Model Gravitasi gravity model

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data

Seluruh data yang digunakan dalam kajian ini adalah data sekunder. Sumber data aliran perdagangan antara Indonesia dan negara-negara Uni Eropa berasal dari COMTRADE yang dikeluarkan oleh United Nations Commodity Trade Statistics Database. Data perdagangan yang digunakan menggunakan data HS empat digit. Penggunaan HS empat digit dilakukan untuk memudahkan perincian jenis komoditi penelitian. Data makro didapatkan dari World Bank dan International Monetary Fund IMF. Sedangkan untuk data jarak bersumber dari Centre dEtudes Prospectives et dInformations Internationales CEPII. Pada penelitian ini yang menjadi data panel adalah ekspor komoditi unggulan yang diteliti dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 10 tahun, dengan jumlah negara tujuan ekspor masing-masing sebanyak 25 negara anggota Uni Eropa. Jenis dan sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti ditampilkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian No Jenis Data Satuan Sumber 1 Data perdagangan ekspor dan impor US COMTRADE 2 GDP, GDP riil, GDP per capita US Worldbank 3 CPI tahun dasar 2005 index Worldbank 4 Nilai tukar negara tujuan ekspor per Indonesia Rpmata uang negara pengimpor www.fx-sauder.com 5 Jarak antar negara Km Centre dEtudes Prospectives et dInformations Internationales CEPII 31

3.2. Metode Analisis

3.2.1. Analisis Kondisi Perdagangan Indonesia-Uni Eropa dan Daya Saing Komoditi Unggulan Indonesia-Uni Eropa Analisis kondisi perdagangan Indonesia-Uni Eropa dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Analisis ini menggunakan data perdagangan Indonesia, yaitu data ekspor Indonesia ke Uni Eropa serta impor Indonesia dari Uni Eropa. Kemudian dari data perdagangan COMTRADE HS empat digit, ditentukan sepuluh komoditi unggulan Indonesia yang akan dianalisis tingkat daya saingnya menggunakan nilai Revealed Comparative Advantage RCA serta tingkat integrasi perdagangannya menggunakan indeks Intra-Industry Trade IIT. Nilai RCA adalah indikator yang bisa menunjukkan perubahan keunggulan komparatif atau perubahan tingkat daya saing industri suatu negara di pasar global Kuncoro, 1997. Nilai RCA menunjukkan keunggulan komparatif atau daya saing ekspor dari suatu negara dalam suatu komoditas terhadap dunia Tambunan, 2001. Secara matematis, nilai RCA dapat dirumuskan sebagai berikut Ballasa, 1965 : RCA = X X W W Keterangan: Xik = nilai ekspor komoditas k dari negara i Xi = nilai ekspor total produk k dan lainnya dari negara i Wik = nilai ekspor komoditas k di dunia Wi = nilai ekspor total dunia Jika nilai RCA suatu negara untuk komoditas tertentu adalah lebih besar dari satu 1, maka negara bersangkutan memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata dunia untuk komoditas tersebut. Sebaliknya, bila lebih kecil dari satu 1, berarti keunggulan komparatif untuk komoditi tersebut tergolong rendah, di bawah rata-rata dunia. Semakin besar nilai RCA, semakin tinggi pula tingkat keunggulan komparatifnya. Dalam kasus penelitian ini, tingkat daya saing yang akan digunakan merupakan daya saing komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Eropa. Sehingga penelitian ini akan tetap menggunakan rumus RCA tersebut dengan modifikasi sebagai berikut : RCA = …… 3.1 Keterangan: Xpq = nilai ekspor komoditas q dari negara p ke Uni Eropa Xp = nilai ekspor total produk q dan lainnya dari negara p ke Uni Eropa