GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN UNI EROPA

54 Sumber : COMTRADE, diolah Gambar 4.7. Share Total Ekspor Indonesia-Uni Eropa terhadap Dunia

BAB V IDENTIFIKASI, ANALISIS DAYA SAING, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI ALIRAN PERDAGANGAN KOMODITI UNGGULAN EKSPOR INDONESIA KE PASAR UNI EROPA Kinerja perdagangan Indonesia dapat diindikasikan melalui beberapa indikator, diantaranya yaitu dilihat melalui keunggulan komparatif suatu komoditi serta tingkat integrasi perdagangan di suatu kawasan yang melakukan kegiatan perdagangan. Analisis kinerja perdagangan atau kinerja ekspor Indonesia ini bertujuan untuk mengidentifikasi daya saing produk-produk Indonesia di pasar Uni Eropa. Keunggulan komparatif merupakan salah satu faktor penentu daya saing suatu komoditi di pasar tujuan ekspor. Analisis keunggulan komparatif ini digunakan karena nilai ekspor yang tinggi bukan merupakan suatu acuan utama apakah komoditi tersebut memiliki performa yang baik di pasar tujuan. Untuk memperkuat argumen tingkat kinerja ekspor komoditi unggulan Indonesia, penelitian ini mengukur tingkat integrasi perdagangan antara Indonesia dengan Uni Eropa. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan analisis pendekatan nilai RCA sebagai pengukur daya saing ekspor Indonesia terhadap Uni Eropa

5.1. Identifikasi Komoditi Ekspor Unggulan Indonesia ke Pasar Uni Eropa

Penelitian ini mengkaji komoditi-komoditi ekspor unggulan Indonesia ke pasar Uni Eropa. Penetapannya dilakukan dengan mensortir komoditi berdasarkan nilai ekspor terbesar pada tahun 2009 sebagai komoditi unggulan. Penetapan ini berdasar pada nilai ekspor Indonesia ke Uni Eropa pada periode penelitian 2001-2010 menunjukkan nilai yang tidak fluktuatif atau stabil, sehingga peneliti memutuskan untuk mengambil salah satu tahun dalam periode penelitian sebagai tahun acuan penetapan nilai ekspor yang akan digunakan untuk mengidentifikasi komoditi ekspor unggulan Indonesia ke pasar Uni eropa. Hasilnya yaitu terdapat sepuluh komoditi ekspor terbesar dengan total US 6,3 juta yang ditunjukkan pada Tabel 5.1. Berdasarkan hasil yang didapat, sebagian besar komoditi tersebut termasuk kedalam kelompok komoditi utama dan komoditi potensial Indonesia yang merupakan kelompok-kelompok komoditi unggulan versi pemerintah. Salah satunya komoditi dengan kode HS 1511 yaitu palm oil and its fractions, whether or not refined, but not chemically modified merupakan komoditi yang memberikan nilai ekspor tertinggi. Komoditi lain yang 56 merupakan komoditi penyumbang ekspor terbesar ke Uni Eropa, yaitu komoditi Coal; briquettes, ovoids and similar solid fuels manufactured from coal HS 2701, Copper ores and concentrates HS 2603, Footwear with outer soles of rubber, plastics, leather or composition leather and uppers of leather HS 6403, Other furniture and parts thereof HS 9403, Coconut copra, palm kernel or babassu oil and fractions thereof, whether or not refined, but not chemically modified HS 1513, Natural rubber, balata, gutta-percha, guayule, chicle and similar natural gums, in primary forms or in plates, sheets or strip HS 4001, Video recording or reproducing apparatus, whether or not incorporating a video tuner HS 8521, Coffee, whether or not roasted or decaffeinated; coffee husks and skins; coffee substitutes containing coffee in any proportion HS 0901, dan Transmission apparatus for radio-telephony, radio-telegraphy, radio-broadcasting or television, whether or not incorporating reception apparatus or sound recording or reproducing apparatus; television cameras; still image video cameras HS 8525. Tabel 5.1. Top Ten Ekspor Indonesia ke Pasar Uni Eropa Tahun 2009 + , - , , . , , , , - - , - , , , , , 01 Sumber : COMTRADE, diolah 57 Hasil ini menunjukkan bahwa target ekspor Indonesia yang digemborkan oleh pemerintah berdasar 10 komoditi utama dan 10 komoditi potensial, tidak secara spesifik menjadi komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Eropa. Meskipun ada beberapa komoditi unggulan ini yang termasuk ke dalam kategori produk komoditi yang diunggulkan pemerintah untuk senantiasa dikembangkan nilai ekspornya. Beberapa diantaranya yaitu komoditi yang tergolong kedalam komoditi pertanian seperti komoditi dengan kode HS 1511, 1513, 0901, dan 4001. Termasuk juga kedalam komoditi unggulan ekspor dari pemerintah lainnya yaitu komoditi alas kaki serta produk elektronik. Namun, komoditi lainnya yang tidak termasuk kedalam program peningkatan ekspor dari pemerintah, dikhawatirkan akan kurang terperhatikan pengembangannya. Padahal secara statistik penelitian ini menunjukkan terdapat komoditi lainnya yang patut menjadi perhatian pemerintah sebagai produk unggulan.

