Pembentukan Pembelajaran Kooperatif Yang dilakukan Guru Terhadap Siswa

60 Tahapan kedua adalah tenaga pengajar. Tenaga pengajar yang sengaja diperuntukkan bagi siswa-siswi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN SyarifHidayatullah jakartaberasal dari lulusan S1 bahkan S2 dalam dan luar negeri. Pengembangan yang dilakukan juga tak luput dari peran serta factor- faktorpenunjang.Salah satu faktor penunjang dari pengembangan ini adalah dedikasiyang tinggi dari para pengajar dan pengurus yayasan Syarif Hidayatullah Jakarta. Para pengajar senantiasa melakukan pembaharuan pembelajaran sesuaidengan tuntutan zaman dan perkembangan siswa.Selain itu adanya suatukerjasama dan kekeluargaan juga salah saru faktor keberhasilan MadrasahAliyahPembangunan untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki sebagai bagiandari peningkatan kualitas siswa dan lulusannya. Faktor-faktor penunjang yang menjadi pendorong pengembanganpembelajaran, juga tak luput dari hambatan-hambatan.Beberapa hambatan yangditemukan dilapangan sesuai dengan wawancara peneliti dengan seorang guruagama.Beliau mengatakan bahwa beberapa hambatan dalam pengembanganpembelajaran konstruktifisme yaitu, pertama pembelajaran ini masih terkesanbaru jadi masih perlu banyak sosialisasi oleh karenanya peran serta dari pihak-pihakpendidik, bagian kurikulum hingga para praktisi pendidikan ditingkatdaerah harus lebih banyak mensosialisasikan tentang pembelajaran ini.Selanjutnya, dalam terapannya pada bidang Agama Islam, pembelajaran ini masihterkesan jarang digunakan karena sifat Pendidikan Agama Islam yang masihbanyak mempersepsikan PAI sebagai dogmatis.Kemudian, input dan pengalamanbelajar siswa juga amat diperlukan dalam pembelajaran ini.Menurut guru AgamaIslam di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah ini.Pengalaman belajar siswa diperlukan karena dari pengalaman belajar siswa kitadapat mensinkronisasikan dengan materi yang akan dipelajari bersama. 42 42 Hasil Wawancara kepada Key Informem pada langgal 25 februari 2009 63

