Pengumpulan Data Pengolahan Data

dengan waktu perekaman citra sehingga memungkinkan kedalaman yang berbeda. Data kedalaman pemeruman perlu dilakukan kalibrasi dengan data kedalaman laut pada saat perekaman citra. Koreksi ini perlu dilakukan dengan alasan kondisi tinggi muka air laut dan kedalaman laut bersifat tidak statis dan mengalami perubahan karena adanya pasang surut air laut. Proses kalibrasi ini memerlukan data pasang surut pada waktu pengambilan data kedalaman pemeruman, prediksi pasang surut pada waktu kedalaman pemeruman dan data prediksi pasang surut pada waktu perekaman citra. Teknik penyesuaian data kedalaman antara waktu perekaman citra dengan waktu pengambilan data pemeruman dilakukan dengan menghitung selisih kedalaman antara kedua data. Hal yang dapat dilakukan dan yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut : 1. Pastikan pengamatan pasang surut dilakukan pada waktu-waktu tersebut dan nilai-nilai elevasi muka laut acuan air tinggi, air tengah, air rendah diikatkan ke Bencmark BM yang sama agar memiliki sistim vertikel yang sama. 2. Plot waktu satelit melintas di kurva pasang surut untuk mendapatkan elevasi muka air aktual. 3. Plot waktu pemeruman di kurva pasang surut. 4. Hitung beda elevasi muka air Perbedaan elevasi muka air saat satelit melintas dengan muka air pada saat pemeruman K : K = As-Ap ...................................................................................................... 1 Elevasi muka air satelit As = elevasi muka air perum Ap + koreksi K 5. Koreksi muka air Dengan dilakukannya koreksi muka air mengacu pada elevasi muka air saat satelit melintas, maka nilai-nilai kedalaman hasil pengukuran diharapkan telah mewakili kondisi aktual kedalaman yang direkam oleh citra.

3.4. Pengolahan Data Satelit

Pengolahan citra dilakukan dengan menggunakan komputer yang dilengkapi dengan software ER MAPPER dan IDRISI Kilimanjaro yang bertujuan memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusiamesin komputer. Pemrosesan citra dilakukan secara bertahap, yaitu pengolahan citra awal dan pengolahan citra lanjutan. Pemrosesan citra awal meliputi Pemulihan citra image restoration dan penajaman citra image enhancement. Pemulihan citra terdiri dari koreksi geometrik dan radiometrik. Dalam penelitian ini citra yang digunakan telah mengalami koreksi geometrik dan radiometrik. Oleh karena itu, penelitian ini memfokuskan pada pengolahan citra lanjutan yang meliputi tahap pengekstraksian citra untuk memperoleh nilai reflektansi atau digital number DN citra dengan menggunakan algoritma Lyzenga yang telah dikembangkan. Proses pemotongan citra Cropping Datasheet hanya dipilih pada lokasi penelitian yang diperlukan saja yaitu perairan sekitar Pulau Tiga. Potongan citra ini digunakan untuk mengekstrak nilai Digital Number DN pada area kajian training area yang diteliti. Objek laut dan yang lainnya perlu dibedakan, pembedaan dilakukan dengan masking citra yaitu memberikan nilai nol untuk obyek bukan laut menghilangkan objek bukan laut. Tahapan ini diperlukan agar obyek bukan laut tidak memberikan kontribusi dalam analisis data pada tahap selanjutnya, hal ini bertujuan untuk memfokuskan area kajian ke daerah perairan pada saat pengolahan data citra.

3.5. Transformasi citra

Transformasi citra yang digunakan yaitu transformasi algoritma Lyzenga 1985, secara umum dinyatakan sebagai berikut Wouthuyzen, 2001 :     lnVO K 2 1 VS - V ln K 2 1 Z    .............................................................. 2 dimana, Z = Kedalaman m, V = Sinyal radians yang diamati pada citra, VS = Bagian sinyal hasil pembaruan radiasi di atmosfir, kolom air, dan permukaan laut, k = Koefisien attenuasi , dan VO = Faktor sensitifitas yang meliputi kontribusi irradians matahari di permukaan air, pantulan dasar perairan, transmisi atmosfir dan pengaruh dari sensor itu sendiri.

3.6. Klasifikasi citra

Klasifikasi citra merupakan proses pengelompokan pixel pada suatu citra ke dalam sejumlah class kelas, sehingga setiap kelas dapat menggambarkan suatu entitas dengan ciri-ciri tertentu. Klasifikasi citra bertujuan untuk menghasilkan peta tematik, dimana suatu warna mewakili suatu objek tertentu. Pada tahap ekstraksi citra dilakukan analisis data dengan membandingkan nilai kedalaman in situ dan nilai reflektansi gelombang yang dipancarkan dari kanal satelit yang berupa DN yang disajikan dalam grafik Cartesian. Ketiga kanal citra kanal biru, hijau dan merah dianalisis untuk melihat perbandingannya dan