Tabel 2 Hasil uji-t parameter pertumbuhan
Keterangan = Nilai P 0,05 berbeda nyata,
tn
= Nilai P 0,05 tidak berbeda nyata.
Hasil uji-t pada Tabel 2 parameter pertumbuhan yang memiliki nilai p 0,05 antara lain : diameter, tinggi, panjang, lebar, dan luas tajuk. Nilai p 0,05
memiliki arti bahwa parameter diameter, tinggi, panjang, lebar dan luas tajuk di bawah tegakan mahoni muda berbeda nyata dengan jarak pagar di bawah tegakan
mahoni tua. Sedangkan parameter akar pada panjang horizontal dan vertikal memiliki nilai p 0,05 yang berarti tidak berbeda nyata antara akar jarak pagar di
bawah tegakan mahoni muda dan mahoni tua.
5.1.1 Parameter diameter, tinggi, dan luas tajuk
Diameter merupakan salah satu parameter yang dapat dilihat dalam pertumbuhan suatu tanaman. Dari hasil uji-t pada Tabel 2 diameter jarak pagar
pada tegakan mahoni muda berbeda nyata dengan tegakan mahoni tua. Perbedaan ini dapat dilihat dari hasil pengukuran pada Tabel 1. Dari Tabel 1 nilai rata-rata
diameter JPMM lebih besar dibandingkan dengan diameter JPMT. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh tegakan mahoni yang paling baik untuk diameter
adalah jarak pagar di bawah tegakan mahoni muda. Tinggi juga merupakan salah satu parameter pertumbuhan yang sering
diamati selain diameter. Dari hasil uji-t pada Tabel 2 tinggi jarak pagar pada mahoni muda berbeda nyata dengan jarak pagar di bawah tegakan mahoni tua.
Perbedaan ini dapat dilihat pada Tabel 1. Rata-rata tinggi jarak pagar di bawah tegakan mahoni muda lebih besar dibandingkan dengan jarak pagar di bawah
tegakan mahoni tua. Tajuk merupakan bagian dari tanaman yang memiliki salah satu fungsi
untuk menahan pukulan air hujan. Selain itu tajuk juga memiliki kaitan penting
Rata-rata Nilai-P Hasil Uji-t
Diameter cm 0,000
Tinggi cm 0,007
Panjang tajuk cm 0,000
Lebar Tajuk cm 0,017
Luas Tajuk cm² 0,000
Panjang akar horisontal cm 0,571
tn
Panjang akar vertikal cm 0,812
tn
dengan faktor-faktor seperti jarak tanam permulaan, kontrol kualitas kayu, pemeliharaan antar tegakan dan berpengaruh terhadap produksi sebuah tanaman.
Menurut Widodo 2005 di dalam Raden et al. 2009. Pembentukan arsitektur tajuk bertujuan untuk mengurangi sistem percabangan, meratakan penerimaan
cahaya, menyebarkan percabangan agar dapat membagi ruang tumbuh secara merata, mempermudah pengelolaan pohon dan mempermudah penyusunan
anggaran kebun serta prediksi hasil karena ukuran dan bentuk pohon seragam. Hasil uji-t pada Tabel 2, panjang, lebar, dan luas tajuk memiliki nilai p
0,05 yang berarti adanya perbedaan antara jarak pagar di bawah tegakan mahoni muda dengan jarak pagar di bawah tegakan mahoni tua. Perbedaan ini dapat
dilihat dari hasil rata-rata panjang, lebar dan luas tajuk pada Tabel 1. Dilihat dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa pengaruh tegakan mahoni muda lebih
baik untuk panjang, lebar, dan luas tajuk jarak pagar dibandingkan dengan pengaruh tegakan mahoni tua.
Perbedaan hasil pertumbuhan untuk diameter, tinggi, panjang, lebar, dan luas tajuk jarak pagar di bawah tegakan mahoni muda memiliki pengaruh yang
berbeda dibandingkan dengan jarak pagar di bawah tegakan mahoni tua. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi.
