Gambar 60. Aktivitas pergerakan burung
Berdasarkan area yang dapat dikembangkan, maka dibuat rencana blok block plan dengan mengikuti konsep erencanaan. Gambar 61 merupakan
rencana.
5.3 Block Plan
Block plan merupakan integrasi peta kesesuaian lahan dengan pengembangan konsep. Pada Tabel 26 yaitu matrik hubungan kesesuaian lahan
dengan konsep pengembangan. Tabel 26. Matrik Hubungan kesesuaian lahan dengan konsep pengembangan
Konsep Pengembangan
Konsep Ruang Konsep vegetasi
Konsep Aktivitas
Kesesuaian Lahan
Kurang sesuai Non-Available
Semak, Penutup tanah
Pasif Cukup sesuai
Koridor Pohon konifer,
Penutup tanah, Semak
Semi Aktif
Sesuai Area Perlindungan,
Transisi Gabungan,
Pohon peneduh, Pohon konifer,
Tanaman tepi air, Semak,
Penutup tanah Aktif
Pada tabel diatas diketahui bahwa konsep pengembangan kurang sesuai diterapkan pada bangunan dan perkerasan. Gambar 61menyajikan Block plan.
Judul Penelitian PERENCANAAN RUANG TERBUKA
HIJAU EKOLOGIS SEBAGAI HABITAT BURUNG DI KAWASAN
PERUMAHAN
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
Judul Gambar
Block Plan
Dibuat Oleh Dian Khaerunnisa
A44062918
Orientasi Dibimbing Oleh
Ir. Qodarian Pramukanto, M.Si No Gambar 61
Skala
Legenda Potensi Area sumber
Koridor hijau
Area penampung
Koridor air
Area transisi
Pergerakan Burung
Batas permukiman BCC
5.4 Rencana Lanskap
Rencana ruang terbuka hijau merupakan pengembangan dari block plan yang dituangkan berupa detail bentuk dan struktur ruang terbuka hijau. Rencana
Ruang Terbuka Hijau Bukit Cimanggu City dapat dilihat pada Gambar 62. a. Rencana Ruang Terbuka Hijau
Rencana ruang secara makro merupakan hubungan antara sink perumahan dan source sekitar perumahan sedangkan secara mikro merupakan
hubungan antara area-area penampung. Di dalam area penampung terdapat dua area yang berbeda yaitu area bersarang dan area transisi.
Area perlindungan penampung sink memiliki fungsi utama sebagai tempat bersarang dan sumber utama pakan. Perbandingan luas antara area
bersarang dengan daerah transisi adalah 1 : 5. Area bersarang dalam area perlindungan, dapat diletakkan di tengah, di pinggir atau tersebar namun harus
tetap dikelilingi oleh area transisi Gambar 63. Koridor merupakan penghubung antara area penampung dengan area
penampung dan area penampung dan source. Koridor dibuat kontinyu dengan tujuan mengarahkan burung ke area penampung.
Noise gangguan berbentuk jalan beraspal dapat menggunakan RTH jalur hijau jalan. Penggunaan jalur hijau jalan bertujuan agar koridor penghubung tidak
terputus dan dapat berfungsi sebagai pengarah burung ke area penampung Gambar 64. Noise gangguan tidak hanya berbentuk jalan, salah satu gangguan
lainnya dapat berbentuk bangunan. Menurut Permen PU 2008 tiap rumah harus menyediakan minimal 1 satu pohon pelindung dengan ditambah tanaman semak
dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput, namun terbatasnya luas tanah membuat koridor hijau menjadi terputus. Keterbatasan luas halaman dengan jalan
lingkungan yang sempit, tidak menutup kemungkinan untuk mewujudkan RTH melalui penanaman dengan menggunakan pot atau media tanam lainnya. Salah
satu cara untuk menyambungkan koridor yang terputus tersebut adalah dengan menggunakan roof garden taman atap.
a b
c Gambar 63. Tiga tipe peletakkan area bersarang dalam
area perlindungan, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C
Gambar 64. Jalur hijau sebagai koridor
Gambar 65. Struktur dalam penanaman roof garden b. Rencana Tata Vegetasi
Konsep vegetasi untuk habitat burung direncanakan memiliki fungsi- fungsi untuk bersarang, sumber pakan, bermain dan berkembang biak. Dengan
demikian, jenis-jenis vegeasi yang diterapkan pada kawasan perlindungan berdasarkan Leedy 1978 dapat dibedakan menjadi 6 enam jenis vegetasi, yaitu:
tanaman konifer, semak, rumput, gabungan tanaman, tanaman tepi air dan tanaman peneduh. Tabel 26 menjelaskan jenis vegetasi dan fungsinya dalam
pengembangan habitat burung sedangkan Gambar 66 menunjukan strata vegetasi yang direncanakan.