5.2. Analisis Revealed Comparative Advantage RCA

Analisis daya saing komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Eropa dilakukan dengan menggunakan pendekatan RCA. Metode ini digunakan atas dasar suatu konsep bahwa perdagangan antar wilayah sebenarnya menunjukkan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh suatu wilayah. Variabel yang diukur yaitu kinerja ekspor komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Eropa terhadap total ekspor Indonesia ke Uni eropa yang kemudian dibandingkan dengan pangsa pasar komoditi tersebut dalam perdagangan dunia ke pasar Uni Eropa. Nilai RCA yang diperoleh menggambarkan kinerja komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Eropa dengan kisaran nilai antara nol sampai tak hingga. Jika nilai RCA lebih dari satu maka dianggap memiliki kinerja ekspor yang baik dan sebaliknya. Komoditi dengan nilai RCA lebih dari satu dapat dikatakan memiliki daya saing atau memiliki keunggulan komparatif. RCA dapat didefinisikan bahwa jika pangsa komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Eropa di dalam total ekspor suatu negara lebih besar dibandingkan pangsa pasar ekspor komoditi tersebut di dalam total ekspor komoditi dunia, diharapkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif dalam ekspor komoditi tersebut. 58 Tabel 5.2. Top Ten Ekspor, Nilai RCA dan IIT Ekspor Komoditi Unggulan Indonesia ke Pasar Uni Eropa Tahun 2009 + , - , , . , , , , - - , - , , , , , Sumber : COMTRADE, diolah Hasil estimasi nilai RCA komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Eropa, seluruhnya menunjukkan hasil yang lebih dari satu. Artinya komoditi- komoditi tersebut memiliki daya saing yang baik dalam pasar dunia. Daya saing yang baik ini merupakan nilai lebih Indonesia dalam memajukan perekonomiannya, karena beberapa diantara komoditi unggulan ekspor ini termasuk kedalam kelompok komoditi utama dan komoditi potensial Indonesia menurut versi pemerintah yang mendapatkan perhatian lebih dalam pengembangan ekspornya bagi Indonesia. Meskipun nilai nilai RCA yang tergolong besar dengan klasifikasi yang lebih dari 1 terpenuhi oleh seluruh komoditi, namun terlihat hasilnya yang beragam. Masing-masing komoditi memiliki karakter tersendiri berdasarkan nilai RCA nya. Sebagai contoh komoditi yang memiliki nilai RCA terbesar hingga lebih dari 100 untuk palm oil and its fractions, whether or not refined, but not chemically modified HS 1511 dan coconut copra, palm kernel or babassu oil and fractions thereof, whether or not refined, but not chemically modified HS 1513 menunjukkan bahwa komoditi ini memiliki tingkat daya saing yang sangat besar dibandingkan dengan dunia. Begitu juga komoditi Copper ores and 59 concentrates HS 2603 yang memiliki nilai RCA cukup besar hampir mencapai angka 60, artinya bahwa komoditi berdaya saing di pasar Uni Eropa. Keadaan ini sangat memungkinkan jika dilihat bahwa komoditi palm oil and its fractions, whether or not refined, but not chemically modified merupakan salah satu komoditi unggulan ekspor Indonesia dimana Indonesia mendominasi produksi komoditi ini didunia. Sangat dimungkinkan pula besarnya nilai RCA karena adanya kesepakatan khusus antara Indonesia dengan negara-negara Uni Eropa mengenai pemenuhan kebutuhan akan komoditi ini di pasar Uni Eropa, sehingga meskipun dalam kondisi krisis sekalipun pada tahun 2008-2009, namun aliran perdagangan Indonesia dan Uni Eropa terhadap komoditi ini cenderung tidak terlalu berfluktuatif, bahkan trennya terlihat terus meningkat Gambar 5.1.. Sumber : COMTRADE, diolah Gambar 5.1. Total Ekspor Palm Oil and its Fractions, Whether or Not Refined, but Not Chemically Modified HS 1511 Indonesia ke Uni Eropa Ketiga komoditi dengan RCA terbesar ini merupakan primary goods yang dibutuhkan bagi Uni Eropa dalam industri-industrinya. Hal ini sesuai dengan penelitian Oktaviani et all 2008 yang menunjukkan komoditi yang tergolong primary goods memiliki daya saing tinggi dengan nilai RCA yang lebih dari satu. Tentu saja Indonesia sebagai salah satu penghasil hasil bumi terbesar dunia menjadi salah satu pemasok utama dalam memenuhi kebutuhan mereka akan komoditi-komoditi ini. Keadaan ini menjadikan Indonesia memiliki daya saing yang tidak terbantahkan lagi. Sehingga diharapkan pemerintah mampu menentukan kebijakan yang dapat menjadikan Indonesia sebagai negara yang sangat dibutuhkan oleh negara-negara Uni Eropa.

