Kerangka Pemikiran Teoritis PENDAHULUAN

30

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Pengertian Pasar dan Konsep Pemasaran

Menurut Lipsey 1995, istilah pasar pada awalnya diperuntukkan hanya suatu tempat dimana barang - barang diperdagangkan. Namun dalam pengertian modern, pasar merujuk pada situasi manapun di mana pembeli dan penjual dapat menegosiasikan pertukaran komoditi. Pasar adalah suatu tempat atau daerah geografis dimana pembeli dan penjual bertemu dan berfungsi, barang- barang dan pelayanan ditawarkan untuk dijual dan terjadilah pemindahan pemilik barang. Pasar menurut Sudiyono 2002 didefinisikan sebagai lokasi geografis, dimana penjual dan pembeli bertemu untuk mengadakan transaksi faktor produksi, barang dan jasa. Dalam perkembangannya definisi perlu ditinjau mengingat perkembangan teknologi informasi memungkinkan dilakukan transaksi tanpa komunikasi tatap muka antara penjual dan pembeli, bahkan untuk beberapa komoditi pertanian terdapat lembaga pemasaran yang berperan sebagai agen penjual selling broker atau agen pembeli buying broker. Dengan demikian, ada kalanya penjual dan pembeli diwakili individu- individu dan transaksi tidak perlu membutuhkan ruang geografis tertentu. Kotler 2002, menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran pada prinsipnya adalah aliran barang dari produsen ke konsumen. Aliran barang ini dapat terjadi karena adanya peranan lembaga tataniaga. Peranan lembaga tataniaga atau pemasaran ini sangat tergantung dari sistem pasar yang berlaku dan karakteristik aliran yang dipasarkan. Oleh karena itu dikenal istilah “Saluran Pemasaran” Marketing Chanel. Fungsi saluran pemasaran ini sangat penting, khususnya dalam melihat tingkat harga masing masing lembaga pemasaran Soekartawi, 2002. Istilah tataniaga di negara kita diartikan sama dengan pemasaran atau distribusi yaitu kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan 31 barang dari produsen ke konsumen, disebut tataniaga karena sesuatu yang menyangkut aturan permainan dalam hal perdagangan barang sadangkan disebut pemasaran karena sering terjadinya transaksi di pasar Mubyarto, 1994. Menurut Nitisemito 1991, tataniaga merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen secara efisien, dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif sehingga tataniaga bukan semata-mata kegiatan untuk menjual barang dan jasa saja, karena sebelum dan sesudahnya merupakan kegiatan tataniaga. Menurut Sudiyono 2004, tujuan dari tataniaga adalah untuk mengarahkan barang dan jasa ke tangan konsumen. Beberapa kegiatan yang perlu dinyatakan sebagai fungsi pemasaran, yaitu: Fungsi pertukaran meliputi kegiatan yang memperlancar perpindahan hak milik dari barang dan jasa yang dipasarkan. Fungsi pemasaran ini terdiri dari fungsi pembelian dan fungsi penjualan. Fungsi pembelian merupakan fungsi yang berhubungan dengan pemindahan hak milik dari sejumlah barang dan jasa yang dipasarkan. Fungsi penjualan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mencari atau mengusahakan agar ada permintaan atau pembelian terhadap barang dan jasa yang dipasarkan pada tingkat harga yang menguntungkan. Fungsi penyediaan fisik yaitu kegiatan kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan barang dan jasa sehingga menimbulkan kegunaan tempat, bentuk dan waktu. Fungsi fisik ini meliputi pengangkutan dan penyimpanan. Fungsi pengangkutan meliputi perencanaan, pemilihan dan pergerakan. Fungsi pengangkutan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan barang dan jasa di daerah konsumen baik menurut waktu, jumlah dan mutunya. Fungsi penyimpanan kegunaan waktu yaitu untuk menyimpan barang selama belum dikonsumsi atau menunggu diangkut ke daerah pemasaran, untuk memperkecil fluktuasi harga komoditi yang bersifat musiman, mengatur keseimbangan suplai sepanjang tahun, menjaga mutu komoditi pertanian yang mudah rusak. Fungsi penyediaan fasilitas merupakan usaha-usaha perbaikan sistem pemasaran untuk meningkatkan efisiensi operasional dan efisiensi penetapan harga. Fungsi ini meliputi standarisasi, penanggungan resiko, informasi pasar, dan penyediaan dana. 32 a Fungsi standarisasi merupakan suatu ukuran atau penentuan mutu suatu barang dengan menggunakan berbagai ukuran seperti warna, bentuk, kekuatan atau ketahanan, kadar air, tingkat kematangan, rasa, ukuran bentuk. b Fungsi penanggungan resiko yaitu kemungkinan yang sifatnya merugikan yang akan dihadapi dalam penyaluran barang dari produsen hingga tingkat konsumen. c Fungsi informasi sangat penting terhadap penawaran dan permintaan.

