I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan mas Cyprinus carpio merupakan salah satu ikan konsumsi favorit di Indonesia dikarenakan rasanya enak dan dagingnya tebal. Pada tahun 2007
produksi ikan mas mencapai lebih dari 50 total produksi budidaya ikan konsumsi air tawar di Indonesia. Ikan air tawar ini memiliki konsumen cukup
besar, terutama di Jawa, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Utara. Data KKP menunjukkan bahwa produksi ikan mas pada tahun
2010 mencapai 374.112 ton KKP 2010. Pembudidaya ikan mas di Jambi diberitakan mencampurkan daun kayu
manis Cinnamomun burmanni dalam pakan ikan mas dan mendapatkan rasa daging ikan mas yang lebih manis dibandingkan dengan rasa daging ikan mas
tanpa penambahan daun kayu manis. Selain itu, berdasarkan pada analisa usaha pada Lampiran 1, penambahan daun kayu manis pada pakan dapat meningkatkan
keuntungan yang dihasilkan oleh pembudidaya dibandingkan dengan pakan tanpa penambahan. Pemakaian daun kayu manis pada pakan belum pernah dilakukan
sebelumnya pada ikan, oleh karena itu diperlukan kajian secara ilmiah untuk menganalisis seberapa besar kadar kandungan daun kayu manis yang dapat
digunakan untuk menghasilkan rasa manis pada daging ikan mas. Kayu manis merupakan tanaman tahunan yang memerlukan waktu lama
untuk diambil hasilnya. Hasil utama kayu manis adalah kulit batang, dahan, ranting, dan daun. Selain digunakan sebagai rempah atau pemberi cita rasa
flavor. Hasil olahan lain kayu manis seperti minyak atsiri dan oleoresin banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi, kosmetik, makanan, minuman, rokok, dan
sebagainya Mawaddah 2008. Pemberian kayu manis pada pakan memberikan aroma yang harum serta
rasa manis pada pakan. Kayu manis bersifat aromatik dan memiliki sifat fisik hangat, pedas, wangi, dan manis. Rasa dan aroma yang harum tersebut diduga
berasal dari senyawa–senyawa dalam kayu manis. Kayu manis memiliki kandungan berbagai senyawa kimia, yaitu minyak atsiri, eugenol, safrole, juga
kandungan sinamaldehid, tanin, kalsium oksalat, damar, dan penyamak Azima
2
2004. Minyak atsiri, flavonoid, alkaloid, senyawa fenol dan tannin bersifat antimikroba sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh pada ikan dan
menghambat pertumbuhan jamur, bakteri dan parasit yang menyerang ikan Ayuningtyas 2008. Selain itu, senyawa seperti tannin, flavonoid dan saponin
merupakan zat antinutrisi pada pakan sehingga perlu dikaji lebih lanjut pengaruh pemberian kayu manis terhadap pertumbuhan ikan. Penelitian tentang penggunaan
kayu manis dalam pakan telah dilakukan oleh Azima 2004 dan dari penelitian tersebut didapatkan bahwa penambahan kayu manis sebanyak 200 mgkg dalam
pakan dapat menurunkan kadar kolesterol dan kadar trigliserida dalam tubuh kelinci. Kayu manis menurut Riyadi 2007 memiliki komposisi kimia berupa
kadar abu 4,2–6 , kadar air 7,79–10,48, kadar karbohidarat 16,6-21, kadar serat kasar 34,4-38,5, kadar protein 3,2-4,1, kadar lemak 1,35-1,68.
1.2 Tujuan