2. Lafaz Ijab Qabul 2.1. Tidak Harus Dalam Bahasa Arab
Tidak diharuskan dalam ijab qabul untuk menggunakan bahasa arab, melainkan boleh menggunakan bahasa apa saja
yang intinya kedua belah pihak mengerti apa yang ucapkan dan masing-masing saling mengerti apa yang dimaksud oleh
lawan bicaranya.
Sebaiknya ijab menggunakan kata nikah, kawin atau yang semakna dengan keduanya. Sedangkan bila menggunakan kata
hibah, memiliki, membeli dan sejenisnya tidak dibenarkan oleh Asy-Syafii, Ibnu Musayyib Ahmad dan Atho. Sebaliknya
Al-Hanafiyah membolehkannya. demikian juga dengan Abu Tsaur, Ats-Tsauri, Abu Ubaid dan juga Abu Daud.
2.2. Dengan Fiil Madhi
Selain itu para fuqaha mengatakan bahwa lafaz ijab dan qabul haruslah dalam format fiil madhi past seperti
zawwajtuka atau ankahtuka. Fiil madhi adalah kata kerja dengan keterangan waktu yang telah lampau. sedangkan bila
menggunakan fiil mudhari, maka secara hukum masih belum tentu sebuah akad yang syah.
Sebab fiil mudhari masih mengandung makna yang akan datang dan juga sekarang. Sehingga masih ada ihtimal
kemungkinan bahwa akad itu sudah terjadi atau belum lagi terjadi.
60
Pertemuan Kedelapan
Mahar
Rukun Nikah IV : Mahar Mas Kawin
Salah satu bentuk pemuliaan Islam kepada seorang wanita adalah pemberian mahar saat menikahinya. Mahar adalah
harta yang diberikan pihak calon suami kepada calon istrinya untuk dimiliki sebagai penghalal hubungan mereka.
Dahulu di zaman jahiliah wanita tidak memiliki hak untuk dimiliki sehingga urusan mahar sangat bergantung kepada
walinya. Walinya itulah yang kemudian menentukan mahar, menerimanya dan juga membelanjakannya untuk dirinya
sendiri. Sedangkan pengantin wanita tidak punya hak sedikitpun atas mahar itu dan tidak bisa membelanjakannya.
Maka datanglah Islam menyelesaikan permasalahan ini dan melepaskan beban serta mewajibkan untuk memberikan
mahar kepada wanita. Islam menjadikan mahar itu menjadi kewajiban kepada wanita dan bukan kepada ayahnya.
اسفن هنم ,ءيش نع مكل نبط نإف ةلحن نهتاقدص ءاسنلا اوتآو ائيرم ائينه هولكف
Berikanlah maskawin kepada wanita sebagai pemberian dengan penuh kerelaan . Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian
dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah pemberian itu yang sedap lagi baik akibatnya
.QS. An-Nisa: 4
ارا طنق نهادحإ متيتآو ,جوز ناكم ,جوز لادبتسا م[تدرأ نإو انيب[م امثإو اناتهب هنوذخأتأ ائيش هنم اوذخأت لف
Dan jika kamu ingin mengganti isterimu dengan isteri yang lain , sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka
harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun. Apakah kamu akan mengambilnya
kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan dosa yang nyata ?.
QS. An-Nisa:20
م كنم نذخأو ,ضعب ىلإ مكضعب ىضفأ دقو هنوذخأت فيكو اظيلغ اقاثيم
62
Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka
telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat .QS An-Nisa: 21
Pemberian mahar akan memberikan pengaruh besar pada tingkat keqowaman suami atas istri. Juga akan menguatkan
hubungan pernikahan itu yang pada gilirannya akan melahirkan mawadah dan rohmah.
,ض عب ىلع مهضعب ه1للا لضف امب ءاسنلا ىلع نوماوق لاجرلا ب يغل.ل تاظفاح تاتناق تاحلاصلاف مهلاومأ نم اوقفنأ امبو
نهورجهاو نهوظعف نهزوشن نوفاخت يت5للاو ه1للا ظفح امب ليب س نهيلع اوغبت لف مكنعطأ نإف نهوبرضاو عجاضملا يف
ايبك ا†يلع ناك ه1للا 5نإ
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain ,
dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara . Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya ,
maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu,
maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar
.QS An-Nisa : 34
Nilai Mahar
63
Secara fiqhiyah, kalangan Al- Hanafiyah berpendapat bahwa minimal mahar itu adalah 10 dirham. Sedangkan Al-Malikiyah
mengatakan bahwa minimal mahar itu 3 dirham. Meskipun demikian sebagian ulama mengatakan tidak ada batas minimal
dengan mahar.
Dan bila dicermati secara umum, nash-nash hadits telah datang kepada kita dengan gambaran yang seolah tidak
mempedulikan batas minimal mahar dan juga tidak batas maksimalnya. Barangkali karena kenyataannya bahwa manusia
itu berbeda-beda tingkat ekonominya, sebagian dari mereka kaya dan sebagian besar miskin. Ada orang mempunyai harta
melebihi kebutuhan hidupnya dan sebaliknya ada juga yang tidak mampu memenuhinya.
Maka berapakah harga mahar yang harus dibayarkan seorang calon suami kepada calon istrinya sangat ditentukan dari
kemampuannya atau kondisi ekonominya.
Banyak sekali nash syariah yang memberi isyarat tentang tidak ada batasnya minimal nilai mahar dalam bentuk nominal.
Kecuali hanya menyebutkan bahwa mahar haruslah sesuatu yang punya nilai tanpa melihat besar dan kecilnya.
Maka Islam membolehkan mahar dalam bentuk cincin dari besi, sebutir korma, jasa mengajarkan bacaan quran atau yang
sejenisnya. Yang penting kedua belah pihak ridho dan rela atas mahar itu.
a. Sepasang Sendal