Analisis Deskriptif Analisis optimasi Analisis SWOT

3.4 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis stok sumberdaya ikan, analisis kelayakan usaha, analisis optimasi, dan analisis SWOT. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai analisis yang digunakan tersebut:

3.4.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan hasil pengamatan sesuai dengan kenyataan di lapangan mengenai sesuatu yang diteliti. Pada penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan unit penangkapan ikan cakalang di Kabupaten Lombok Timur. Pada penelitian ini akan dideskripsikan mengenai alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan cakalang, kapal yang digunakan untuk mengoperasikan alat tangkap tersebut serta nelayan yang mengoperasikan alat tangkap tersebut.

3.4.2 Analisis Stok Sumberdaya Ikan

Analisis stok sumberdaya ikan cakalang pada penelitian ini merupakan analisis pendugaan stok yang menggunakan pendekatan biologi. Pendekatan tersebut menggunakan tiga parameter yaitu pertumbuhan intrinsik r, koefisien tangkap q, dan daya dukung perairan K. Selanjutnya, berdasarkan ketiga parameter tersebut akan dilakukan pendugaan produksi lestari dan effort optimal. Perlu diketahui bahwa pada penelitian ini pendugaan produksi lestari dan effort optimal menggunakan model Schaefer serta untuk pendugaan parameter biologi menggunakan model Fox.

3.4.2.1 Pendugaan parameter biologi

Estimasi parameter biologi untuk pertumbuhan intrinsik r, koefisien tangkap q, dan daya dukung perairan K dilakukan dengan menggunakan model Fox. Variasi dari model surplus produksi tersebut dikembangkan oleh Fox 1975 dimana metode estimasi ekuilibrium dilakukan berdasarkan analisis model Schaefer dalam kondisi keseimbangan Zulbainarni 2011. Estimasi parameter biologi dengan menggunakan model Fox yaitu: Keterangan: q = koefisien tangkap K = daya dukung perairan r = pertumbuhan intrinsik

3.4.2.2 Pendugaan produksi lestari dan effort optimal

Nilai parameter biologi yang telah diperoleh, kemudian digunakan untuk menduga produksi lestari dan effort optimal menggunakan model Schaefer dimana model ini mengasumsikan bahwa populasi ikan mempunyai pertumbuhan kuadratik. Persamaan f ungsi populasi ∂X∂t yaitu: dimana r merupakan pertumbuhan intrinsik Apabila stok sumberdaya tereksploitasi maka besarnya hasil tangkapan h akan bergantung pada stok ikan X, tingkat upaya penangkapan E dan koefisien tangkap q sebagai berikut Schaefer 1957 vide Clark 1985: Selanjutnya, setelah dilakukan penangkapan maka fungsi populasi merupakan selisih antara laju pertumbuhan stok dikurangi dengan hasil tangkapan Pada kondisi keseimbangan dimana ∂X∂t = 0, maka: Hasil tangkapan maksimum lestari h MSY dicapai pada saat ∂h∂E = 0 3.4.3 Analisis Kelayakan Finansial 3.4.3.1 Analisis usaha Menurut Hermanto 1989 vide Febrianto 2008, komponen yang dipakai dalam melakukan analisis usaha meliputi biaya produksi, penerimaan usaha dan pendapatan yang diperoleh dari usaha perikanan. Terdapat beberapa analisis yang dilakukan dalam analisis usaha yaitu analisis keuntungan, analisis imbangan penerimaan dan biaya, analisis payback period PP dan analisis return of invesment ROI. 1 Analisis keuntungan Analisis keuntungan bertujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha yang dilakukan Djamin 1984 vide Febrianto 2008. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung keuntungan yaitu: Keterangan: π = keuntungan TR = total penerimaam TC = total biaya Dengan kriteria: o Jika TR TC, kegiatan usaha mendapatkan keuntungan o Jika TR TC, kegiatan usaha tidak mendapatkan keuntungan o Jika TR = TC, kegiatan usaha berada pada titik impas atau usaha tidak mendapatkan untung atau rugi 2 Analisis imbangan penerimaan dan biaya revenue-cost ratio Analisis revenue-cost ratio RC dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh setiap nilai rupiah biaya yang digunakan dalam kegiatan usaha dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan sebagai manfaatnya Hermanto 1989 ; Sugiarto et al. 2002. Kegiatan usaha yang memiliki nilai RC paling besar berarti kegiatan usahanya paling menguntungkan. Rumus yang digunakan untuk menghitung RC yaitu: Dengan kriteria: o Jika RC 1, kegiatan usaha mendapatkan keuntungan o Jika RC 1, kegiatan usaha menderita kerugian o Jika RC = 1, kegiatan usaha tidak mendapatkan untung atau rugi 3 Analisis payback period PP Payback period PP adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas. Dengan kata lain, PP dapat pula diartikan sebagai rasio antara pengeluaran investasi dengan keuntungannya yang hasilnya dengan satuan waktu. Perhitungan PP dapat dilakukan dengan rumus: 4 Analisis return of investment ROI Return of investment ROI adalah kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Rumus yang digunakan untuk menghitung ROI yaitu:

