Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis

85

4.4 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis pertama menggunakan uji beda Paired-Sample t Test disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return saham periode 7 hari sebelum pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014 dan rata-rata abnormal return saham 7 hari sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014. Kesimpulan tersebut didasarkan pada nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 yaitu 0,350. Hasil pengujian pada hipotesis kedua menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test, menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata trading volume activity saham periode 7 hari sebelum pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014 dan rata-rata trading volume activity saham 7 hari sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014. Kesimpulan tersebut didasarkan pada nilai nilai Z yang didapat sebesar -3,749 dengan p value Asymp.Sig 2 tailed sebesar 0,000 di mana lebih kecil dari batas kritis 0,05. Berdasarkan pengujian pada hipotesis pertama, diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada rata-rata abnormal return saham antara sebelum dan sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014. Tidak signifikannya perbedaan rata-rata abnormal return saham antara sebelum dan sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014 menunjukan bahwa investor belum memperoleh expected return atau keuntungan yang diharapkan yang bisa memberikan abnormal return yang signifikan akibat gejolak harga yang 86 tidak bisa diprediksi oleh para investor. Namun jika dilihat dari rata-rata abnormal return 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014, dapat disimpulkan terjadi penurunan rata-rata abnormal return pada periode setelah peristiwa pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014 berlangsung. Berdasarkan pengujian pada hipotesis kedua, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata trading volume activity saham antara sebelum dan sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014. Terdapatnya perbedaan rata-rata trading volume activity saham antara 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden RI tahun 2014, menunjukan peristiwa pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014 memiliki kandungan informasi yang mempengaruhi para pelaku pasar untuk melakukan transaksi perdagangan saham di bursa. Jika dilihat dari rata-rata trading volume activity saham 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata trading volume activity pada periode sesudah peristiwa pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014 berlangsung. Maka berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa peristiwa pemilihan presiden dan wakil presiden RI tahun 2014, mempengaruhi investor untuk meningkatkan volume transaksinya di bursa yang mengakibatkan perbedaan yang signifikan pada trading volume activity saham sebelum dan sesudah peristiwa, namun 87 investor belum bisa mendapatkan abnormal return yang signifikan pada peristiwa politik peristiwa pemilihan presiden dan wakil presiden RI tahun 2014. Meskipun demikian, secara matematis dapat diketahui bahwa rata-rata abnormal return saham sesudah peristiwa lebih kecil daripada rata-rata abnormal return saham sebelum peristiwa, namun rata-rata trading volume activity saham sesudah peristiwa lebih besar daripada rata-rata trading volume activity sebelum peristiwa. Ini mengindikasikan bahwa pemilihan presiden dan wakil presiden RI tahun 2014, mempengaruhi investor untuk meningkatkan transaksinya di bursa setelah peristiwa tersebut dilaksanakan, namun rata-rata abnormal return yang diperoleh lebih kecil setelah pemilihan presiden dan wakil presiden RI dilaksanakan bisa dipengaruhi oleh gejolak harga yang tidak dapat diprediksi oleh para investor. Hal ini bisa dikarenakan adanya perbedaan hasil quick count pemenang pemilu oleh sejumlah lembaga survei. Hasil quick count sejumlah lembaga survei menghasilkan keputusan yang berbeda. Hasil quick qount sejumlah lembaga survei menyebutkan Jokowi-Jk unggul atas Prabowo-Hatta, tetapi sebagian lembaga survei lainnya menunjukkan data sebaliknya. Sebanyak 8 lembaga survei, yaitu KOMPAS, SMRC, CSIS-Cyrus, LSI, IPI, Poltracking, Populi, dan RRI mengunggulkan pasangan Jokowi-Jk. Namun empat lembaga survei lainnya, yaitu Puskaptis, JSI, LSN, dan IRC mengunggulkan pasangan Prabowo-Hatta. sumber:www.kompas.com. Situasi seperti ini bisa mengakibatkan gejolak di pasar yang menimbulkan keraguan para investor akibat ketidakpastian pemenang pemilu sehingga investor harus menunggu kepastian resmi hasil akhir pemilihan presiden dan 88 wakil presiden Republik Indonesia dari Komisi Pemilihan Umum KPU pada tanggal 22 Juli 2014. Secara teoritikal, terdapat tiga bentuk pasar modal yang efisien, yaitu efisiensi bentuk lemah, efisiensi bentuk setengah kuat, dan efisiensi bentuk kuat. Efisiensi pasar dikatakan setengah kuat semi-strong form karena dalam proses pengambilan keputusan jual-beli saham investor menggunakan data harga masa lalu, volume masa lalu, dan semua informasi yang dipublikasikan seperti peristiwa politik. Jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan seperti peristiwa politik pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014 untuk mendapatkan abnormal return atau keuntungan tidak normal. Berdasarkan hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014, maka disimpulkan bahwa pasar modal Indonesia merupakan pasar efisien bentuk setengah kuat. Meskipun hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014, namun dikarenakan efisiensi pasar lebih menekankan pada abnormal return, maka disimpulkan pasar modal Indonesia digolongkan ke dalam efisiensi pasar bentuk setengah kuat semi-strong form. Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Dedi Ananto 2014 dengan judul 89 “Pengaruh Pemilu Legislatif terhadap Abnormal Return dan Trading Volume Activity Saham di Jakarta Islamic Index” Studi Kasus pada Peristiwa Pemilu Legislatif 9 April 2014 yang menyimpulkan bahwa pemilu legislatif tidak berpengaruh signifikan terhadap abnormal return, namun pemilu legislatif berpengaruh signifikan terhadap trading volume activity. Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Maybina Puspa Fitriasti 2011 dengan judul “Analisa Abnormal Return dan Trading Volume Activity pada Peristiwa Pergantian Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu II Study pada Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia” yang menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pergantian menteri keuangan, namun terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah pergantian menteri keuangan. 90 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Trading Volume Activity (TVA) Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus pada Perusahaan Go Public di BEI yang Melakukan Stock Split Tahun 2009-2013)

1 71 120

ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN LIKUIDITAS SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

4 68 11

Analisis Dampak Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Merger dan Akuisisi pada Perusahaan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia

6 98 88

ANALISIS PERBANDINGAN AVERAGE ABNORMAL RETURN DAN AVERAGE TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009 DAN 2014 (Studi Pada Saham Sa

2 23 68

Analisis Trading Volume Activity dan Abnormal Return Sebelum Sesudah Stock Split.

0 1 21

SKRIPSI ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH

0 0 9

Analisis Perbedaan Abnormal Return Dan Trading Volume Activity Saham Sebelum Dan Sesudah Pemilihan Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2014

0 0 29

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal - Analisis Perbedaan Abnormal Return Dan Trading Volume Activity Saham Sebelum Dan Sesudah Pemilihan Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2014

0 0 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Perbedaan Abnormal Return Dan Trading Volume Activity Saham Sebelum Dan Sesudah Pemilihan Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2014

0 0 10

Analisis Perbedaan Abnormal Return Dan Trading Volume Activity Saham Sebelum Dan Sesudah Pemilihan Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2014

0 0 10