Tabel 27. Jenis vegetasi dan fungsinya
Jenis vegetasi Fungsi
Tanaman konifer - Berada di tepi daerah perlindungan
- Sebagai batas dari area transisi - Sebagai cadangan makanan
Semak - Sebagai tempat sembunyi - Sebagai tempat bermain
- Sebagai cadangan makanan Rumput - Sebagai tempat bermain
Gabungan - Tempat bersarang dan berkembang biak
- Sumber pakan utama Tanaman tepi air
- Sebagai sumber air minum Tanaman peneduh
- Berada di tepi daerah perlindungan - Sebagai batas dari area transisi
- Sebagai cadangan makanan
Gambar 66. Strata tanaman dalam perlindungan habitat liar Leedy, 1978
Tanaman konifer
Semak berbunga
sepanjang tahun
Rumput Gabungan tanaman
Kolam Tanaman
tepi air Tanaman
peneduh
Jenis tanaman yang ada dalam kawasan Bukit Cimanggu City didominasi oleh tanaman penghasil biji tetapi dalam rencana vegetasi ini, jenis pohon
direncanakan memiliki keragaman yang tinggi. Hal ini supaya jenis burung eksisting lainnya dan burung migran tetap akan mendapat suplai makanan
sehingga burung yang ada di kawasan ini akan lebih beragam. Burung pemakan biji menyukai tempat-tempat yang tidak terlalu tinggi
seperti rumput dan semak-semak. Pakan burung pemakan biji juga dapat dihasilkan oleh rerumputan, semak-semak bahkan alang-alang. Oleh karena itu,
area hamparan rumput lebih luas dari pada area tanaman lain. Pada lampiran terdapat beberapa tanaman yang dapat ditambahkan pada area perumahan serta
fungsinya. Berikut adalah rencana pengembangan dari RTH tiap jenis taman yaitu
taman lingkungan, taman RT dan taman halaman rumah. Masing-masing terdapat satu contoh detail rencana taman.
5.4.1Rencana RTH Taman Lingkungan
Gambar 67. Rencana Taman Komunitas – Taman Masjid
Pohon konifer
Tanaman tepi air
Air Gabungan tanaman
Semak Rumput Pohon
peneduh
A A¹
A¹ A
Penerapan pada jenis vegetasi pada RTH taman lingkungan sesuai dengan konsep Leedy 1978 sedangkan fungsi ruang yang ada di dalamnya sesuai
dengan Hails et al. 1990 yaitu area bersarang dan transisi. Gambar 68 merupakan gambar ilustrasi rencana danau Casa Grande.
Gambar 68. RTH danau Casa Grande 5.4.2 Rencana RTH Taman RT
Vegetasi pada RTH taman RT menerapkan konsep Leedy 1978 sedangkan fungsi ruang yang ada di dalamnya sesuai dengan Hails et al. 1990
yaitu area bersarang dan transisi. Gambar 69 adalah gambar ilustrasi taman RT.
Gambar 69. RTH taman RT Taman RT digambarkan sebagai taman dengan aktivitas aktif dengan
memikirkan sisi ekologi. Hal ini dicerminkan dengan luasnya hamparan rumput
dengan pohon peneduh di sekitarnya. Gambar 70 merupakan rencana taman RT beserta gambar section.
Gambar 70. Rencana Taman RT 5.4.3 Rencana RTH Halaman Rumah
Pada tahap pengembangan konsep telah diusulkan adanya taman atap atau roof garden untuk membantu terhubungnya koridor. Pada Gambar 71 terdapat
rencana taman atap rumah.
