digeser dan ditempati oleh Kecamatan Tulung dengan nilai IPD sebesar 3,5798 di tahun 2001 dan oleh Kecamatan Klaten Selatan dengan IPD sebesar 3,9495 di
tahun 2002. tiga kecamatan dengan nilai IPD terendah berturut-berturut pada tahun 2000, 2001 dan 2002 adalah Kecamatan Ngawen sebesar 1,6319, Kecamatan
Polanharjo sebesar 2,1695 dan Kecamatan Wedi sebesar 2,6943.
C. Kerangka Pemikiran Studi
Kerangka pemikiran studi yang digunakan di dalam penyusunan dan perumusan IPD Indeks Pembangunan Daerah di Wilayah SUBOSUKAWONOSRATEN
Propinsi Jawa Tengah adalah kajian data statistik dengan model skoring atau penentuan bobot, adapun tahapan penyusunanya dapat digambarkan melalui
skema, seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.1 :
Gambar 2.1. Kerangka Penyusunan Indeks Pembangunan Daerah di Wilayah SUBOSUKAWONOSRATEN Propinsi Jawa Tengah
Sumber : Bappenas 2001, Indeks Pembangunan Daerah Regional Development Index, hal 2, dalam Mulyanto 2004 diadopsi seperlunya.
D. Hipotesis
Studi literature tentang Otonomi daerah dan
Pembangunan daerah Penentuan Kriteria dan Sub Kriteria
Pembagunan Daerah
Penentuan Bobot kriteria dan Sub Kriteria dengan metode
AHP Analytical Hierarchy Process yang mengacu pada
Model dan Kajian Bappenas Penentuan Indikator
Penetapan Karakteristik Nilai Numerik Intensitas
Pengumpulan Data Indikator
Penentuan Nilai Numerik Intenaitas
Rating IPD pada Setiap KabupatenKota
SUBOSUKAWONOSRATEN
Berdasar pada uaraian di atas, beberapa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Gambaran dan kondisi hasil pengembangan dan pengukuran Indikator Pembangunan Daerah yang diwujudkan dalam besaran angka IPD Indeks
Pembangunan Daerah secara total menurut kecamatan di KabupatenKota di wilayah SUBOSUKAWONOSRATEN selama tahun 2001, 2002, dan 2003;
diduga mengalami perbedaan yang berarti. b. Kategori pengukuran Indikator Pembangunan Daerah yang diwujudkan dalam
besaran angka IPD Indeks Pembangunan Daerah secara total menurut kecamatan di KabupatenKota di wilayah SUBOSUKAWONOSRATEN selama
tahun 2001, 2002, dan 2003; diduga mengalami perbedaan yang berarti. c. Gambaran dan kondisi hasil pengembangan dan pengukuran Indikator
Pembangunan Daerah yang diwujudkan dalam besaran angka IPD Indeks Pembangunan Daerah secara total menurut KabupatenKota di wilayah
SUBOSUKAWONOSRATEN selama tahun 2001, 2002, dan 2003; diduga mengalami perbedaan yang berarti.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini berbentuk survei atas data-data sekunder tahun 2001, 2002, dan 2003 yang telah tersedia di dinas kantor di 124 kecamatan dalam kawasan
SUBOSUKAWONOSRATEN. Survei lapangan dilakukan kepada para pejabat di lingkungan pemerintahan di Wilayah SUBOSUKAWONOSRATEN apabila ada