Analisa Univariat Analisa Bivariat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta c. Tabulasi Proses penempatan data ke dalam bentuk tabel yang telah diberi kode sesuai dengan kebutuhan analisa. Peneliti memasukkan data yang telah dilakukan proses coding ke dalam program Microsoft Excel dalam bentuk tabel. d. Cleaning Data yang sudah diinput diperiksa kembali untuk memastikan data bersih dari kesalahan dan siap untuk dianalisa lebih lanjut.

3.7.5 Analisa Data

Analisa data dilakukan menggunakan program Microsoft Excel 2010 dan program Statistical Package for the Social Science SPSS 16.0. Confidence Interval CI yang digunakan sebesar 95 dengan nilai α = 0,05. Pengolahan data yang dilakukan meliputi:

3.7.5.1 Analisa Univariat

Analisa univariat adalah analisa yang digunakan untuk menganalisis setiap variabel yang ada secara deskriptif Notoatmojo, 2002. Data yang telah dikategorikan ditampilkan sebagai frekuensi kejadian. Adapun pengolahan data dengan menggunakan analisa univariat ialah: 1. Karakteristik pasien a. Jenis kelamin b. Usia pasien c. Tingkat keparahan PGK d. Penyakit penyerta 2. Penggunaan obat pada pasien PGK

3.7.5.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubunganberkolerasi. Analisa data sampel dilakukan secara deskriptif statistik, yaitu dengan analisa kai-kuadrat chi-square. Uji kai-kuadrat adalah uji yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara dua variabel yang bersifat kategorik. Cara pengambilan keputusannya adalah dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melihat nilai probabilitas p pada kolom Asymp Sig. 2-sided dari hasil SPSS Statistic 16.0. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: H : tidak ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat H 1 : ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat Nilai p pada tingkat kepercayaan 95 adalah sebagai berikut: a. Probabilitas 0,05 berarti H ditolak. Uji statistik menunjukkan hubungan bermakna. b. Probabilitas 0,05 berarti H diterima. Uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna. Uji kai-kuadrat ini dinyatakan sahih apabila memenuhi persyaratan tidak lebih dari 20 sel mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 5 Sabri dan Hastono, 2006. Apabila tidak memenuhi persyaratan tersebut, maka dilakukan uji mutlak Fisher. Analisa koefisien kontingensi digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antarvariabel yang bersifat nominal. Adapun pengolahan data yang menggunakan analisa bivariat untuk mengetahui pengaruh jumlah penyakit penyerta terhadap jumlah DRPs dan pengaruh jumlah penggunaan obat terhadap jumlah DRPs pada pasien rawat inap yang menderita PGK di Rumkital Dr. Mintohardjo. 50 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Univariat

4.1.1 Karakteristik pasien

Data karakteristik pasien penyakit ginjal kronik PGK yang menerima terapi obat dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Karakterisitk Pasien Penyakit Ginjal Kronik di Rumkital Dr. Mintohardjo, 2014 n=44 Karakteristik Pasien Jumlah Persentase Berdasarkan jenis kelamin Laki-laki 25 56,82 Perempuan 19 43,18 Berdasarkan usia pasien Dewasa 20 – 59 tahun 24 54,55 Lansia 60 tahun 20 45,45 Berdasarkan tingkat keparahan PGK Stadium 3 5 11,36 Stadium 4 7 15,91 Stadium 5 32 72,73 Berdasarkan jumlah penyakit penyerta 1 – 3 penyakit penyerta 18 40,91 4 – 6 penyakit penyerta 24 54,54 6 penyakit penyerta 2 4,54 Jumlah pasien rawat inap dengan PGK yang memenuhi kriteria inklusi adalah 44 orang, diantaranya pasien berjenis kelamin laki-laki sebanyak 25 orang 56,82 dan perempuan sebanyak 19 orang 43,18. Hal ini sesuai dengan Walker, R. dan Edward, C. 2003 yang menyatakan bahwa insiden PGK pada laki-laki 1,5 kali lebih banyak daripada perempuan Aritonga, R. E., 2008. Penyataan tersebut juga didukung dengan beberapa penelitian lainnya, dimana pasien ginjal kronik dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada perempuan Faizzah, N., 2012. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Indriani, L., dkk. 2013, yang menunjukkan dari 40 pasien penderita PGK, jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Penelitian yang dilakukan di China, menunjukkan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari perempuan Xue, L., et al., 2014. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil

Dokumen yang terkait

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Kanker Payudara di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2011 – 2012

13 117 144

Karakteristik Penderita Gagal Ginjal Kronik Rawat Inap di RS Haji Medan Tabun 1999 - 2003

0 23 74

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) RAWAT INAP DI RS PARU JEMBER TAHUN 2011

2 30 17

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) RAWAT INAP DI RS PARU JEMBER TAHUN 2011

0 12 17

Evaluasi Drug Related Problems Kategori Penyesuaian Dosis Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Utara

4 33 166

Analisa Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Rawat Inap Penyakit Ginjal Kronik dengan Penyakit Penyerta di Rumkital Dr. Mintohardjo Tahun 2014

2 39 174

Evaluasi drug related problems obat antidiabetes pada pasien geriatri dengan diabetes melitus tipe 2 di ruang rawat inap rumah sakit umum pelabuhan periode januari-juni 2014

4 24 164

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN ASMA DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2015 Identifikasi Drug Related Problems (Drps) Potensial Pada Pasien Asma Di Instalasi Rawat Inap Rsud Dr. Moewardi Tahun 2015.

1 6 19

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN ASMA DI INSTALASI RAWAT Identifikasi Drug Related Problems (Drps) Potensial Pada Pasien Asma Di Instalasi Rawat Inap Rsud Dr. Moewardi Tahun 2015.

0 3 14

KAJIAN DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN PERSALINAN PRETERM DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. Kajian Drug Related Problems (Drps) Pada Pasien Persalinan Preterm Di Instalasi Rawat Inap Rsud Dr. Moewardi Tahun 2010.

0 2 18