Menurut Pandey dan Sinha 1972 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain, suplai makanan nutrisi, suplai air, suplai oksigen, suhu, cahaya, hormon
pertumbuhan. Selain itu menurut Sitompul dan Guritno 1995 faktor genetik, bahan tanaman, dan pengaruh masa lalu juga mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Salah satu faktor yang penting adalah intensitas cahaya. Intensitas cahaya
merupakan salah satu faktor yang bepengaruh terhadap proses fotosintesis. Hasil pengukuran intensitas cahaya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil pengukuran intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk mahoni
Jenis tegakan Persentase penutupan
tajuk Intensitas cahaya matahari
10¹ LUX Mahoni muda
36,50 246
Mahoni tua 84,38
192
Intensitas cahaya yang tertinggi pada tegakan mahoni muda yaitu 246.10¹ Lux Tabel 3. Semakin besar intensitas cahaya matahari maka pertumbuhan juga
akan semakin cepat. Hal ini disebabkan karena cahaya matahari berpengaruh terhadap laju fotosintesis dari suatu tanaman. Daniel et al. 1987 menyebutkan
bahwa intensitas cahaya mempengaruhi laju fotosintesis. Bertambahnya intensitas cahaya, maka bertambah pula fotosintesis neto. Hasil dari proses fotosintesis
berupa photosintat yang akan membantu pertumbuhan tanaman. Kecilnya intensitas cahaya akan mengakibatkan pertumbuhan tinggi tidak ke atas tetapi ke
arah datangnya cahaya. Pertumbuhan jarak pagar yang membengkok terdapat pada jarak pagar mahoni tua Lampiran 1.
Intensitas cahaya matahari dipengaruhi oleh cuaca dan juga tajuk. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa persentase penutupan tajuk pada mahoni muda lebih
kecil dibandingkan dengan persentase penutupan tajuk pada mahoni tua. Menurut Suryanto et al. 2006 perkembangan tajuk berhubungan dengan proses
penangkapan energi matahari. Dalam praktek tumpangsari, informasi perkembangan tajuk akan berhubungan dengan proses berbagai sumberdaya
dengan tanaman pertanian, terutama mengenai durasi praktek tumpangsari. Perbedaan persentase ini menyebabkan intensitas cahaya matahari yang masuk ke
dalam tegakan mahoni muda lebih besar dibandingkan dengan intensitas cahaya di mahoni tua. Cuaca juga berpengaruh terhadap besarnya intensitas cahaya
matahari. Karena setiap waktu cuaca dapat berubah-ubah. Perbedaan waktu pengukuran intensitas cahaya juga dapat berpengaruh terhadap besarnya intensitas
cahaya. Untuk itu perlu adanya pengukuran intensitas cahaya dalam waktu yang bersamaan. Dilihat dari hasil perbedaan intensitas cahaya tersebut dapat diduga
intensitas cahaya menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan pertumbuhan jarak pagar di bawah tegakan mahoni muda dan mahoni tua.
Besarnya intensitas pada tegakan mahoni muda dapat menyebabkan pertumbuhan jarak pagar yang lebih baik dibandingkan dengan jarak pagar di bawah tegakan
mahoni tua. Suhu merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan suatu tanaman. Karena suhu berpengaruh terhadap fotosintesis suatu tanaman. Dari hasil pengukuran suhu pada tegakan mahoni muda lebih tinggi
yaitu 28,53ºC dibandingkan dengan suhu pada mahoni tua yang besarnya 28,07ºC. Menurut Hambali et al. 2006
jarak pagar paling sesuai tumbuh pada suhu 20 − 26º C. Apabila suhu terlalu tinggi atau lebih dari 35º C atau lebih rendah dari pada
15º C, akan menyebabkan pertumbuhan yang terhambat dan mengurangi kadar minyak dalam biji. Jadi pada suhu tersebut jarak pagar masih dapat bertahan
hidup. Perbedaan suhu diantara kedua tegakan memang tidak berbeda jauh. Suhu dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari dan juga cuaca. Seperti halnya pada
intensitas cahaya, pengukuran suhu sebaiknya dilakukan secara bersamaan dikedua tegakan. Hal ini dimaksudkan agar hasil pengukuran suhu dapat
dibandingkan dengan kedua tegakan Menurut Pandey dan Sinha 1972 suhu rendah pada malam hari untuk
mengurangi laju respirasi dan suhu tinggi selama sehari untuk fotosintesis yang berguna untuk meningkat dan mengumpulkan photosintat juga meningkatkan
pertumbuhan. Suhu pada mahoni muda lebih tinggi dibandingkan dengan tegakan mahoni tua. Hal ini diduga sebagai salah satu penyebab perbedaan pertumbuhan
pada kedua tegakan tersebut. Faktor yang berpengaruh penting adalah unsur hara. Tanah merupakan