Gambar 71. Rencana Taman Atap
Pohon konifer
Tanaman tepi air
Air Gabungan tanaman
Semak Pohon
peneduh
Pada Tabel 28 terdapat beberapa tanaman yang yang disukai oleh burung. Tanaman-tanaman ini sebagai rekomendasi tanaman yang dapat dikembangkan
pada kawasan perumahan Bukit Cimanggu City. Selain disukai oleh burung, jenis tanaman ini berfungsi sebagai penarik burung sehingga keragaman jenis burung
yang ada di kawasan dapat meningkat. Tabel 28. Rekomendasi Jenis Vegetasi Yang Disukai Burung
Nama Lokal Nama Latin
Lokasi T.Ling
T. RT T. Rum
Aren Arengga pinnata
9 9
Bambu Bambusa
9 9
Dadap ayam Erythrina variegate
9 9
Dadap srep Erythrina indica
9 9
Kaliandra Caliandra
callothyrsus 9
9 Kantil
Michelia campaka 9
9 Trembelekan
Lantana camara 9
9 Kenanga
Cananga odorata 9
9 Murbei
Morus alba 9
9 Nusa indah
Mussaenda frundosa
9 9
Palem Livistona
rotundifolia 9
9 9
Palem merah Cyrtostachys lacca
9 9
9 Pinang sirih
Areca catechu 9
9 9
Pohon Kupu-kupu Bauhinia variegate
9 9
9 Soka
Ixora spp 9
9 9
Pisang hias Heliconia spp
9 9
9 Arbei
Rubus rosaefolium 9
9 9
Belimbing Averrhoa
carambola 9
9 9
Buni Antidesma bunius
9 9
Duku condet Lansium
domestikum 9
9 Gowok
Eugenia polychephalum
9 9
Jambu air Eugenia jambos
9 9
9 Jambu biji
Psidium guajava 9
9 9
Jambu bol Eugenia
malaccaensis 9
9 9
Kelapa Cocos nucifera
9 9
Kemang Mangivera caesia
9 9
Kepel Stelechocarpus
burahol 9
9
KersenTalok Muntingia
calabura 9
9 9
Langsat Lansium
domesticum 9
9 Lobi-lobi
Flacourtia inermis 9
9 Mentengbencoy
Baccaurea lanceolata
9 9
Nangka Artocarpus
communis 9
9 Pala
Myristica fragrans 9
9 Rambutan
Nephelium lappaceum
9 9
9 Salam
Eugenia polyanthum
9 9
Srikaya Annonona
squamosa 9
9 9
Sawo kecik Manilkara kauki
9 9
9 Asem kranji
Pithecellobium dulce
9 9
Beringin Ficus benjamina
9 9
Cemara laut Casuarina
equisetiolia 9
Flamboyan Delonix regia
9 9
Jarak pagar Jatropha curcas
9 9
Kayu putih Melaleuca
leucadendron 9
9 Laban
Vitex pubercens 9
9 Preh
Ficus stricta 9
9 Randu alas
Gossampinus heptaphylla
9 Sempur
Dillenia pubescens 9
9 Sengon
Albizzia falcataria 9
9 Tanjung
Mimusopos elengi 9
9 Turi
Sesbania grandiflora
9 9
Tabel 28. Lanjutan
Judul Penelitian
PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU EKOLOGIS SEBAGAI HABITAT
BURUNG DI KAWASAN PERUMAHAN
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
Judul Gambar
RENCANA RUANG TERBUKA HIJAU
Dibuat Oleh Dian Khaerunnisa
A44062918
Orientasi
Dibimbing Oleh Ir. Qodarian Pramukanto, M.Si
No Gambar 62
Skala Legenda
vegetasi untuk bersarang vegetasi untuk koridor
Potensi Area Sumber Source Air
Bangunan
Jalan
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
1. Perencanaan RTH ekologis sebagai habitat burung di kawasan perumahan Bukit Cimanggu City dapat disusun berdasarkan pengembangan konsep
ruang ekologis, konsep vegetasi dan konsep aktivitas satwa yang dituangkan ke dalam ruang vegetasi untuk bersarang sink, ruang untuk
koridor dan ruang potensi area sumber source. 2. Berdasarkan hasil analisis mengenai kebutuhan RTH untuk permukiman,
diketahui bahwa taman komunitas dan beberapa taman RT tidak memenuhi standard yang ada.
3. Pada kawasan permukiman dapat diterapkan konsep sink-source dengan area sumber source berada di luar tapak studi.
4. Kawasan Bukit Cimanggu City Bogor memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai area perlindungan penampung sink burung.
5. Tata ruang yang dapat dikembangkan secara makro adalah hubungan antara area penampung dengan area sumber dan area penampung dengan
area penampung. Tiap area dihubungkan dengan koridor. Di dalam area perlindungan terdapat dua ruang yaitu area bersarang dan area transisi.
Letak area bersarang dalam area perlindungan, dapat dibagi menjadi 3 tiga yaitu terpusat, ke samping dan menyebar. Perbandingan antara area
transisi dengan area bersarang adalah 5 : 1. 6. Pemilihan jenis vegetasi masing-masing RTH ditentukan berdasarkan
fungsinya yaitu untuk bersarang, bermain atau berlindung. 7. Tanaman yang mendominasi adalah jenis tanaman penghasil biji-bijian
sehingga berpotensi dikembangkan untuk jenis burung pemakan biji- bijian. Oleh karena itu, rerumputan, semak dan alang-alang yang disukai
oleh burung pemakan biji-bijian perlu diperluas lagi.
6.2 Saran
1. Pengembang perumahan perlu menyadari pentingnya keberadaan ruang terbuka hijau di kawasan perumahan sehingga dapat membantu terciptanya
keseimbangan ekosistem. 2. Desain dan perencanaan ruang terbuka hijau perumahan harus lebih
mementingkan aspek ekologis. 3. Studi ini tidak mengkaji ekosistem berdasarkan rantai dan jejaring makanan
pada satwa burung. Oleh karena itu, perlu diadakan studi lebih lanjut mengenai food chain.