Otonomi Daerah Landasan Teori

å = = 3 1 I Iij x 13 Ij ………………………………………………. 1.2 4 Terakhir, dilakukan perhitungan: HDIj = 1-Ij ………………………………………………... 1.3

4. Otonomi Daerah

Pelaksananan otonomi daerah di Indonesia mulai dijalankan pada awal tahun 2001. Otonomi daerah merupakan konsekuensi dari adanya kebijakan desentralisasi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Wewenang yang dulu dipunyai oleh pemerintah pusat, sekarang dengan adanya desentralisasi maka sebagian akan berpindah tangan ke pemerintah daerah. Pelimpahan wewenang dari pusat ke daerah sebagai dampak dikeluarkannya kebijakan desentralisasi ini, dilakukan dengan tujuan: a. Dimensi Politik; dengan menjadikan pemerintah daerah sebagai instrumen pendidikan politik dalam rangka mengembnagkan demokratisasi; b. Dimensi Administratif; berarti mengisyaratkan pemerintah daerah untuk mencapai efisiensi, efektifitas dan ekonomis dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya; dan c. Dimensi Ekonomi; dimana dengan otonomi daerah diharapkan kesejahteraan masyarakat akan lebih mudah diwujudkan. Pedoman pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana telah disebutkan dalam UU No. 22 tahun 1999; harus memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan, serta potensi dan keanekaragaman daerah. Prinsip penyelenggraan pemerintahan daerah berjalan berlandaskan pada asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas perbantuan. Pada intinya, penyelenggraan otonomi daerah adalah sebagai proses aktualisasi diri pemerintah daerah dalam pembangunan, setelah sekian lama hanya bertindak sebagai fasilitator bukannya penentu pembangunan. Otonomi daerah dilaksanakan tentunya dengan harapan dapat mencapai sebuah kesuksesan keberhasilan. Adapun syarat keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana disebutkan Rasyid dan Paragoan dalam Eko W. Suwardyono dalam Mulyanto 2003:3 ditentukan oleh: a. Self Regular Power b. Self Modifying power c. Creating Local Political Support d. Managing Financial Resources e. Developing Brain Power Menurut Kaho dalam mulyanto 2000:3, ada 4 empat faktor penentu keberhasilan otonomi daerah, yaitu: i faktor manusia sebagai subyek penggerak otonomi daerah, ii faktor keuangan yang merupakan tulang punggung penyelenggaraan otonomi, iii faktor peralatan sebagai sarana pendukung pelaksanaan otonomi, serta iv faktor organisasi dan manajemen.

B. Hasil Penelitian Sebelumnya