perantara penyedia faktor unsur hara. Menurut Daniel et al. 1995 tanah merupakan faktor yang penting dalam pengelolaan silvikultur seperti
pertumbuhan semai dan penentuan pertumbuhan tegakan. Analisis tanah pada penelitian ini dilakukan dengan pustaka sekunder. Hasil analisis tanah dapat
dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil analisis tanah
Analisi Tanah JPMM
JPMT Tekstur
Liat Liat
Pasir 6,97
6,89 Pasir sangat halus
0,73 0,66
Debu 29,20
29,83 Liat
62,99 62,62
Bobot Isi grcm³ 1,1
1,05 Permeabilitas cmjam
2,73 4,42
Porositas 58,44
43,85 Ph
5,64 6,41
C-Organik 1,34
1,62 N-total
0,1 0,03
KTK me100 gr 17,72
26,78 Sumber : Prihatiningtyas 2010
Tekstur tanah pada kedua tegakan bersifat liat. Pada Tabel 4 bobot isi tanah kecil, dan permeabilitas sedang memungkinkan lebih banyak air yang
terserap ke dalam tanah sehingga dapat mengurangi erosi. Bobot isi berbanding terbalik dengan porositas tanah, bila bobot isi tanah rendah maka porositas tanah
akan tinggi dan sebaliknya. Porositas dipengaruhi oleh bahan organik, struktur tanah, dan juga tekstur tanah. Bobot isi menunjukan kepadatan tanah, selain itu
bobot isi berfungsi untuk menghitung kebutuhan pupuk dan air. Hardjowiegeno 2003
Bahan organik pada analisis tanah JPMM lebih kecil dibandingkan dengan JPMT. Menurut Sutanto 2005 kandungan bahan organik biasanya diukur
berdasarkan kandungan C-organik. Pada C-organik JPMM lebih kecil dibandingkan dengn JPMT. Kedua tegakan juga memiliki pH yang masam.
Kemasaman tanah pH memiliki fungsi untuk menentukan mudah tidaknya unsur hara diserap oleh tanaman. Menurut Hardjowiegeno 2003 pada umumnya hara
mudah diserap pada pH netral, karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air. Pada pH masam unsur P tidak dapat diserap tanaman
karena diikat difiksasi oleh Al. Selain itu tanah masam unsur mikro dapat mudah larut, sehingga ditemukan unsur mikro yang banyak dan dapat bersifat racun.
Sedangkan nilai N-total pada tegakan mahoni muda tergolong rendah, sedangkan pada tegakan mahoni tua tergolong sangat rendah. Kekurangan nitrogen dapat
menyebabkan pertumbuhan yang kerdil, pertumbuhan akar yang terhambat, dan juga menyebabkan warna daun menjadi kuning. Kapasitas tukar kation atau KTK
sangat erat dengan kesuburan tanah. Semakin tinggi KTK semakin subur tanah karena tanah mampu menjerat dan menyediakan unsur hara lebih tinggi. Pada
Tabel 4 nilai KTK pada mahoni tua lebih besar dibandingkan dengan mahoni muda. Seharusnya tanah di bawah tegakan mahoni tua lebih subur dibandingkan
dengan mahoni muda. Namun kembali kekandungan N total yang lebih tinggi di mahoni muda. Hal ini lah yang diduga menjadi salah satu penyebab pertumbuhan
jarak pagar lebih baik di bawah tegakan mahoni muda lebih baik dibandingkan dengan mahoni tua.
Jarak tanam merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan. Karena jarak tanam berpengaruh terhadap kompetisi unsur hara, air,
dan intensitas cahaya. Tanaman jarak pagar di bawah tegakan mahoni tua ataupun mahoni muda memiliki jarak tanam rata-rata 1 m x 1 m, namun banyak jarak
tanam antar jarak pagar kurang dari 1 m x 1 m, dan lebih dari 1 m x 1 m. Jarak tanam yang tidak beraturan dan terlalu dekat menimbulkan persaingan atau
kompetisi. Menurut Sitompul dan Guritno 1995 apabila dua atau lebih tanaman
ditanam dengan cukup dekat dan ketersediaan unsur hara dan air terbatas, maka kompetisi akan faktor tersebut akan terjadi. Selain itu menurut Suprayogo et al.
2003 kompetisi antar tanaman yang ditanam berdampingan pada satu lahan yang sama sering terjadi, bila ketersediaan sumber kehidupan tanaman berada dalam
jumlah yang terbatas. Kompetisi ini biasanya diwujudkan dalam hambatan pertumbuhan terhadap tanaman lain, seperti berkurangnya intensitas cahaya
karena naungan pohon, atau menipisnya unsur hara dan air karena dekatnya perakaran dua jenis tanaman yang berdampingan. Pada lokasi penelitian pada
jarak pagar di bawah tegakan mahoni muda dan tegakan mahoni tua diduga terjadi sebuah kompetisi, karena jarak tanam yang terlalu dekat dan juga kandungan
unsur hara yang sedikit. Kondisi dari jarak pagar di bawah tegakan mahoni tua dan muda dapat dilihat dalam Gambar 1.
