KAJIAN TEORI Pengembangan pembelajaran konstrutifisme pada pendidikan agama Islam Di Madrasah Aliyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
                                                                                10
belut  mengatakan  bahwa  itu  ular.  Dalam  hal  ini,  anak  tersebut  telah memiliki  skema  atau  konsep  tentang  ular  yang  menurutnya  saran
dengan belut. Kedua binatang yang berbeda itu dianggap saran karena memiliki  beberapa  persamaan  yaitu  berbadan  panjang  tidak  berkaki
dan  memiliki  dua  mata.  Anak  tersebut  belum  dapat  membedakan antara ular dan belut yang jelas berbeda. Bila ia telah mampu melihat
perbedaan-perbedaanya,  ia  akan  memperkembangkan  skemanya tentang belut, tidak sebagai ular lagi.
b. Asimilasi Proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan persepsi,
konsep,  ataupun  pengalaman  baru  ke  dalam  skema  atau  pola  yang sudah ada dalam pikirannya. Contoh seorang siswa yang baru pertama
kali  mengenal  konsep  pluralisme.  Dalam  pikirannya  ia  memiliki konsep  pluralism,  jika  ia  menambahkan  unsur  lain  dalam  konsep
pluralisme  ini,  hingga  banyak  spekulasi  yang  memposisikan  konsep pluralisme  hampir  bersentuhan  dengan  liberalisme.  ia  akan  tetap
memiliki  skema  yang  sama  tentang  pluralisme.  Bedanya  adalah skemanya  tentang  pluralisme  semakin  berkembang  diperluas  dan
diperinci lebih lengkap, bukan hanya sebagai pluralisme yang sempit, melainkan  pluralisme  dengan  bermacam-macam  bentuknya  dan
sifatnya.
c. Akomodasi Akomodasi  adalah memhentuk skema baru  yang dapat  cocok dengan
rangsangan  yang  baru  atau  memodifikasi  skema  yang  ada  sehingga cocok  dengan  rangsangan  itu.  Contoh:  seorang  siswa  mempunyai
skema  bahwa  semua  agama  islam  itu  fiqih.  Hal  ini  diperoleh  dari abstraksinya  terhadap  permasalahan-permasalahan  agama  islam  yang
pernah  ditemuinya  selalu  bersentuhan  dengan  masalah  hukum  halal dan haram. Pada suatu hari siswa tersebut mendapati permasalahan
11
agama  islam  tidak  hanya  pada  masalah  hukum  halal  haram,  tetapi permasalahan  akhlak,  kenegaraan,  pendidikan  dll.  Siswa  tersebut
mengalami  bahwa  skema  lamanya  tidak  cocok  lagi,  terjadi  konflik dalam  pikirannya.  Ia  harus  mengadakan  perubahan  terhadap  skema
lamanya.  Ia  mengadakan  akomodasi  dengan  membentuk  skema  baru bahwa permasalahan agama islam  bukan hanya berputar pada hukum
halal dan haram tetapi juga akhlak, ketatanegaraan, pendidikan dll.
d. Equilibration Equalibration  adalah  pengaturan  diri  seeara  mekanis  untuk  mengatur
keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi. Begitu juga sebaliknya disequilibrition,  adalah  keadaan  tidak  seimbang  antara  asimilasi  dan
akomodasi.  Equalibrition  adalah  proses  dari  disequalibrium  ke equalibrium.  Proses  tersebut  berjalan  terus  dalam  diri  orang  melalui
asimilasi  dan  akomodasi.  Equalibriton  membuat  orang  dapat menyatukan  pengalaman  luar  dengan  struktur  dalamnya  skemata.
Bila  terjadi  ketidak  seimbangan  dengan  jalan  asimilasi  atau akomodasi.
e. Teori adaptasi Intelek Bagi  Piaget,  mengerti  adalah  suatu  proses  adaptasi  intelektual  yang
dengannya  pengalaman-pengalaman  dan  ide-ide  baru  diinteraksikan dengan  apa  yang  sudah  diketahui  seseorang  yang  sedang  belajar
dengan membentuk struktur pengertian yang baru.
