Perkembangan Kerjasama ASEAN dalam Menanggulangi Drugs Trafficking di

dari ancaman peredaran gelap narkoba. Para pengangguran di negara produsen besar narkoba menjadi sasaran para pemegang bisnis narkoba sebagai pelaku pengedar maupun objek pasar ditujukannya perdagangan narkoba.

B. Perkembangan Kerjasama ASEAN dalam Menanggulangi Drugs Trafficking di

ASEAN ASEAN merupakan organisasi regional dimana anggotanya adalah negara-negara yang secara geografis terletak di kawasan Asia Tenggara. Sesama negara ASEAN memiliki kedekatan geografis karena berada dalam kawasan tertentu. Faktor ini mendorong negara- negara ASEAN untuk menjalin hubungan kerjasama untuk menciptakan keadaan yang damai di kawasan AsiaTenggara. Termasuk dalam hal penanggulangan peredagangan gelap narkoba yang meupakan ancaman serius bagi ketahanan human security, ASEAN telah menyepakati adanya hubungan kerjasama sesama dalam upaya memerangi kejahatan perdagangan gelap narkoba. Tujuan dari kerjasama itu adalah untuk menciptakan ASEAN sebagai kawasan yang bebas narkoba pada tahun 2020 a drug free ASEAN sebagaimana dicita-citakan melalui ASEAN Vision 2020 dan Hanoi Plan of Action. 131 Upaya ASEAN dalam menangani permasalahan narkotika dimulai sejak tahun 1972 dengan diadakannya ASEAN Experts Group Meeting on the Prevention and Control of Drug Abuse, dengan harapan ditemukannya strategi yang tepat memerangi bahaya ancaman narkotika di kawasan Asia Tenggara. Agenda ASEAN Experts Group Meeting on the Prevention and Control of Drug Abuse kemudian ditindaklanjuti pada Bali Concord tahun 1976 dengan seruan dari negara anggota ASEAN maupun badan-badan internasional yang 131 Luhulima, Dewi Fortuna Anwar dkk, Masyarakat Asia Tenggara menuju komunitas ASEAN 2015. Yogyakarta. Pustaka belajar., 2008. Hal 3-4 berkaitan untuk mengupayakan pencegahan dan pemberantasan terhadap perdagangan dan penyalahgunaan narkotika. Pada tahun yang sama juga kerjasama asean dalam upaya menanggulangi masalah narkoba dimulai pada saat ASEAN ministerial meetingAMM di Manila, Filipina pada 26 juni 1976 dengan ditandantanganinya ASEAN Declaration of Principle to Combat the Abuse of Narcotics Drugs. 132 Kemudian pada tahun 1981 dibentuklah ASEAN Drugs Expertdan berubah nama pada siding ke-8 tahun 1984 di Jakarta menjadi ASEAN Senior Officials on Drugs Matters ASOD sebagai wadah kerjasama ASEAN untuk menanggulangi masalah narkoba dan obat-obat terlarang lainnya. 133 ASOD memiliki peran dan tugas, antara lain : 134 1. Melaksanakan ASEAN Declaration of Principles to Combat the Abuse of Narcotics Drugs, 2. Menyelaraskan pandangan, pendekatan, dan strategi dalam menanggulangi masalah narkotika dan cara memberantas peredarannya di wilayah ASEAN, 3. Mengkonsolidasikan serta memperkuat upaya bersama, terutama dalam masalah penegakan hukum, penyusunan undang-undang, upaya-upaya preventif melalui pendidikan, penerangan kepada masyarakat, perawatan dan rehabilitasi, riset dan pelatihan, kerjasama internasional, pengawasan atas penanaman narkotika serta peningkatan partisipasi organisasi-organisasi non-pemerintah, 4. Melaksanakan ASEAN Policy and Strategies on Drug Abuse Control sebagaimana telah disetujui dalam pertemuan ASEAN Drug Experts ke-4 di Jakarta tahun 1984, 132 Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN , Deplu RI, Kerjasama ASEAN dalam Menanggulangi Kejahatan Transnasional , 2000. Hal. 173. 