Gambar 1 Tanaman jarak pagar di bawah tegakan mahoni tua A, mahoni muda B
Lingkaran merah merupakan kondisi tanaman jarak pagar di bawah tegakan mahoni muda dan tua. Dari gambar di atas dapat dikatakan bahwa kondisi
kerapatan pada tegakan mahoni tua lebih rapat di bandingkan dengan tegakan mahoni muda. Adanya kerapatan ini akan menimbulkan kompetisi.
Menurut Omon dan Adman 2007 Persaingan akan terjadi bila tajuk tanaman saling bersentuhan dan persaingan dalam memperoleh cahaya matahari
A B
serta unsur cahaya. Dari Gambar 1 tanaman jarak pagar lingkaran merah mahoni tua saling besentuhan dengan sesama jarak pagar intra-spesies, dan dengan
tanaman lain inter-spesies dibandingkan dengan jarak pagar mahoni muda. Dengan demikian dapat diduga bahwa JPMT memiliki kompetisi yang lebih besar
dibandingkan dengan JPMM. Kompetisi cahaya tidak seaktif kompetisi air dan hara. Biasanya adanya kompetisi cahaya tanaman akan merubah bentuk
tumbuhnya mencari arah datangnya cahaya, selain itu akan memperbesar permukaan daun, dan mempertebal daun. Seperti pada JPMT banyak tanaman
yang tumbuhnya tidak keatas melainkan mencari datangnya cahaya. Hal ini disebabkan karena kerapatan tanaman jarak pagar pada mahoni tua lebih rapat
dibandingkan dengan jarak pagar di mahoni muda. Adanya kerapatan pada JPMT menyebabkan pertumbuhan pada JPMT tidak dapat tumbuh secara baik, karena
diduga persaingan yang terjadi di JPMT lebih besar dibandingkan dengan JPMM. Pemeliharaan tanaman juga sangat penting untuk meningkatkan
pertumbuhan. Pada lokasi penelitian sudah dilaksanakan pemeliharaan, namun pemeliharaan yang dilakukan kurang intensif. Hal ini terbukti dengan banyaknya
gulma berupa rumput dan semak belukar yang tumbuh di bawah tegakan mahoni, terutama pada mahoni tua. Hambali et al. 2006 menyebutkan bahwa gulma yang
tumbuh disekitar jarak pagar dapat menjadi pesaing dalam penyerapan nutrisi. Lahan yang bebas gulma berdampak pada pertumbuhan tanaman jarak lebih baik
karena dapat menyerap nutrisi secara optimal. Pertumbuhan JPMM lebih baik dibandingkan dengan JPMT dapat disebabkan karena adanya gulma yang lebih
banyak di JPMT. Selain penyiangan yang dilakukan juga terdapat pendangiran namun, tidak semua tanaman jarak pagar dilakukan pendangiran. Ada beberapa
tanaman jarak pagar pada mahoni tua di bagian atas tidak dilakukan pendangiran karena letak tanaman jarak pagar yang sulit dijangkau. Adanya gangguan hewan
kerbau menyebabkan tanaman menjadi rusak dan mati. Tanaman jarak pagar yang sudah rusak dan mati tidak langsung dilakukan penyulaman, terkadang
sampai berminggu-minggu
baru dilakukan penyulaman. Penyulaman menggunakan tanaman jarak kembali yang ditanam tidak sesuai aturan yaitu 1 m
x 1 m. Menurut Omon dan Adman 2007 pembersihan atau pemeliharaan akan memberikan ruang bagi masuknya cahaya yang sangat dibutuhkan oleh tanaman
untuk melangsungkan proses fotosintesis. Hasil fotosintesis ini sangat berguna bagi tanaman dalam bertahan hidup. Perlu adanya peningkatan pemeliharaan
tanaman jarak pagar agar pertumbuhan semakin meningkat. Hasil pengukuran parameter pertumbuhan jarak pagar di bawah tegakan
mahoni muda lebih baik dibandingkan dengan jarak pagar di bawah tegakan mahoni tua. Melihat dari hal ini dapat disimpulkan bahwa tanaman jarak pagar
dapat digunakan sebagai tanaman tumpangsari dengan syarat intensitas cahaya yang cukup bagi jarak pagar. Jarak pagar dapat tetap ditanam di tegakan yang tua
asalkan masih memungkinkan adanya intensitas cahaya matahari yang masuk cukup serta pemeliharaan yang intensif.
5.1.2 Parameter akar