4.2.4. Interaksi Mikoriza dengan Media Tumbuh
Media tumbuh dalam persemaian berfungsi sebagai tempat berpijaknya bibit, tempat pertumbuhan akar dan sumber nutrisi. Media tumbuh yang baik harus
memenuhi persyaratan fisik dan kimia tanah Hardjowigeno 1995. Perlakuan media tumbuh dari beberapa penelitian terhadap perkembangan mikoriza
menghasilkan pengaruh yang bervariasi. Secara umum berdasarkan hasil analisis yang disajikan pada Tabel 4,
pengaruh media tumbuh yang berupa campuran tanah tambang dengan kompos dapat menghasilkan respon pertumbuhan yang positif pada semai Acacia
mangium yang diinokulasi Glomus fasciculatum dan Paraserianthes falcataria yang diinokulasi Gigaspora margarita. Tanah podsolik merah kuning PMK
yang digunakan pada penelitian menggunakan semai Gmelina arborea yang diinokulasi Glomus agregatum juga memberikan hasil pertumbuhan yang cukup
baik pada semai Gmelina arborea.
4.2.5. Simbiosis Mikoriza dengan Mikroba Lain
Mikroba lain dapat membentuk hubungan simbiosis mutualisme dengan mikoriza untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Pada Tabel 5, parameter
pertumbuhan tinggi, diameter, berat kering total dan nisbah pucuk akar pada kombinasi perlakuan inokulasi Glomus sp, bakteri pelarut fosfat 1 mlpot dan
rhizobium 1 mlpot menghasilkan pertumbuhan Acacia crassicarpa yang lebih baik dibandingkan kontrol. Selain itu, kombinasi perlakuan inokulasi Glomus sp
sebanyak 200 gram dengan Rhizobium dosis 10 mlpot juga menghasilkan respon pertumbuhan yang baik pada semai Acacia mangium. Hal ini menunjukkan
adanya simbiosis yang baik antara mikoriza, bakteri pelarut fosfat dan rhizobium dengan tanaman inang. Simbiosis mikoriza jenis Glomus sp dan bakteri Glomus
sp 2 mampu meningkatkan nisbah pucuk akar dan jumlah bintil akar semai Paraserianthes falcataria.
4.2.6 . Pengaruh Teknik Inokulasi terhadap Pertumbuhan
Teknik inokulasi mikoriza yang efisien dan efektif ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah tingkat kecocokan cendawan dengan inang, kondisi
lingkungan, jenis inokulan dan ketersediaan inokulan mikoriza yang digunakan Indriyanto 2008. Menurut Setiadi 2005, pada umumnya terdapat dua cara
inokulasi FMA yang berhasil dicoba di persemaian, yaitu direct technique teknik koakan dan layering technique teknik layering. Berdasarkan data pada Tabel 6,
teknik koakan direct technique yang diterapkan di persemaian mampu memberikan respon yang positif terhadap infeksi akar dan parameter pertumbuhan
seluruh tanaman fast growing species. Kelebihan diterapkannya teknik inokulasi FMA ini pada semai antara lain adalah tingkatprosentase infeksi akar yang lebih
tinggi, tingkat infeksi akar dapat lebih terkonsentrasi, dan proses infeksi akar terjadi lebih cepat dibandingkan dengan teknik layering.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Jenis FMA yang efektif untuk diinokulasikan pada Acacia crassicarpa adalah Glomus manihotis, jenis Acacia mangium dapat digunakan Glomus
fasciculatum, dan pada Paraserianthes falcataria dapat digunakan FMA jenis Gigaspora margarita. Inokulan INDM-22 Brown Glomus pada Gmelina
arborea, dan FMA jenis Glomus etunicatum untuk Eucalyptus urophylla. Inokulasi FMA tersebut dapat diberikan melalui teknik layering layering
technique dan koakan direct technique. 2. Media tanah podsolik merah kuning PMK dan jenis media tanah tambang
yang dicampur dengan kompos dapat diinokulasi dengan FMA untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.
3. Efektivitas FMA dapat ditingkatkan dengan penambahan mikroba lain seperti bakteri pelarut fosfat dan rhizobium.
5.2. Saran
1. Penggunaan FMA yang diaplikasikan pada tanaman fast growing species hendaknya dijadikan manifestasi awal bagi pelaku kegiatan pembangunan HTI
dan revegetasi lahan kritis sehingga dapat dihasilkan bibit yang berkualitas untuk dapat ditanam di lapang.
2. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut untuk mengetahui jenis FMA yang lebih spesifik, jumlahdosis pupuk yang tepat, dan jenis media tanam yang
paling efektif dalam rangka meningkatkan pertumbuhan tanaman fast growing species di persemaian