Model Penelitian METODE PENELITIAN

52 2006 dan 2007 nilai ekspor minyak dan gas sangat rendah karena Indonesia belum memaksimalkan potensi yang ada. Kemudian pada neraca komoditi non minyak dan gas pada Gambar 4.5, dapat terlihat Indosia mendominasi tingkat ekspor ke Uni Eropa. Barang-barang non migas Indonesia memiliki pasar loyal di Uni Eropa. Sumber : COMTRADE, diolah Gambar 4.5. Ekspor Indonesia ke Uni Eropa Mulai tahun 2006, secara perlahan nilai ekspor Indonesia terus mengalami kenaikan, yaitu dari nilai 11 trilyun US ke 17 trilyun US. Meski demikian, jumlah impor komoditi non migas Uni Eropa ke Indonesia nilainya juga semakin meningkat meski jumlahnya tidak sama dengan nilai ekspor Indonesia ke Uni Eropa. Neraca ini menggambarkan hubungan Indonesia dan Uni Eropa sangatlah erat dalam hal ekspor dan impor komoditi non migas. Kedua belah pihak berusaha untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya dengan cara mengimpor barang dari Negara lain. Komoditas yang termasuk dalam komoditi non migas adalah hasil dari bidang pertanian, peternakan, perikanan, kerajinan tangan dan bahan mentah lainnya. Baik Indonesia dan Negara-negara di Uni Eropa saling membutuhkan satu sama lain untuk mendapatkan sejumlah komoditi migas dan non migas. Kerjasama antara negara-negara ini sudah terjalin sejak lama dan saling menguntungkan. Berbagai aturan kerjasam telah dibahas demi tercapainya sebuah kesepakatan komersial antara Indonesia dan Uni Eropa. Indonesia 53 dengan segala kelebihan sumber daya alamnya memang sepantasnya menjadi sumber pemasok utama untuk Uni Eropa. Namun keterbatasan teknologi dan sumber daya manusia dengan kemampuan yang mumpunilah yang membuat komoditas Indonesia harus kalah saing di pasar internasional. Sumber : COMTRADE, diolah Gambar 4.6. GDP Negara-negara Anggota Uni Eropa Gambar 4.6 menunjukkan tinggi serta stabilnya GDP negara-negara anggota Uni Eropa. Hal ini menunjukkan suatu pasar tujuan ekspor yang patut diperhitungkan. Selain itu kestabilan hubungan perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa juga ditunjukkan oleh stabilnya total ekspor Indonesia ke Uni Eropa. Bahkan dalam gambar 4.7. di bawah jelas terlihat share total ekspor Indonesia ke Uni Eropa terhadap dunia menunjukkan kestabilannya dalam rentang waktu lima tahun terakhir. Disamping hal positif dalam hubungan perdagangan bilateral Indonesia- Uni Eropa ini, namun harus terus diperhatikan mengenai permasalahan perdagangannya yaitu adanya Technical Barrier to Trade TBT atau Non Tariff Barriers NTB. Beberapa TBT yang diterapkan Uni Eropa terhadap barang- barang impor mereka, cukup membuat sulitnya produk-produk Indonesia masuk ke pasar Uni Eropa, diantaranya ketentuan-ketentuan seperti Sanitary and Phytosanitary SPS yang menghambat perdagangan sektor pertanian; Registration, Evaluation, Authorization,and Restriction of Chemicals REACH perihal hambatan batas kadar kandungan bahan kimia dalam suatu produk; Renewable Directive Energy RED yang merupakan langkah diskriminatif atas CPO Indonesia, serta beberapa ketentuan TBT lainnya. 54 Sumber : COMTRADE, diolah Gambar 4.7. Share Total Ekspor Indonesia-Uni Eropa terhadap Dunia