133 Loc Cit 134 Ibid ., hal 173-174 5. Melaksanakan pedoman mengenai bahaya narkotika yang telah ditetapkan oleh “International Conference on Drugs on Drug Abuse and Illicit Trafficking” dimana negara-negara anggota ASEAN telah berpartisipasi secara aktif, 6. Merancang, melaksanakan, dan memonitor, serta mengevaluasi semua program penanggulangan masalah narkotika ASEAN, 7. Mendorong partisipasi dan kerjasama dengan pihak ketiga dalam upaya pemberantasan peredaran gelap narkotika dan, 8. Meningkatkan upaya ke arah tercapainya ratifikasi, aksesi, dan pelaksanaan semua ketentuan PBB yang berkaitan dengan masalah bahaya narkotika Pada pertemuan ASOD yang ke-17 pada bulan Oktober 1994 dihasilkan ASEAN Plan of Action on Drug Abuse Control atau rencana aksi ASOD dalam menangani masalah narkoba. Rencana kegiatan itu meliputi empat bidang prioritas ; pendidikan untuk pencegahan penyalahgunaan narkoba, perawatan dan rehabilitasi, pemberdayaan dan penelitian. 135 Upaya ASEAN dalam menangani masalah narkoba berlanjut dalam KTT ASEAN yang kelima di Bangkok, Thailand pada Desember 1995, pemimpin ASEAN menyerukan perlunya penguatan kerjasama untuk menciptakan “a drug free ASEAN”.Kelanjutan dari upaya ASEAN dalam mengurangi penyebaran tindak kejahatan ini adalah melalui KTT Program-programini dilengkapi dengan dibentuknya empat pusat pelatihan terkait bidang prioritas tersebut seperti; ASEAN Training Centre for Narcotics Law Enforcement di Bangkok, ASEAN Training Centre for Preventive Drug Education di Manila,ASEAN Training Centre for Treatment and rehabilitation di Kuala Lumpur, dan ASEAN Training Centre for Detection of Drug in Body Fluids di Singapura. 135 Ibid informal ASEAN yang kedua di Kuala Lumpur pada Desember 1997, yang mensahkan dokumen ASEAN vision 2020. 136 Pada pertemuaan AMM ke-33 di Bangkok pada Juli 2000 dibentuklah Deklarasi Politik Bangkok 2015 yang mempercepat realisasi Bebas Narkoba ASEAN 2020 menjadi 2015. Deklarasi ini juga merupakan deklarasi pemberantasan rencana produksi dan penyalahgunaan obat terlarang serta perdagangan manusia tahun 2009-2015, Deklarasi Bali pada Komunitas ASEAN dalam Bali Concord III, dan ASEAN Security Community Blueprint pada 2015. 137 Untuk menindaklanjuti deklarasi tersebut, maka diadakan pertemuan Special ASEAN Ministerial Meeting on Drug Matters untuk mendorong dan merealisasikan tercapainya kawasan ASEAN yang bebas narkoba tahun 2015, dihadiri oleh wakil-wakil tingkat menteri yang menangani isu narkotika dan ASEAN Secretariat, dan hasil pertemuannya akan ditindaklanjuti pada pertemuan 33 �� ASEAN Senior Official Meeting on Drugs ASOD di Kuala Lumpur, Malaysia pada tanggal 25-27 September 2012.Pertemuan Special ASEAN Ministerial Meeting on Drug Matters menghasilkan Chairman’s Statement, yang intinya sebagai berikut: 138 1. Mekanisme Mid Term Review yang disiapkan oleh Indonesia akan dibahas pada pertemuan 33 �� ASEAN Senior Official Meeting on Drugs ASOD guna penanganan hambatan dalam mewujudkan Drug Free ASEAN 2015; 2. Melakukan interdiksi peredaran gelap narkotika sebagai prioritas dalam menangani penyelundupan narkotika lintas batas negara. 136 Diakses melalui internet http:old.setkab.go.idenartikel-5850-upaya-asean-dalam-mencapai-drug-free- asean-2015.html pada tanggal 20 Maret 2015 137 Ibid 138 Ibid 3. Meningkatkan efektifitas kerjasama di antara instansi terkait di bawah pilar Politik dan Keamanan ASEAN dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN. 4. Mendorong ASEAN Senior Official Meeting on Drugs ASOD untuk melakukan tinjauan terhadap mekanisme operasional dengan tujuan penerapan yang efektif mengenai tanggung jawab yang telah diamanatkan; 5. Mendorong pengembangan investigasi lintas batas dan program kerjasama di bawah kerangka Master Plan of ASEAN Connectivity.

C. Perdagangan Obat-Obatan Terlarang Drugs Trafficking di Wilayah Golden