5.3. Analisis Intra Industry Trade IIT

Tingkat integrasi diukur melalui pendekatan analisis Intra Industry Trade IIT. IIT merupakan indikator dari integrasi yang terjadi dalam suatu sektor yang 60 dianalisis. Nilai IIT berfungsi untuk mengukur besarnya perdagangan intra- industri yang terjadi di suatu negara atau wilayah. Selain itu, nilai perdagangan intra-industri juga dapat digunakan untuk mengukur seberapa dalam integrasi yang terjadi antar negara atau sektor tertentu karena nilai tersebut merefleksikan adanya peningkatan dalam division of labor yang dikombinasikan dengan penurunan dalam biaya transaksi Bora dalam Austria, 2004. Suatu negara dapat melaksanakan ekspor suatu komoditi tertentu dan pada saat yang sama juga melakukan impor komoditi tersebut. Nilai IIT yang tinggi menunjukkan adanya keterkaitan perdagangan antara kedua negara yang bersifat dua arah two way trade. Adanya nilai IIT yang rendah menunjukkan rendah pula keterkaitan perdagangan antara kedua negara tersebut sehingga perdagangan yang dilakukan hanya bersifat searah atau hanya dilakukan oleh salah satu negara saja yang aktif dalam melakukan kegiatan ekspor atau hanya melakukan impor ke negara lain yang bersangkutan. Dalam penelitian ini, pengukuran nilai IIT dilakukan terhadap nilai nominal arus perdagangan bilateral antara Indonesia dengan negara-negara Uni Eropa. Hasil penghitungan nilai IIT akan digunakan sebagai indikator dari integrasi yang terjadi pada komoditas unggulan. Derajat atau tingkatan integrasi akan ditentukan berdasarkan klasifikasi rentang nilai-nilai nilai IIT yang digunakan pada penelitian Austria 2004. Periode analisis penelitian ini mencakup sepuluh tahun, yaitu dari 2001 sampai dengan 2010. Hasil analisis tingkat integrasi komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia secara keseluruhan menunjukkan bahwa perdagangan intra industri antara Indonesia dengan negara-negara Uni Eropa secara umum berada pada derajat integrasi kuat strong integration. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan nilai IIT yang tertera pada Tabel 5.2 dimana seluruh nilai IIT nilai berada pada klasifikasi integrasi kuat. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa terdapat hubungan ketergantungan antar perekonomian yang semakin tinggi antara Indonesia dengan negara-negara Uni Eropa, khususnya dari segi perdagangan komoditi- komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Eropa. Jadi, dapat diinterpretasikan juga bahwa ketersediaan komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Eropa semakin tergantung pada ekspor dan impor intra-industri antara Indonesia dengan negara-negara Uni Eropa. 61 Implikasi dari kondisi tersebut adalah adanya peluang yang cukup besar untuk melakukan ekspansi ekspor di kawasan Uni Eropa. Hal ini tentunya memaksa Indonesia agar siap untuk menghadapi persaingan dengan komoditi- komoditi tersebut yang merupakan hasil impor di pasar dalam negeri.