3.4.3.2 Analisis Investasi

Analisis investasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, dan Net Benefit Cost Ratio Net BC. Analisis investasi tersebut dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur selama 10 tahun ke depan. 1 Net Present Value NPV Net present value digunakan untuk menilai manfaat investasi, yaitu berapa nilai kini dari manfaat bersih proyek yang dinyatakan dalam rupiah. Proyek dinyatakan layak untuk dilanjutkan apabila NPV 0, dan bila NPV 0 maka investasi dinyatakan tidak menguntungkan yang bearti bahwa proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Sedangkan bila nilai NPV = 0 bearti pada proyek tersebut hanya kembali modal atau tidak untung dan juga tidak rugi. Rumus yang digunakan yaitu: dimana: B t = keuntungan dari suatu proyek pada tahun ke-t c t = biaya dari proyek pada tahun ke-t i = tingkat suku bunga yang berlaku t = umur teknik proyek 2 Internal Rate of Return IRR Internal rate of return merupakan suku bunga maksimal sehingga NPV bernilai sama dengan nol berada dalam batas untung rugi. IRR dapat disebut sebagai nilai discount rate i yang membuat NPV dari suatu proyek sama dengan nol. Oleh sebab itulah IRR juga dianggap sebagai tingkat keuntungan bersih atas investasi, dimana benefit bersih yang positif ditanam kembali pada tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan yang sama dan diberi bunga selama sisa umur proyek Kurniawati 2005. Adapun rumus IRR yaitu: dimana: D f P = discount factor yang menghasilkan present value positif D f N = discount factor yang menghasilkan present value negatif PVP = present value positif PVN = present value negatif Dengan kriteria kelayakan: o Jika IRR i berarti investasi layak untuk dilaksanakan o Jika IRR i maka investasi rugi atau tidak layak untuk dilaksanakan 3 Net Benefit Cost Ratio Net BC Net benefit-cost ratio Net BC adalah perbandingan antara jumlah kini dari keuntungan bersih pada tahun-tahun dimana keuntungan bersih bernilai positif dengan keuntungan bersih yang bernilai negatif. Rumus yang digunakan adalah: dimana: B = benefit; C = cost; i = discount rate; t = periode Dengan kriteria kelayakan: o Jika nilai BC 1, maka investasi layak dilaksanakan o Jika BC 1, maka investasi tidak layak dilaksanakan o Jika BC = 1, maka keputusan pelaksanaan tergantung pada investor

3.4.4 Analisis optimasi

Soekartawi 1993 menyatakan bahwa prinsip optimasi penggunaan faktor produksi pada dasarnya adalah bagaimana menggunakan faktor produksi tersebut seefisien mungkin. Pada penelitian ini, optimasi dilakukan pada jumlah unit penangkapan ikan cakalang yang terdapat di Kabupaten Lombok Timur. Optimasi jumlah unit penangkapan ikan cakalang dilakukan setelah diketahui produksi dan effort lestari terhadap ikan cakalang di perairan Kabupaten Lombok Timur. Berdasarkan produksi dan effort lestari tersebut, maka dilakukan optimasi dengan menggunakan “rasio optimasi”. Rumus rasio optimasi tersebut yaitu: Penggunaan rasio optimasi dikarenakan alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan cakalang di Kabupaten Lombok Timur hanya satu jenis alat tangkap, yaitu pancing tonda Mahdi 2005.

