4
2.2 Pakan Uji
Pakan yang digunakan dalam penelitian adalah pakan komersial yang dicampur dengan daun kayu manis pada dosis yang berbeda. Perlakuan yang
digunakan adalah : 1.
Perlakuan A : pakan komersial kontrol 2.
Perlakuan B : pakan A + 0,25 daun kayu manis 3.
Perlakuan C : pakan A + 0,5 daun kayu manis 4.
Perlakuan D : pakan A + 0,75 daun kayu manis 5.
Perlakuan E : pakan A + 1 daun kayu manis Kayu manis yang digunakan pada pakan uji berasal dari bagian daun kayu
manis. Daun kayu manis tersebut dikeringkan terlebih dahulu kemudian dihaluskan dengan blender hingga berbentuk tepung. Perlakuan pakan A yang
merupakan pakan komersial digunakan langsung dalam penelitian tanpa di re- pelleting terlebih dahulu. Pada pakan perlakuan dengan penambahan daun kayu
manis, pakan komersil dihaluskan kemudian dicampur dengan tepung daun kayu manis. Setelah itu direkatkan dengan tepung sagu sebanyak 3 dari total pakan
Edriani 2011. Bahan tersebut diaduk merata dan dibentuk pelet kering kemudian dilakukan
analisis proksimat. Hasil proksimat pakan uji dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Hasil analisis proksimat pakan uji bobot kering
Komposisi Proksimat
Perlakuan Daun Kayu Manis 0,25
0,5 0,75
1 Protein
33,38 32,55
32,45 32,24
32,14 Lemak
7,94 7,18
7,20 7,22
7,25 Serat Kasar
4,29 4,44
4,55 4,62
4,75 Abu
11,02 10,70
10,61 10,69
11,52 BETN
43,36 45,11
45,18 45,21
45,17 GE kkal100 g
439,37 434,84
434,67 433,89
433,38 Rasio CP
13.16 13.35
13.39 13.45
13.48 Keterangan :
BETN = Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen GE
= Gross Energy Watanabe 1988 1 gram protein
= 5,6 kkal GE 1 gram karbohidratBETN
= 4,1 kkal GE 1 gram lemak
= 9,4 kkal GE
5
2.3 Pemeliharaan Ikan
Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan mas yang berasal dari Sukabumi kemudian dilakukan aklimatisasi pada akuarium selama 15-20
menit, dan dipindahkan ke dalam bak fiber bervolume 2000 liter secara perlahan sebagai wadah pemeliharaan sementara. Setelah 2 hari, ikan mulai diberi pakan
pelet sebagai bentuk adaptasi terhadap pelet yang diberikan secara at satiation sebanyak 3 kali sehari. Setelah ikan mulai dapat membiasakan diri terhadap pelet
dalam waktu 4 hari, sampling ikan mas mulai dilakukan. Ukuran ikan yang digunakan untuk percobaan yaitu 7,88±1,41 g. Wadah
yang digunakan untuk pemeliharaan ikan uji yaitu akuarium berdimensi 50x40x35 cm berjumlah 15 unit serta satu buah bak fiber. Pemeliharaan ikan dilakukan
selama 37 hari dengan sistem resirkulasi dan diaerasi 24 jam. Dinding luar akuarium pemeliharaan ikan uji ditutupi plastik hitam untuk meminimalkan stres
pada ikan. Pemanas air masing-masing diletakkan dalam akuarium yang bertujuan untuk menjaga kestabilan suhu. Ikan ditebar ke dalam masing masing akuarium
sebanyak sepuluh ekor per akuarium dan dipuasakan selama 24 jam sebelum perlakuan pakan. Penimbangan bobot ikan uji dilakukan pada awal dan akhir
pemeliharaan. Selama masa pemeliharaan dilakukan uji kualitas air setiap 10 hari. Suhu selama masa pemeliharaan berkisar antara 28-30
C, pH 6,86-7, DO 6,0- 6,89, alkalinitas 48-96 ppm dan TAN 0,064-0,156 ppm. Ikan yang mati selama
wadah pemeliharaan segera diangkat dan ditimbang. Pakan diberikan sebanyak tiga kali sehari yaitu pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 WIB secara at satiation. Sisa
pakan yang tidak termakan dikumpulkan untuk dihitung jumlah konsumsi pakannya. Satu hari sebelum panen dilakukan penimbangan bobot ikan akhir.
Pada hari ke 37 ikan dipanen dengan jumlah tertentu dan dipilih sesuai keperluan uji, yakni uji organoleptik dan uji kimia.