3.1.2 Saluran Pemasaran

Pemasaran pada prinsipnya adalah aliran barang dari produsen ke konsumen. Aliran barang ini dapat terjadi karena adanya peranan lembaga pemasaran. Peranan lembaga pemasaran ini sangat tergantung dari sistem pasar yang berlaku dan karakteristik aliran barang yang dipasarkan. Oleh karena itu,dikenal istilah saluran pemasaran. Fungsi saluran pemasaran ini sangat penting, khususnya dalam tingkat harga di masing-masing lembaga pemasaran Soekartawi, 2001 . Saluran pemasaran menurut Kotler dan Keller 2007 adalah organisasi-organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi. Mereka adalah perangkat jalur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi. Menurut Saladin 2003 arus saluran pemasaran terbagi menjadi lima tipe arus saluran, yaitu : a. The pshical flow arus fisik, menggambarkan penjualan produk secara fisik dari bahan mentah sampai ke pelanggan akhir b. The title flow arus pemilikan, menggambarkan perpindahan hak milik yang sebenarnya dari lembaga pemasaran itu ke badan usaha lain. Pemilikan berpindah dari produsen ke penyalur, kemudian ke konsumen. c. The payment flow arus pembayaran, menggambarkan para pelanggan membayar faktur mereka lewat bank atau lembaga keungan lainnya kepada penyalur, dan penyalur membayarkan kepada produsen dipotong komisi dan produsen membayar kepada berbagai suplai. 33 d. The information flow arus informasi, mengambarkan arus pengaruh yang terarah periklanan, penjualan, perseorangan, promosi penjualan, dan publisitas dari satu bagian ke bagian lainnya dalam sistem yang sama. e. The promotion flow arus promosi, menggambarkan bentuk-bentuk promosi yang dipergunakan.

3.1.3 Identifikasi Lembaga Saluran Pemasaran

Pelaksanaan saluran pemasaran meliputi pengenalan Lembaga saluran pemasaran dengan siapa dia berhubungan, proses apa yang perlu dihubungkan dengan tiap anggota inti dan jenis penggabungan apa yang diterapkan pada tiap proses hubungan tersebut. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan persaingan dan keuntungan bagi perusahaan dan seluruh lembaganya, termasuk pelanggan akhir. Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa, dan komoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. Lembaga-lembaga tataniaga dalam menyampaikan komoditi pertanian dari produsen berhubungan satu sama lain yang membentuk jaringan tataniaga. Arus tataniaga yang terbentuk dalam proses tataniaga ini beragam sekali, misalnya produsen berhubungan langsung dengan tengkulak atau pedagang pengumpul Sudiyono, 2004. Menurut Limbong dan Sitorus 1987 lembaga pemasaran merupakan suatu badan atau orang yang terlibat dalam penyaluran barang dan jasa atau kehadirannya untuk menggerakkan barang dan jasa dari titik produsen ke titik konsumen melalui berbagai kegiatan atau aktivitas. Lembaga-lembaga pemasaran akan melakukan kegiatan dan akan melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran yang meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Lembaga-lembaga pemasaran ini melakukan pengangkutan barang dari tingkat produsen sampai ke tingkat konsumen, juga berfungsi sebagai sumber informasi mengenai suatu barang dan jasa. Beberapa Lembaga pemasaran yang merupakan pelaku-pelaku yang mempunyai kepentingan yang sama, yaitu : 34

