikahan dini pada remaja usia 15-19 tahun di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan terhadap terjadinya pernikahan dini pada remaja usia 15-19 tahun di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2014. b. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terhadap pernikahan dini pada remaja usia 15-19 tahun di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2014. c. Untuk mengetahui hubungan faktor ekonomi terhadap pernikahan dini pada remaja usia 15-19 tahun di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2014. d. Untuk mengetahui hubungan faktor adat istiadat dan kebudayaan terhadap pernikahan dini pada remaja usia 15-19 tahun di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2014.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi petinggi desa untuk merencanakan pengadaan kerjasama dengan instansi yang terkait instansi pendidikan, kesehatan, agama, lembaga swadaya masyarakat dalam rangka menurunkan angka pernikahan pada usia muda di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan. 2. Sebagai bahan informasi dan pembelajaran untuk peneliti lain. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sosial Budaya 2.1.1 Pengertian Sosial Budaya Sosial berasal dari kata ”socius” yang berarti segala sesuatu yang lahir, tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan secara bersama-sama. Menurut Enda 2010, sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan. Sedangkan menurut Daryanto 1998 yang dikutip Naibaho 2012, sosial merupakan sesuatu yang menyangkut aspek hidup masyarakat. Menurut Taylor 1989, budaya adalah keyakinan dan perilaku yang diaturkan atau diajarkan manusia kepada generasi berikutnya. Sedangkan menurut Sir Eduarel Baylor 1871 dalam Andrew dan Boyle 1995, budaya adalah sesuatu yang kompleks yang mengandung pengetahuan, kepercaayaan seni, moral, hukum, kebiasaan, dan kecakapan lain yang merupakan kebiasaan manusia sebagai anggota komunikasi setempat. Menurut Koentjoroningrat 1998, budaya berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekerti. Sedangkan menurut Larry dkk kebudayaan dapat berarti simpanan akumulatif dari pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, pilihan waktu, peranan, relasi ruang, konsep yang luas, dan objek material atau kepemilikan yang dimiliki dan dipertahankan oleh sekelompok orang atau suatu generasi. Namun jika dilihat dari asal katanya, Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu “buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari buddhi budi atau akal diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Menurut Muhammad 1996 yang dikutip Naibaho 2012, kondisi sosial budaya adat istiadat dan kondisi lingkungan kondisi geografis berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi. Situasi budaya dalam hal ini adat istiadat saat ini, memang tidak kondusif untuk help seeking behavior dalam masalah kesehatan reproduksi di Indonesia. Hal ini dikemukakan berdasarkan realita, bahwa masyarakat Indonesia pada umumnya sudah terbiasa menganggap bahwa kehamilan merupakan suatu hal yang wajar yang tidak memerlukan antenal care. Hal ini tentu berkaitan pula tentang pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya antenal care dan pemeliharaan kesehatan reproduksi lainnya. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan, religius, dan segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut konsep budaya Lainingen 1978-1984 dalam Naibaho 2012, karakteristik budaya dapat digambarkan sebagai berikut : a. Budaya adalah pengalaman yang bersifat univerbal sehingga tidak ada dua budaya yang sama persis. b. Budaya bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut diturunkan kepada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan. c. Budaya diisi dan tentukan oleh kehidupan manusia sendiri tanpa disadari.