3.4.5 Analisis SWOT

Analisis SWOT didahului dengan identifikasi posisi usaha melalui IFE dan EFE, selanjutnya tahapan analisis matriks SWOT. Terdapat beberapa langkah yang dilakukan dalam analisis SWOT, diantaranya adalah: 1. Identifikasi kekuatan-kelemahan dan peluang-ancaman Pada langkah ini dilakukan penelaahan terhadap kondisi aktual di lapangan yang mungkin terjadi dalam pengembangan perikanan. Hasil penelaahan ini digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam pengembangan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2. Analisis SWOT Penentuan strategi yang terbaik dilakukan dengan pemberian bobot terhadap setiap unsur SWOT berdasarkan pada tingkat kepentingan. Penentuan tingkat kepentingan ini didasarkan pada pengamatan langsung dilapangan. Setiap unsur SWOT yang telah memiliki tingkat kepentingan selanjutnya dibandingkan dengan menggunakan matriks banding berpasang sehingga diperoleh bobot untuk setiap unsur SWOT. Pemberian rating terhadap faktor-faktor yang digunakan. Rentang nilai rating adalah 1 – 5 yang memiliki arti bahwa 1 berarti faktor kurang berpengaruh hingga 5 berarti faktor sangat berpengaruh Marimin, 2004. Kemudian, dilakukan perhitungan nilai skor yang merupakan hasil perkalian antara bobot dan rating. 3. Alternatif strategi hasil analisis SWOT Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Berdasarkan matriks ini, akan terbentuk empat kemungkinan alternatif strategi Marimin 2004. Gambar 11 menunjukkan matriks SWOT dan kemungkinan alternatif yang sesuai. IFEEFE Strenghts S Weaknesses W Opportunities O Strategi SO Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi WO Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Treaths T Strategi ST Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Strategi WT Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Gambar 11 Matriks SWOT dan kemungkinan alternatif yang sesuai 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak dan Luas Wilayah

Kabupaten Lombok Timur merupakan kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau Lombok dengan letak astronomis antara 116° – 117° BT dan 8° – 9° LS. Adapun batas wilayah untuk Kabupaten Lombok Timur yaitu: o Sebelah barat : Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Tengah o Sebelah timur : Selat Alas o Sebelah utara : Laut Jawa o Sebelah selatan : Samudera Indonesia Luas wilayah Kabupaten Lombok Timur adalah 2.679,88 km 2 yang terdiri dari 59,91 daratan 1.605,55 km 2 dan 40,09 lautan 1.074,33 km 2 . Luas daratan Kabupaten Lombok Timur mencakup 33,88 dari luas Pulau Lombok atau 7,97 dari luas daratan Provinsi Nusa Tenggara Barat BPS Kabupaten Lombok Timur 2011. Secara administratif, Kabupaten Lombok Timur terbagi dalam 20 wilayah kecamatan, 13 kelurahan dan 96 desa. Tabel 2 Nama-nama kecamatan, ibu kota kecamatan, jumlah desakelurahan dan luas wilayah kecamatan di Kabupaten Lombok Timur No. Kecamatan Ibu Kota Kecamatan Jumlah DesaKelurahan Luas Wilayah km 2 1 Keruak Keruak 13 4.049 2 Jerowaru Jerowaru 9 14.278 3 Sakra Sakra 10 2.509 4 Sakra Barat Rensing 14 3.230 5 Sakra Timur Lepak 10 3.704 6 Terara Terara 12 4.141 7 Montong Gading Montong Betok 8 2.566 8 Sikur Sikur 12 7.827 9 Masbagik Masbagik 10 3.317 10 Pringgasela Pringgasela 7 13.426 11 Sukamulia Sukamulia 7 1.449 12 Suralaga Suralaga 15 2.702 13 Selong Selong 12 3.168 14 Labuhan Haji Labuhan Haji 11 4.957 15 Pringgabaya Pringgabaya 13 13.620 16 Suela Suela 8 11.501 17 Aikmel Aikmel 21 12.292 18 Wanasaba Wanasaba 10 5.589 19 Sembalun Sembalun 7 21.708 20 Sambelia Sambelia 6 24.552 Sumber: BPS Kabupaten Lombok Timur 2011