3.1.3.1 Pemasok Suppliers

Jaringan berawal dari sini, merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran barang akan dimulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies , suku cadang, dan sebagainya. Sumber pertama dinamakan pemasok, termasuk juga pemasoknya pemasok atau sub-pemasok. Jumlah pemasok dapat berjumlah banyak atau sedikit.

3.1.3.2 Produsen Manufacturer

Pemasok sebagai mata rantai pertama dihubungkan dengan manufacturer atau assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi, mengasembling, merakit, mengkonversikan, atau menyelesaikan barang finishing. Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi untuk melakukan penghematan. Pada tahap ini terjadi penghematan sebesar 40 - 60 atau bahkan lebih.

3.1.3.3 Distributor Distribution

Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer dapat mulai disalurkan kepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk penyaluran barang ke pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar rantai pasokan. Barang dari pabrik melalui gudangnya disalurkan ke gudang distributor atau warehouse atau pedagang besar dalam jumlah besar, dan akhirnya pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepada retailers atau pengecer.

3.1.3.4 Pengecer Retail outlets

Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga menyewa dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum disalurkan lagi ke pihak pengecer. Pada tahap ini terdapat kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam bentuk jumlah persediaan dan biaya gudang, dengan cara melakukan desain kembali pola-pola pengiriman barang baik dari gudang pengolahan maupun ke toko pengecer retail outlet. 35

3.1.3.5 Pelanggan Customers

Pengecer menawarkan barangnya langsung kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang tersebut. Pihak yang termasuk pengecer antara lain toko, warung, toko serba ada, pasar swalayan, toko koperasi, mal, clubstore, dan sebagainya di mana pembeli akhir melakukan pembelian. Walaupun secara fisik dapat dikatakan bahwa ini merupakan mata rantai yang terakhir, sebenarnya masih ada satu mata rantai lagi, yaitu pembeli yang mendatangi toko pengecer ke pengguna atau pembeli sesungguhnya, karena pembeli belum tentu pengguna sesungguhnya. Mata rantai pasokan baru benar-benar berhenti setelah barang yang bersangkutan tiba di pemakai sebenarnya barang atau jasa yang dimaksud.

3.1.4 Manajemen Permintaan

Kotler 2002 menyatakan bahwa salah satu alasan utama perusahan melakukan riset pemasaran adalah untuk mengidentifikasi peluang pasar. Setelah riset selesai perusahaan harus mengukur dan memperkirakan ukuran, pertumbuhan, dan potensi laba tiap-tiap peluang pasar. Salah satu kegiatan tersebut adalah melakukan peramalan. Ramalan permintaan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam demand management. Setelah Literatur mengenai manajemen permintaan dalam rantai pasok muncul pada konteks amplifikasi permintaan yang dilakukan oleh Forrester pada tahun 1958 dan Burbidge 1961 Taylor dan Fearne 2009. Pujawan 2005 menyatakan demand management adalah upaya untuk membuat permintaan lebih mudah dipenuhi oleh supply chain. Secara lebih spesifik bisa dikatakan bahwa demand management adalah upaya untuk secara aktif meyakinkan bahwa profil permintaan pelanggan memiliki pola yang halus sehingga mudah dan efisien untuk dipenuhi. Demand management melihat bahwa input tersebut harus diubah polanya terlebih dahulu sebelum masuk ke proses peramalan, perencanaan produksi, pengadaan bahan baku produksi dan pengiriman ke pelanggan. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. 36 Gambar 3. Ilustrasi Demand Management dan order fulfillment Sumber : Pujawan 2005 Taylor dan Fearne 2009 menyatakan bahwa selama ini perencanaan bersama collaborative planning dan manajemen permintaan dikenal sebagai kunci penting dalam perkembangan atau pertumbuhan rantai pasok supply chain atau lembaga pemasaran yang efektif dan efisien terutama pada kebutuhan atau produk produk segar, produk yang mudah busuk, tidak tahan lama atau barang- barang yang sangat cepat perpindahannya dengan permintaan yang tidak menentu. Menurut Russell dan Taylor 2006, pendekatan pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam saluran pemasaran antara lain adalah Forecasting. Forecasting merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk melakukan manajemen permintaan dengan baik.

