Penanganan Tomat bandung PENDAHULUAN

23 15 kali dengan selang 2-3 hari sekali untuk setiap panen. Petani tomat membedakan tiga tingkat kematangan saat dipetik, yaitu hijau tua, merah muda pecah warna dan merah tua Cara untuk menentukan indeks panen adalah dengan mengadakan perubahan fisio-kimia yang terjadi selama proses pematangan buah yaitu berturut-turut: green mature, break, turning, pink, light red and red. Buah tomat dapat dipanen dengan cara dipetik dengan tangan cara tradisional. Berdasarkan ketinggian tanamannya, jenis tomat dibagi menjadi 3 golongan utama, yaitu Determinate, Intermediate dan Hybrid. Determinate adalah jenis tomat yang memiliki ketinggian tanaman anatara 50-80 cm. Intermediate adalah jenis tanaman tomat yang relatif lebih tinggi dan tumbuh hingga 2 m dan umurnya berkisar 4 bulan. Hybrida adalah hasil persilangan antara determinate dengan intermediate, karena merupakan persilanngan antara keduanya, varietas ini memiliki sifat dari keduanya. Selain dikelompokkan berdasarkan bentuk fisik tanamannya, jenis buah tomat juga banyak ditentukan berdasarkan bentuk buah dan juga kegunaannya. Beberapa jenis tomat yang lazim dikenal di masyarakat adalah tomat plum, tomat beef, tomat ceri, tomat hijau, tomat pear dan tomat anggur. Tomat yang diproduksi KUD Mitra Tani Parahyangan tergolong kedalam jenis tomat hybrid bentuk fisiknya masuk kedalam tomat plum. Tomat yang ada di KUD Mitra Tani Parahyangan biasa disebut dengan tomat bandung atau tomat tw. Disebut tomat tw dikarenakan tomat tersebut awal benihnya berasal dari Taiwan, di kalangan retailer dikenal dengan nama dagang tomat gelar.

2.2 Penanganan Tomat bandung

Menurut Sudjadi 1998, bahwa program penelitian pasca panen hortikultura diarahkan untuk mendapatkan paket teknologi tentang penanganan primer sebagai program jangka pendek dan penanganan atau pengolahan sekunder sebagai program jangka panjang. 1. Penelitian mengenai penanganan primer Digunakan untuk mendapatkan informasi dan data fisik, data fisiologis dan data biologis. Data tersebut diperlukan dalam menentukan bahan baku yang cocok dan bermutu tinggi serta mengetahui penyebab terjadinya kehilangan 24 hasil sebelum panen sampai ke tangan konsumen bagi produk untuk konsumsi segar. 2. Penelitian mengenai penanganan sekunder Diarahkan untuk mendapatkan data mengenai bahan baku yang cocok dan bermutu untuk konsumsi langsung maupun untuk pengolahan selanjutnya yang berupa data fisik dan data kimiawi. Data fisik mencakup data mengenai bentuk warna, dan kekerasan. Data kimiawi meliputi data mengenai komposisi kimia dan nilai gizi. Pada saat tomat telah sampai di gerai Outlet harus segera dilakukan penanganan agar mutunya dapat dipertahankan serta berbagai bentuk kehilangan dapat dikurangi. Secara garis besar sistem penanganan tomat bandung yang biasa diterapkan sebagai berikut : a. Pencucian Pencucian dilakukan untuk menghilangkan residu pestisida. Namun, hal ini tidak dilakukan pada tomat bandung yang teksturnya lunak dan mudah lecet atau rusak. b. Sortasi Sortasi dilakukan untuk memisahkan tomat bandung yang mutunya rendah ukuran terlalu kecil, kematangan tidak sesuai, rusak, lecet, memar dan busuk. c. Grading Grading adalah suatu operasi memisah-misahkan tomat bandung berdasarkan kelas mutunya, dapat berdasarkan ukuran, baik volumenya maupun ukuran panjang, tingkat kematangan dan warna. d. Pengemasan dan Pengepakan Pengemasan tomat dilakukan agar terhindar dari kerusakan akibat gesekan atau benturan sehingga mutunya dapat dipertahankan. Pengemasan dilakukan dengan menggunakan kontainer atau keranjang buah. Selanjutnya kontainer- kontainer kontainer tersebut untuk kemudian dikirim ke ruang pendingin. e. Pendinginan cooling Proses pendinginan cooling sering kali disebut precooling untuk membedakan dengan proses penyimpanan dingin cool storage. Pendinginan dimaksudkan adalah untuk 1 menghilangkan panas yang berasal dari lapangan; 25 2 memperlambat respirasi; 3 menurunkan kepekaan terhadap serangan mikroba; 4 mengurangi jumlah air yang hilang dan 5 memudahkan pemindahan ke dalam ruang penyimpanan dingin atau transportasi yang berpendingin.

2.3. Saluran Pemasaran