83
BAB VII. MANAJEMEN PERMINTAAN TOMAT BANDUNG DI KOPERASI MITRA TANI PARAHYANGAN CIANJUR
Tomat bandung merupakan produk pertanian yang bergantung terhadap musim, sehingga perlu penanganan khusus dalam pelaksanaan produksi maupun
pemasaran. Berdasarkan lampiran 4 tentang data produksi tomat bandung selama tahun 2012 dapat dilihat bahwa produksi tomat bandung mengalami peningkatan
pada hari-hari tertentu, peningkatan produksi terjadi pada di awal bulan februari kemudian terjadi peningkatan produksi yang cukup tinggi pada bula Mei, Juni,
Juli, Agustus dan November. Sebaliknya, peningkatan permintaan terjadi pada bulan februari, Mei, Juli dan Oktober. Peningkatan permintaan tersebut dapat
dapat dipenuhi oleh koperasi karena koperasi mampu menjalin kerjasama dengan para petani dalam pemenuhan permintaan tomat bandung.
Dalam penelitian ini dapat dilihat peningkatan produksi yang terjadi tidak dibarengi dengan peningkatan permintaan. Kualitas dan kuantitas tomat bandung
sangat dipenagruhi oleh faktor iklim, dari data dan purchasing order PO yang dilakukan antara pihak distributor dan retail terlihat bahwa permintaan tomat
bandung relatif stabil setiap harinya yaitu pada kuantitas 1500 kg, namun dalam penerimaan tomat bandung setelah menyeleksian berdasarkan standar dan kualitas
tomat yang dilakukan oleh pihak distributor dan retailer mengalami penurunan jumlah karena kualitas dan standar tidak sesuai. Penolakan produk tersebut
diberitahukan melalui faktur penjualan. Penolakan selama tahun 2012 dapat mencapai 50 dari produk atau tomat bandung yang dikirim. Hal ini dapat
mengakibatkan terjadinya over supply tomat bandung pada tahun 2012 seperti yang terlihat pada Lampiran 4. Kondisi ini menuntut koperasi untuk mampu
menjaga kualiatas tomat bandung agar mampu berproduksi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Permintaan akan tomat bandung setiap harinya cukup banyak di Koperasi Mitra Tani Parahyangan. Permintaan tersebut berkisar 1500 Kg – 4000 kg. Data
tersebut dapat dilihat pada Lampiran 4. Tomat bandung di koperasi Mitra Tani Parahyangan selalu tersedia setiap hari. Dalam menjaga ketersediaan tomat
bandung tersebut koperasi bekerjasama dengan anggota koperasi petani yang berada di Kecamatan Warungkondang Cianjur, selain itu koperasi juga
84
bekerjasama dengan anggota non koperasi petani yang menanam tomat tapi tidak termasuk dalam anggota koperasi Mitra Tani Parahyangan Cianjur. Hal
tersebut dilakukan agar permintaan tomat dari ditributor, toko retail, dan restoran dapat terpenuhi. Berdasarkan lampiran 4 dalam pelaksanaan produksi dan
pemasaran tomat bandung di Koperasi Mitra Tani Parahyangan selalu mengalami over supply
selama tahun 2012. Dalam penelitian ini Over supply tersebut bukan merupakan kerugian bagi koperasi karena tomat bandung yang tidak terserap
penuh oleh distributor, retail, dan restoran akan dijual kepada pengumpul pasar tradisional yang ada seperti Tanah Tinggi, Kramat Jati dan Sukabumi. Harga di
pasar tradisional ditentukan oleh pihak pengumpul. Tomat bandung tersebut akan diambil oleh pengumpul di koperasi Mitra Tani Parahyangan Cianjur. Dalam
menghadapi over supply yang terjadi maka, dalam penelitian ini penulis mencoba melakukan manajemen permintaan dengan forecasting atau peramalan baik untuk
produksi maupun permintaan tomat bandung beberapa bulan kedepan, sehingga dapat diketahui berapa produksi dan permintaan yang harus dipenuhi.
7.1 Peramalan Produksi Tomat Bandung di Koperasi Mitra Tani