Sumberdaya ikan pelagis Sumberdaya ikan demersal

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sumberdaya Ikan

Ikan didefinisikan sebagai jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. Ikan termasuk ke dalam sumberdaya yang dapat diperbaharui atau dapat memperbaharui diri sendiri Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan pasal 1 ayat 4. Menurut Nikijuluw 2001 vide Randika 2008, sumberdaya ikan bersifat open access dimana siapa saja dapat berpartisipasi memanfaatkan sumberdaya tersebut tanpa harus memilikinya. Selain itu, Nikijuluw 2001 vide Randika 2008 juga menyatakan bahwa terdapat tiga sifat khusus yang dimiliki sumberdaya ikan, yaitu: 1 Eksludabitas Sifat fisik ikan yang bergerak ditambah lautan yang cukup luas membuat upaya pengendalian dan pengawasan terhadap sumberdaya ikan bagi stakeholder tertentu menjadi sulit. 2 Subtraktabilitas Suatu situasi dimana seseorang mampu dan dapat menarik sebagian atau seluruh manfaat dan keuntungan yang dimiliki oleh orang lain dalam pemanfaatan sumberdaya, akan tetapi berdampak negatif pada kemampuan orang lain dalam memanfaatkan sumberdaya yang sama. 3 Indivisibilitas Sifat ini pada hakekatnya menunjukkan fakta bahwa sumberdaya milik bersama sangat sulit untuk dibagi atau dipisahkan, walaupun secara administratif pembagian ataupun pemisahan ini dapat dilakukan oleh otoritas manajemen. Sumberdaya ikan dapat dikelompokkan berdasarkan habitat hidupnya, dimana pengelompokkan tersebut terdiri dari sumberdaya ikan pelagis dan sumberdaya ikan demersal.

2.1.1 Sumberdaya ikan pelagis

Ikan pelagis adalah ikan yang hidupnya berada pada lapisan permukaan perairan sampai tengah perairan dan hidupnya secara bergerombol baik dengan kelompoknya maupun dengan jenis ikan lainnya. Ikan pelagis memiliki sifat fototaxis positif dan tertarik pada benda-benda terapung. Adapun ikan pelagis merupakan ikan yang termasuk ke dalam kelompok perenang cepat Mukhsin 2002. Ikan pelagis dikelompokkan menjadi dua oleh Direktorat Jenderal Perikanan 1998 vide Randika 2008 dimana pengelompokkan tersebut didasarkan pada ukuran ikan pelagis. Pengelompokkan tersebut yaitu: 1 Pelagis besar Mempunyai ukuran 100 – 250 cm ukuran dewasa, umumnya ikan pelagis besar adalah ikan peruaya dan perenang cepat. Contoh dari ikan pelagis besar antara lain ikan tuna, cakalang, dan tongkol. 2 Pelagis kecil Mempunyai ukuran 5 – 50 cm, didominasi oleh enam kelompok besar yaitu kembung, layang, jenis selar, lemuru dan teri. Ikan pelagis kecil hidup dilapisan permukaan perairan sampai kedalaman 30 – 60 cm, tergantung pada kedalaman laut.

2.1.2 Sumberdaya ikan demersal

Ikan demersal adalah ikan yang habitatnya berada pada lapisan dasar perairan. Widodo 1980 menyatakan bahwa perubahan ikan demersal berdasarkan sifat ekologinya, yaitu reproduksi yang stabil, hal ini disebabkan oleh: 1 Habitat di lapisan dasar laut yang relatif stabil, sehingga mengakibatkan daur hidup ikan demersal juga stabil. 2 Daerah ruayanya yang sempit dan ikan demersal cenderung menempati suatu daerah dengan tidak membentuk kelompok besar, oleh karena itu besar sediaannya sangat dipengaruhi oleh luas daerah yang ditempatinya. Apabila kondisi lingkungan memburuk, ikan demersal tidak mampu untuk menghindar sehingga dapat mengakibatkan penurunan stok sumberdaya ikan demersal. Ikan demersal berbeda dengan ikan pelagis yang masih mampu beruaya ke daerah perairan baru yang lebih baik kondisinya. Ikan demersal pada umumnya dapat hidup dengan baik pada perairan yang bersubtrat lumpur, lumpur berpasir, karang dan karang berpasir Fischer dan Whiteahead 1974 vide Randika 2008.

2.2 Ikan Cakalang