3.1.5 Forecasting

Forecast atau peramalan adalah prediksi atas apa yang akan terjadi di masa depan. Peramalan permintaan produk adalah dasar dari seluruh keputusan- keputusan perencanaan yang penting. Keputusan perencanaan seperti penjadwalan, persediaan, produksi, layout fasilitas dan tata letak bangunan, tenaga kerja, distribusi, pembelian, dan sebagainya adalah fungsi dari permintaan konsumen. Peramalan terdiri dari metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif didasarkan kepada penilaian, opini, pengalaman sebelumnya atau tebakan terbaik dalam membuat peramalan . Sedangkan metode kuantitatif di 37 dasarkan kepada metode-metode peramalan seperti time series. Peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi berikut : 1. Tersedia informasi tentang masa lalu. 2. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk numerik. 3. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa yang akan datang.

3.1.5.1 Jenis-Jenis Peramalan

Makridakis et al. 1999 menyatakan ada dua jenis model peramalan utama, yaitu sebagai berikut : 1. Model deret berkala time series, pendugaan masa depan dilakukan berdasarkan nilai masa lalu dari suatu variabel danatau kesalahan masa lalu. Tujuannya adalah untuk menemukan pola dalam deret data historis mengekstrapolasikan pola tersebut ke masa depan. 2. Model kausal regresi, faktor yang diramalkan menunjukkan suatu hubungan sebab akibat dengan satu atau lebih variabel bebas. Tujuannya adalah menemukan bentuk hubungan tersebut dan menggunakannya untuk meramalkan nilai mendatang dari variabel tak bebas.

3.1.5.2 Metode Deret Waktu Time Series

Menurut Heizer dan Render 1993, metode time series memprediksi berdasarkan asumsi bahwa masa depan adalah fungsi dari masa lalu. Metode ini melihat pada apa yang terjadi selama periode waktu dan menggunakan seri data masa lalu untuk membuat suatu ramalan. Metode ini biasanya digunakan untuk peramalan jangka pendek atau sangat pendek. Alasan utama penggunaan metode ini adalah sederhana, cepat dan murah. Hanke et al 2003 menyatakan bahwa salah satu aspek penting dalam memilih metode peramalan yang sesuai untuk data time series adalah mempertimbangkan beberapa pola data. Pola data tersebut dapat dibedakan menjadi empat, yaitu : 1. Pola horizontal stasioner, terjadi apabila data observasi berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang konstan. 2. Pola musiman, terjadi ketika data observasi dipengaruhi oleh faktor musiman yang merupakan fluktuasi yang terjadi kurang dari setahun dan berulang pada 38 tahun-tahun berikutnya. Komponen musiman relatif dominan pada peubah- peubah yang besarannya tergantung pada musim atau cuaca. 3. Pola siklis, terjadi apabila data observasi terlihat naik atau turun dalam periode waktu yang tidak tetap. Data berfluktuasi seperti gelombang di sekitar garis trend. 4. Pola trend, terjadi apabila terdapat kenaikan atau penurunan pada periode yang panjang. 39

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional