BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian
Kawasan Subosuka Wonosraten merupakan sebutan untuk Kawsan Strategis
Pertumbuhan di wilayah Propinsi Jawa Tengah. Kawasan ini terdiri dari satu kota yaitu Kota Surakarta, dan enam yaitu Kabupaten Boyolali, Sukoharjo,
Karanganyar, Wonogiri, dan Klaten. Nama, Subosuka Wonosraten merupakan
istilah akronim yang berasal dari ke tujuh kota dan kabupaten di kawasan tersebut. Secara lengkap dan terperinci, pengembangan kawasan strategis menurut fungsinya
di Propinsi Jawa Tengah, dapat dikategorikan dalam empat kelompok, yaitu Bappeda Kabupaten Sragen, 2001: II11-8 - 11-9, dalam Mulyanto, 2002:
1. Kawasan Strategis Pertumbuhan
a. Kawasan Subosuka
Wonosraten Surakarta,
Boyolali, Sukoharjo,
Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten. b. Kawasan Kedungsepur Kendal, Demak, Ungaran [Kota Semarang], Salatiga,
Kabupaten Semarang, dan Purwodadi [Kabupaten Grobogan]. c. Kawasan Wanarakuti Juwana, Jepara, Kudus, dan Pat]. Kawasan Bregas
Brebes, Tegal, dan Slawi. d. Kawasan Adilatu Adipala, Cilacap, dan Buntu.
e. Kawasan Masatandur Magelang, Salaman, Muntilan, dan Borobudur. f. Kawasan Barlingmascakeb Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Cilacap
dan Kebumen
2. Kawasan Strategis Stagnan
a.
Kabupaten Blora.
b.
Kabupaten Banjarnegara.
c.
Kabupaten Kebumen.
3. Kawasan Konservasi Alam dan Lingkungan Hidup
a. Kawasan Gunung Merapi-Merbabu dan sekitarnya, dengan luas 18.908.484 ha.
b. Kawasan Gunung Sumbing-Sindoro dan sekitarnya, dengan luas 507.709.575 ha.
c. Kawasan Gunung Slamet dan sekitarnya, dengan luas 214.081.038 ha. d. Kawasan Gunung Muria dan sekitarnya, luas 181.988.169 ha
e. Kawasan Gunung Ungaran dan sekitarnya, dengan luas 53.192.388 ha. f. Kawasan Gunung Lawu dan sekitarnya, luas 211.120.540 ha.
g. Kawasan Gunung Karimunjawa dan sekitarnya, dengan luas 68.425.810 ha
4.
Kawasan Strategis Perbatasan
a. Kawasan Cibening Cirebon, Brebes, dan Kuningan, wilayah perbatasan antara Propinsi Jawa Tengah dengan Jawa Barat.
b. Kawasan Gelangmanten Magelang, Sleman, dan Klaten, wilayah perbatasan antara Propinsi Jawa Tengah dengan Daerah Istimewa
Yogyakarta c. Kawasan Karismawirogo Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Magetan.
Ngawi, dan Ponorogo wilayah perbatasan antara Propinsi Jawa Tengah dengan Jawa Timur.
d. Kawasan Pancimas Pangandaran, Cilacap dan Banyumas, wilayah
perbatasan antara Propinsi Jawa Tengah dengan Jawa Barat e. Kawasan Pawonsari Pacitan, Wonogiri, dan Wonosari, wilayah
perbatasan antara Propinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
f. Kawasan Ratubangnegoro Blora, Tuban, Rembang dan Bojonegoro wilayah perbatasan antara Propinsi Jawa Tengah dengan Jawa Timur
Di samping pembagian pengembangan kawasan strategis seperti di atas ada pembagian lain yang didasarkan atas wilayah pembangunan. secara lengkap dan
terperinci, Wilayah Pembangunan di Popinsi Jawa Tengah dikelompokkan menjadi 10 sepuluh Wilayah Pembangunan, meliputi:
1 Wilayah Pembangunan 1, dengan pusatnya di Kota Semarang, yang meliputi Kota Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang,
Kabupaten Demak, dan Kabupaten Grobogan.
2 Wilayah Pembangunan II, dengan pusatnya di Kota Pekalongan, yang meliputi Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang dan
Kabupaten Batang. 3 Wilayah Pembangunan III, dengan pusatnya di Kota Tegal, yang meliputi Kota
Tegal. 4 Wilayah Pembangunan IV, dengan pusatnya di Kota Cilacap, yang meliputi
Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas, dan Kabupaten Purbalingga. 5 Wilayah Pembangunan V, dengan pusatnya di Kota Kebumen, meliputi
Kabupaten Kebumen. 6 Wilayah Pembangunan VI, dengan pusatnya di Kota Banjarnegara, meliputi
Kabupaten Banjarnegara.
7 Wilavah Pembangunan VII, dengan pusatnya di Kota Magelang, yang meliputi Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten
Wonosobo, dan Kabupaten Purworejo. 8 Wilavah Pembangunan VIII, dengan pusatnya di Kota Surakarta, vang rneliputi
Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Wonogiri
,
Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Klaten. 9 Wilayah Pembangunan IX, dengan pusatnya di Kota Blora, meliputi
Kabupaten Blora. 10 Wilayah Pembangunan X, dengan pusatnya di Kota Kudus, yang meliputi
Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara, dan Kabupaten Rembang
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa kawasan Subosuka Wonosraten,
mempunyai kedudukan yang penting di Propinsi Jawa Tengah, yaitu selain sebagai kawasan strategi pertumbuhan juga meruupakan bagian dari wilayah pembangunan,
yaitu Wilayah bangunan VIII. Bagian berikut akan didiskripsikan Daerah penelitian
Kawasan Subosuka Wonosraten Propinsi Jawa Tengah. Pemaparan letak geografis di kawasan Subosuka Wonosraten akan
mencakup masalah letak, batas Daerah, ketinggian, iklim, dan kondisi curah hujan.
Sebelum dipaparkan kondisi letak geografis kawasan Subosuka Wonosraten, akan diuraikan terlebih dahulu kondisi letak geografis Propinsi Jawa Tengah. Beberapa
kabupaten di kawasan Subosuka Wonosraten berbatasan dengan Propinsi Jawa
Timur. Kabupaten-kabupaten tersebut, yaitu: Kabupaten Sragen, Kanganyar, Sukoharjo, dan Wonogiri. dan. Demikian pula terdapat imlah Kota dan Kabupaten
yang ada di Propinsi Jawa Tengah maupun Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
DIY yang juga berbatasan dengan kawasan Subosuka Wonosraten, yaitu
Kaupaten Gunung Kidul atau Wonosari DIY, Kota Yogyakarta DIY, Kabupaten Sleman DIY, Kota Salatiga Jateng, dan Kaupaten Grobogan atau Purwodadi
Jateng. Propinsi Jawa Tengah sebagai salah satu propinsi di Pulau Jawa, letaknya
diapit oleh 2 dua propinsi besar, yaitu Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jarak terjauh dari Barat ke Timur adalah 263 km ; sedang jarak terjauh dari Utara
ke Selatan adalah 226 km tidak masuk Pulau Karimunjawa. Propinsi Jawa Tengah mempunyai 3.25 juta ha atau sekitar 25,05 dari luas Pulau Jawa atau sekitar
1,70 dari luas Indonesia. Gambaran letak dan karakteristik grafis Propinsi Jawa Tengah
Tabel 4.1. Deskripsi Letak dan Karakteristik Geografis Propinsi Jawa Tengah