5.4. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Perdagangan

Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia ke Pasar Uni Eropa Aliran perdagangan Indonesia ke pasar Uni Eropa dijelaskan menggunakan gravity model. Model ini digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel ekonomi dan non ekonomi lainnya terhadap aliran perdagangan komoditi ekspor unggulan Indonesia ke pasar Uni Eropa. Variabel independen yang digunakan dalam analisis aliran perdagangan ini adalah GDP riil negara tujuan ekspor GDP jt , pendapatan per kapita negara tujuan ekspor GDPC jt , nilai tukar riil Indonesia terhadap negara tujuan ekspor ERR it , jarak ekonomi Indonesia dengan negara tujuan ekspor ED ijt , dan ekspor komoditi unggulan Indonesia ke negara tujuan pada tahun sebelumnya lagX ijt . Sedangkan variabel dependennya adalah nilai ekspor komoditi unggulan Indonesia ke pasar Uni Eropa X ijt Hasil estimasi koefisien-koefisien variabel persamaan yang menggunakan gravity model tersebut dilakukan dengan program software Eviews 6 dan menggunakan metode panel data seperti yang telah diuraikan pada metode penelitian. Keputusan penggunaan metode panel data didasarkan pada kondisi sampel dalam penelitian ini, dimana nilai aliran perdagangan komoditi ekspor unggulan Indonesia ke Uni Eropa didapatkan dari hasil analisis terhadap nilai ekspor Indonesia ke negara-negara Uni Eropa dalam jangka waktu sepuluh tahun. Pada penelitian ini, model efek tetap fixed effect model adalah model yang dipilih dalam penggunaan metode panel data. Pemilihan ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap individu negara yang digunakan sebagai contoh penelitian merupakan seluruh populasi. Penggunaan fixed effect model memungkinkan nilai intersep bervariasi untuk setiap individu, dan perbedaan nilai ini diasumsikan sebagai perbedaan antar unit individu. Selain itu, pemilihan model tersebut juga diperkuat secara statistik dengan hasil dari Uji Hausman Hausman Test ditampilkan pada Lampiran. Dua uji panel data lainnya, yaitu Uji Chow dan Uji LM tidak dilakukan karena kedua uji tersebut bertujuan membandingkan model efek tetap fixed effect dan model efek acak random 62 effect dengan model pooled, sedangkan heterogenitas individu yang menjadi asumsi awal penelitian ini tidak akan terdeteksi dengan menggunakan model pooled. Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan Indonesia pada Tabel 4, diperoleh R 2 lebih dari 75 persen untuk semua komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Eropa. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari 75 persen perubahan nilai ekspor seluruh komoditi ekspor unggulan Indonesia ke Uni Eropa dapat diterangkan oleh variasi peubah-peubah bebas dalam model, sedangkan sisanya diterangkan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model. Sedangkan hasil analisis ini juga telah terbebas dari asumsi-asumsi klasik dalam regresi, seperti multikolinearitas, heteroskedastisitas, serta autokorelasi yang diperkuat dengan menggunakan metode pembobotan dalam meregresi panel. Model yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan model terbaik yang disesuaikan terhadap masing- masing komoditi berdasar model utama yang dijelaskan dalam Bab Metodologi Penelitian. Hasilnya yaitu dilakukan degradasi atau penghapusan beberapa variabel yang mengganggu hasil estimasi. Tabel 5.3. Signifikansi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Perdagangan Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia ke Pasar Uni Eropa 1+23 4 555 - - - - 5 5 - 5 1+23 46 5 - - 5 55 5 - 5 - 55 55 1+23 6 - 5 5 - 555 - - 55 5 5 1+744 - - - - 55 - - - - 555 - 1+73 - 5 - 55 - - - 5 - 5 5 555 - 1+1028 555 55 - 55 55 5 5 55 5 - - - - - - 4 0 6 4 9 : - ; , : 5 55 555 - , =