Pembahasan b, c, d, e
matured self arises when a generalized other is internalized so that the community exercise control over the conduct of its individual members”. Hanya dengan
menghayati dan melaksanakan kebudayaan yang berlaku dalam masyarakat tempat terjadinya interaksi, individu dikatakan bisa mencapai tingkat kedewasaan yang
matang Charon, 1998. Kecuali dipengaruhi oleh interaksi dengan individu lain, tindakan individu
juga dipengaruhi oleh interaksi dengan diri-pribadi self. Sebelum mengambil keputusan, individu berdialog dengan diri pribadi mengenai obyek yang dihadapi.
Komunikasi dan dialog dengan diri pribadi menjadi sasaran untuk menginterpretasi makna obyek. Konsep diri, pengalamannya terhadap obyek di masa lampau,
kepentinganya terhadap obyek tersebut, dan faktor resiko menjadi bahan penting dalam proses interaksi dengan self Charon, 1998
Intra-komunikasi dalam diri individu dimungkinkan karena tiap-tiap individu memiliki self diri-pribadi. Self merupakan bagian dari lingkungan yang menjadi
obyek perbuatan seseorang. Manusia pun bisa menilai perbuatannya, atau marah terhadap diri sendiri, menyesali tindakan sendiri atau mengakui bahwa perbuatannya
salah. Singkat kata ia bisa mengenal diri sendiri make indication to himself. Bahkan ia bisa berdialog dengan diri sendiri yang dinamakan self-interaction
interaksi pribadi atau minded activity berpikir Charon, 1998 Jika temuan di atas dihubungkan dengan teori interaksi simbolik, dapat
dijelaskan bahwa perbedaan ciri kewirausahaan pengelola KemChicks yang satu dengan pengelola KemChicks yang lain, adalah karena setiap orang memiliki makna
sendiri terhadap ‘diri’ dan entrepreneurship kewirausahaannya. Menurut teori komunikasi, meskipun orang-orang terekspose expousured dengan informasi yang
sama dalam lingkungan yang sama, namun penafsiran atau pemaknaan setiap orang terhadap diri dan entrepreurship tersebut bisa sangat berbeda satu sama lain. Hal ini
menurut kedua teori tersebut disebabkan karena setiap orang memiliki personaliti tujuan hidup, pengalaman, persfektif dan pemikiran yang berbeda. Kajian ini
membuktikan kebenaran teori tersebut.
William James 1842-1910 dalam Denzin, 1992 secara khusus mempelajari hubungan antara mind and body. Menurut James apa yang dilakukan manusia,
sebagian besar diyakini lahir dari kesadaran yang reflektif reflektive consciousness. Bagi James, kesadaran merupakan tema utama yang harus dipelajari
oleh psikologi. Dua konsep lain yang dikemukakan oleh James adalah diri-pribadi self dan realita.
Diri-pribadi diakui sebagai pusat kesadaran manusia, terdiri atas “I ” dan “Me” “Aku” dan “Diriku”, masing-masing mewakili subyek dan obyek individu.
Tiap manusia sesungguhnya memiliki banyak diri-pribadi: sebagai suami atau istri di rumah, sebagai pendidik di sekolah, sebagai anggota masyarakat dan lain-lain.
Konsep “Aku” dan “Diriku” kemudian dikembangkan oleh Mead dalam teorinya interaksi simbolik Denzin, 1992.
Temuan ini juga membuktikan konsistensi pandangan George Herbert Mead, yang menyatakan bahwa manusia adalah mahkluk yang berfikir, dalam dirinya
manusia selalu berdialog dengan diri sendiri intra komunikasi dan atau berinteraksi dengan dirinya sendiri self interaction. Manusia tidak pasif menerima begitu saja
pengaruh orang lain dan lingkungan terhadap dirinya sebagaimana yang dimaksudkan oleh teori psikologi behavioristik. Manusia juga bukan hasil konstruksi
lingkungannya sebagaimana yang dimaksudkan oleh teori konstruktivisme. Berbeda dengan mahkluk hidup lainnya, manusia sesungguhnya adalah sosok
yang bebas yang dalam batas tertentu dapat menentukan sendiri tindakannya. Sebelum melakukan tindakan, manusia terlebih dahulu merumuskan situasi define
the situation lingkungan yang dihadapinya. Kejadian masa lalu dapat mempengaruhi kejadian saat ini, harapan dan tujuan juga dapat mempengaruhi
tindakan saat ini. Namun keputusan yang diambil seseorang selalu didasarkan atas analisis dan rumusan terhadap situasi rill yang dihadapinya saat ini Blommer dan
Spradly dalam Endraswara , 2001 Mead juga menyatakan, manusia berinteraksi dengan dunia di luar diri yang
merupakan lingkungannya, karenanya manusia sangat kaya dengan berbagai informasi yang disumbangkan oleh lingkungannya tersebut, namun manusia tidak
akan begitu saja meniru perilaku-perilaku, kebiasaan-kebiasaan atau budaya orang lain, tanpa memikirkan terlebih dahulu tindakan yang diambilnya. Keputusan
manusia untuk bersikap atau berperilaku tertentu, sepenuhnya lahir dari dari proses berfikir atau pemaknaanya terhadap obyek sikap dan perilaku tersebut Charon,1998.
Peran sosial cendrung membentuk perilaku, tanpa mempedulikan karakter seseorang. Perilaku mungkin dipengaruhi karakteristik orang-orang yang dipergauli,
ini disebut penyesuaian diri. Menurut Goffman 1959 dalam Mulyana 2007, proses penyesuaian diri merupakan bagian dari apa yang dikenal sebagai
managament impression manajemen-kesan, kebiasaan orang untuk menyesuaikan kata-kata, dan perilaku sedemikian rupa sehingga menghasilkan kesan yang
diinginkan dari orang-orang yang mengawasi – untuk membuat mereka menyukai, menghargai, takut atau apa saja yang diinginkan.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN