Teknik dan Budidaya Jarak Pagar

jarak pagar sangat beracun, berwarna kuning, kental dan tidak berbau. Oleh karena itu minyak biji dan getah batang atau daunnya hanya boleh dipakai sebagai obat luar, seperti obat kumur atau salep penyembuh luka, misalnya gigi lubang. Air perasan daun jarak pagar yang kental dapat digunakan sebagai peluntur, obat kumur, sampai pencuci borok. Sedangkan minyak yang dicampur dengan belerang, parafin dan beberapa tetes terpentin dapat digunakan untuk mengobati luka. Di daerah pedesaan, getah jarak pagar yang berwarna jernih kekuningan sering digunakan sebagai obat tradisional untuk obat tetes pada telapak kaki yang terkena kutu air dan bercak. Disamping itu juga dapat digunakan sebagai obat pembasmi cacing kremi Astuti 2011.

2.2.4. Teknik dan Budidaya Jarak Pagar

Perbanyakan tanaman jarak pagar dapat dilakukan secara generatif maupun secara vegetatif. Perbanyakan secara generatif menggunakan biji yang cukup tua, yaitu dari buah yang telah masak berwarna hitam. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan stek cabang atau batang, okulasi, penyambungan, maupun kultur jaringan kultur in vitro Hambali et al., 2006 Perkecambahan benih dilakukan dengan cara merendam biji jarak dalam air selama 12-24 jam. Kemudian ditambahakan cairan insektisida sebanyak 2 cc per liter air kedalam air rendaman. Biji dipilih sebagai bahan perbanyakan adalah dari buah yang sudah tua berwarna hitam. Untuk menghasilkan tanaman yang dapat berproduksi optimal maka dipilih benih biji dengan grade A berwarna hitam cerah dan bersih Hambali et al. 2006. Menurut Hariadi 2005 yang diacu di dalam Prihatiningtyas 2010, media tanam yang baik berupa tanah lapisan tas top soil dan dicampur pupuk kandang lebih baik. Hasil penelitian penggunaan pupuk kandang dengan komposisi 2:1 dan 1:1 akan menghasilkan pertumbuhan dan kondisi bibit yang baik dibandingkan tanpa pupuk kandang. Setiap polibag ditanami 1 satu benih. Lama di pembibitan 2 bulan. Kegiatan yang dilakukan selama pembibitan antara lain penyiraman setiap hari 2 kali pagi dan sore. Menurut Hambali et al. 2006 perbanyakan dengan stek menggunakan cabangbatang yang cukup berkayu atau cabang tua dengan panjang sekitar 25 cm. Cabang yang diambil berada 50 cm dari atas permukaan tanah. Kemudian ditanam dari atas pemukaan tanah sedalam sekitar 5 cm. Media yang digunakan berupa campuran arang sekam dan serbuk gergaji. Penanaman dilakukan pada awal atau selama musim penghujan sehingga kebutuhan air bagi tanaman cukup tersedia. Penanaman juga dapat dilakukan secara langsung di lapangan tanpa pembibitan dengan menggunakan stek cabang atau batang. Dalam pembudidayaan tanaman jarak pagar diterapkan sistem tumpang sari dengan tanaman lain, seperti jagung, cabai, kacang tanah, dan kedelai. Jarak tanam dengan tumpang sari bisa berupa 2 m x 3 m. Jarak pagar juga merupakan tanaman intercropping tanaman yang bisa ditanam dengan tanaman lain seperti diantara tanaman jambu mete dengan jarak tanam 2 m x 2 m Hambali et al. 2006. Menurut Mahmud 2006, yang diacu di dalam Raden et al. 2009 perlu adanya tindakan untuk meningkatkan produktifitas yaitu dengan cara pembentukan arsitektur tajuk. Pembentukan arsitektur tajuk yaitu melalui pemangkasan. Pemangkasan pada tanaman jarak pagar sangat diperlukan untuk memperoleh tajuk tanaman yang efisien dalam memproduksi buah, meningkatkan produksi hasil panen, membentuk struktur fisik tanaman kanopi seperti semak atau payung dapat meningkatkan cabang produktif. Semakin banyak cabang produktif yang dihasilkan maka buah atau biji yang dihasilkan akan semakin banyak pula sampai jumlah cabang terminal tertentu. Raden et al. 2009 menyebutkan bahwa pemangkasan cabang utama dapat meningkatkan jumlah cabang primer. Peningkatan jumlah cabang akibat pemangkasan batang utama memberikan pengaruh terhadap peningkatan diameter batang, luas daun total, dan presentase intersepsi cahaya. Tinggi pemangkasan 30-40 cm dengan jumlah cabang primer 3 atau lebih 6 cabang primer dapat meningkatkan produksi jarak pagar.

2.2.5. Panen dan Produktivitas Jarak Pagar