Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan FMA

arbuscule, dan spora. Vesikel merupakan struktur cendawan yang berasal dari pembengkakan hifa internal secara terminal dan interkalar, kebanyakan berbentuk bulat telur, dan berisi banyak senyawa lemak sehingga merupakan organ penyimpanan cadangan makanan dan pada kondisi tertentu dapat berperan sebagai spora atau alat untuk mempertahankan kehidupan cendawan. Tipe FMA vesikel memiliki fungsi yang paling menonjol dari tipe cendawan mikoriza lainnya. Hal ini dimungkinkan karena kemampuannya dalam berasosiasi dengan hampir 90 jenis tanaman, sehingga dapat digunakan secara luas untuk meningkatkan prosentase hidup tanaman. Arbuskula merupakan hifa bercabang halus yang dibentuk oleh percabangan dikotomi yang berulang-ulang sehingga menyerupai pohon dari dalam sel inang. Arbuskula merupakan percabangan dari hifa masuk kedalam sel tanaman inang. Spora terbentuk pada ujung hifa eksternal. Spora ini dapat dibentuk secara tunggal, berkelompok atau di dalam sporokarp tergantung pada jenis cendawannya. Perkecambahan spora sangat sensitif tergantung kandungan logam berat di dalam tanah dan juga kandungan Al. Kandungan Mn juga mempengaruhi pertumbuhan miselium. Spora dapat hidup di dalam tanah beberapa bulan sampai beberapa tahun Pattimahu 2004.

2.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan FMA

Banyak faktor biotik dan abiotik yaang menentukan perkembangan FMA. Faktor biotik dan abiotik tersebut adalah sebagai berikut Mosse 1981 : 1. Suhu Suhu yang relatif tinggi akan meningkatkan aktivitas fungi. Suhu optimum untuk perkecambahan spora sangat beragam tergantung pada jenisnya. 2. Kadar air tanah Untuk tanaman yang tumbuh di daerah kering, adanya FMA menguntungkan karena dapat meningkatkaan kemampuan tanaman untuk tumbuh dan bertahan pada kondisi yang kurang air. Adanya FMA dapat memperbaiki dan meningkatkan kapasitas serapan air tanaman inang. 3. Derajat keasaman pH tanah Fungi pada umumnya lebih tahan terhadap perubahan pH tanah. Meskipun demikian daya adaptasi masing-masing spesies fungi terhadap pH tanah berbeda- beda karena pH tanah mempengaruhi perkecambahan, perkembangan dan peran mikoriza terhadap pertumbuhan tanaman. 4. Bahan organik Bahan organik merupakan salah satu komponen penyusun tanah yang penting disamping bahan anorganik, air dan udara. Jumlah spora FMA mempunyai hubungan yang erat dengan kandungan bahan organik di dalam tanah. 5. Cahaya dan ketersediaan hara Intensitas cahaya yang tinggi dengan kekahatan nitrogen ataupun fospor sedang akan meningkatkan jumlah karbohidrat didalam akar sehingga membuat tanaman lebih peka terhadap infeksi FMA. Derajat infeksi terbesar terjadi pada tanah-tanah yang mempunyai kesuburan yang rendah. 6. Pengaruh logam berat dan unsur lain Beberapa spesies FMA diketahui mampu beradaptasi dengan tanah yang tercemar seng Zn, tetapi sebagian besar spesies FMA peka terhadap kandungan Zn yang tinggi. Selain itu kandungan Ca dalam tanah diketahui dapat mempengaruhi perkembangan FMA. 7. Fungisida Fungisida merupakan racun kimia yang digunakan untuk membunuh cendawan penyebab penyakit pada tanaman. Penggunaan fungisida dalam dosis yang rendah disamping mampu memberantas fungi penyebab penyakit juga terbukti dapat menyebabkan turunnya kolonisasi FMA yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman dan pengambilan unsur P.

2.1.3. Manfaat Mikoriza