BAB V KESIMPULAN

Pembelajaran konstruktifisme adalah pembelajaran yang menuntut siswauntuk dapat membangun pengetahuannya sendiri.Pembelajaran ini memiliki nilaiplus dibanding pembelajaran lainnya. Nilai tambah yang terkandung dalampembelajaran ini sangatlah luas antaralain siswa dituntut untuk mandiri dan gurudiposisikan sebagai motivator, mediator dan fasilitator. Bukan hanya itu, dalampembelajaran ini siswa dapat belajar dengan mengaktifkan segala apa yang iamiliki. Mereka bebas bereksplorasi dengan bermacam-macam ide dan gagasannyayang cemerlang. Dapat kita simpulkan hasil dari penelitian ini adalah : 1. Langkah-langkah yang dilakukan oleh madrasah pembangunan UINSyarif Hidayatullah Jakarta dalam pembelajaran konstruktifisme padaPendidikan Agarna Islam berawal dari para tenaga pendidik yang telahberkompeten dibidangnya. Latar belakang para tenaga pendidikandalam visi dan misi Madrasah Pembangunan berorientasi pada bidangkeahlian masing-masing agar terciptanya suatu etos kerja yangprofesional dalam memberikan yang terbaik pada peserta didik.Namun pada realitanya, tenaga pendidikan khususnya dalam bidangPendidikan Agama Islam bukan berasal dari bidang keahlianPendidikan Agama Islam tetapi lulusan megister fakultas dakwah dankomunikasi. Dalam hal ini terjadilah suatu ketidak samaan antara visidan misi yang diharapkan dengan realitas yang dihadapi. 2. Faktor-faktor penunjang pembelajaran konstruktifisme yangdilaksanakan oleh Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullahjakarta berawal dari aktifitas pembelajaran yang didisain secaramenarik. Siswa-siswa yang menuntut ilmu di Madrasah Pembangunanini bukan hanya di ajarkan dalam ilmu-ilmu yang ia pelajari namun 64 juga dilibatkan dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai denganbeberapa jenis birnbingan yang populer involve me and Iunderstanlibatkan saya dan saya faham.Siswa·siswa di Madrasah Aliyahpembangunan selalu dilibatkan dalam setiap kesempatan aktifitaspembelajaran.Siswa dilibatkan sebagai pembelajar bukan hanya orangyang diajarkan.Karena perbedaan antara pembelajar dengan orangyang diajarkan adalah pembelajar melibatkan semua indera maupunorgan. Seperti halnya siswa bukan hanya duduk dan mendengarkantetapi juga melakukan pcrcobaan-percobaan ataupun analisis-analisispelajaran yang sedang ia pelajari. Kemudian hasilnya akan merekadiskusikan dan menjadi sebuah teori. Sedangkan orang yang diajarkanbiasanya tidak dilibatkan dalammelakukan aktifitas inquiry dandiscovery dalam artian siswa yang hanya menjadi orang yangdiajarkan sama dengan sebagai objek pendidikan. Dan ini adalahparadigma lama yang menjadikan pendidikan jalan ditempat.Biasanyapembelajaran ini disebut dengan pembelajaran konvensional denganaktifitas yang monoton dan tidak mengeksplorasi kemampuandanpemahaman siswa. 3. Pembelajaran konstruktifisme yang selalu menekankan padapembangunan keilmuwan siswa secara mandiri dapat kita lihat padasekolahan dengan model moving class atau kelas centra. Dalam kelastersebut kelas yang dihuni oleh beberapa siswa selalu berputar sesuaidengan materi yang disampaikan pada hari itu.Pembelajaran denganmodel pengelolaan kelas demikian membutuhkan SDM yang bukanhanya pintar tetapi juga kreatif mengemas materi dan kegiatan belajarmengajar sedemikian rupa. Struktur Program Pembelajaran No Mata Pelajaran Kelas X Kelas Xl Kelas XII IPA IPS IPA IPS mp bsnp mp bsnp mp bsnp Mp bsnp mp Bsnp 1 Pendidikan Agama Islam 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 2 B. Arab 4 4 4 4 4 3 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 Bahasa dan Sastra Indonesia 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 Bahasa Inggris 6 4 6 4 6 4 6 4 6 4 6 Matematika 6 4 8 4 7 4 8 4 5 4 7 Bahasa Asing 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 8 Fisika 4 2 6 4 8 4 9 Kimia 4 2 5 4 7 4 10 Biologi 3 2 5 4 7 4 11 EkonomiAkutansi 2 2 6 4 10 4 12 Sejarah 2 1 4 3 3 13 Sosiologi 2 2 4 3 3 14 Geografi 2 1 3 3 3 15 Antropologi 16 Seni Budaya 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 17 Penjaskes 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 Teknonologi Informasi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Jumlah 55 36 52 37 58 36 58 36 58 37 Jam Belajar Pagi 49 50 56 56 56 Jam Belajar Test Out 4 2 2 2 2 Jam Belajar Kuliah Umum 4 Wawancara Key Informent : Ade Masturi M.A Position : Teacher of Islamic Education Location : Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Time : 10.30A.M Kind ofinterview : Opened interview Points of Question:

1. Pemabaman guru dengan pembelajaran konstruktifisme

sejauh mana bapakmengetahui tentangpembelajaran konstruktifisme? Konstruktifisme memang berawal dari teori filsafat piaget, yang kemudiandimodiflkasi kembali kedalam wacana pendidikan. Pembelajaran inimengingatkansaya kembali kepada CBSA Cara Belajar Siswa Aktif yang mendorong siswa untukaktifdalam seluruh kegiatan belajar mengajar.

2. Memberikan peluang kepada siswa untuk menemukan pengetahuan

-pendidikan agoma islam sering dianggap sebagai pembelajaran yang banyakmenyampaikan unsur-unsur doktrinisasi. Bagaimana menurut bapak sendiriselakupendidik dari pendidikan agama islam? Memang benar banyak orang yangberanggapan bahwa pendidikan agama islam bersifat doktrinisasi sehinggapembelajaranya pun monoton dan terkesan tidak variatif. Semuanya itu bergantungkepada guru yang dalam hal ini menjadi arsitek pembelajaran, sehingga unsur-unsurdoktrinisasi tersebut bisa dihilangkan. Selain itu guru juga harus memahamibahwa sifat dari pendidikan agama islam sendiri ada yang i’tiqadi dan ghairu itiqadi.Dan bukan hanya itu guru juga harus memahami secara rasional mengapa terdapatalasan itiqadi dan ghairu itiqadi barulah setelah itu dapat didiskusikan kepada anakdengan cara memancing mereka untuk dapat mencari alasan dari info-info yang sesuaidengan materi yang dihadapi. -bagaimanacara bapak untuk memberikan peluang siswa dalam menemukanpengetahuan? Banyak media yang bisa dimanfaatkan guru dan murid dalammencariinformasi terkait bahan pelajaran.Biasanya kami berikan kesempatan siswa untukbisa mencarinya via media internet ataupun kliping- kliping yang berkaitan ada pulayang menggunakan VCD, ataupun buku-buku yang menunjang. Jadi kami biarkanmereka untuk memahami terlebih dahulu apa yang telah mereka dapati dan fahami