16
. Contoh: seorang siswa  yang  memiliki  gambaran  bahwa  shalat  Jumat  hanya  dilakukan
oleh kaum pria saja pada hari Jumat. Namun kenyataan baru  yang ia peroleh  bahwa  shalat  Jumat  tidak  hanya  dilakukan  oleh  kaum  pria
bahkan  wanita  pun  diperbolehkan  untuk  melakukan  shalat  Jumat tetapi takaran hukumnya saja yang berbeda. Siswa tersebut
`
16
Paul Suparno, Filsafah Konstruktivisme Dalam Pendidikan...h. 33
12
pada  akhirnya  mengubah  gambaran  awalnya  dengan  mengatakan bahwa  shalat  Jumat  tidak  hanya  dilakukan  oleh  laki-laki  tetapi  juga
perempuan. Orang ini sekarang membentuk pengetahuan yang baru. Ia telah  merubah  skema  lama  dan  membentuk  skema  baru  yang  lebih
cocok dengan pengalamannya yang baru. Pembelajaran  konstruktivisme  juga  merupakan  tujuh  element  penting  dalam
pembelajaran kontekstual
17
Pembelajaran konstruktivisme
juga lebih
dimaksudkan  suatu  kemampuan  guru  dalam  melaksanakan  proses  pembelajaran yang  lebih  mengedepankan  idealitas  pendidikan  sehingga  benar-benar  akan
menghasilkan kualitas yang efektif dan efisien.
18
Dalam pembelajaran konstruktivisme, posisi siswa adalah sebagai subjek, siswa  aktif,  kreatif,  dan  juga  kritis.  Sedangkan  guru  adalah  sebagai  mediator.
Teori  pembelajaran  ini  juga  memandang  sarana  pembelajaran  baik  soft  ware maupun  hard  ware  harus  didesign  oleh  guru  guna  memperlancar  proses
pembelajaran.
19
Pengembangan  pembelajaran  konstruktivisme  dimaksudkan  untuk menumbuh  kembangkan pembelajaran  yang lebih dinamis dan bermakna dengan
langkah-Iangkah yang
diambil sesuai
dengan ciri-ciri
pernbelajaran konstuktivisme . ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme sendiri antara lain adalah:
a Memberikan peluang kepada siswa untuk menemukan pengetahuan b Memperhatikan serta mengapresiasi hasil kajian siswa
c Memperhatikan ide dan problem yang di munculkan oleh siswa d Menghargai dan menerima eksplorasi pengetahuan siswa
c Menciptakan proses inkuiri siswa melalui kajian dan eksperimen f Merangsang siswa untuk bertanya dan berdialog
g  Menganggap  proses  pembelajaran  sebagai  sesuatu  yang  sama pentingnya dengan hasil belajar
17
Tujuh Komponen
pembelajaran kontekstual
article ini
diakses dari
http:pakguruonline.pendidikan.netpend konteks bab2a.html pada tanggal 8-12-2008
18
M. Saechan Muchith. M.Pd. Pembelajaran Kontekstual RaSAiL: Semarang ,2008 h. 2
19
Karnadi dan Prof. Dr. Ansyar. KTSP Membuat Guru Kreatif artikel ini di akses pada tanggal 4 Desember 2008 dad http:www.erlangga.co.idindex.php
13
h Memperhatikan kecenderungan sikap dan pembawaan siswa i Mendorong terbentuknya pembelajaran secara kooperatif
20
B. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan  adalah  sebuah  aktivitas  yang  memiliki  maksud  tertentu,  yang diarahkan untuk mengembangkan individu sepenuhnya. Konsep pendidikan dalam
islam tidak dapat sepenuhnya difahami tanpa lebih dahulu memahami penafsiran islam tentang pengembangan individu sepenuhnya.
21
Pendidikan  Agama  Islam  biasanya  sering  dikaitkan  dengan  menejemen sikap  pada  diri  seseorang.  Pendidikan  Agama  Islam  yang  bersifat  kognitif  tidak
dapat dipisahkan dengan ruh didalamnya yang lebih bersifat afektif yang mengacu pada kemantapan sikap bagi peserta didik. Secara garis besar Pendidikan Agama
diartikan  sebagai  suatu  kegiatan  yang  bertujuan  untuk  membentuk  manusia agamis  dengan  menanamkan  aqidah  dan  keimanan,  amaliyah,  dan  budi  pekerti
luhur  atau  dengan  kata  lain  akhlak  yang  terpuji  untuk  menjadi  manusia  yang taqwa  kepada  Allah  swt.
22
dalam  buku  yang  sama  Metodologi  Pembelajaran Agama  Islam  diterangkan  bahwa  metode  Pendidikan  Agama  Islam  yang  sering
digunakan  dalam  pembelajaranya  lebih  banyak  menggunakan  kata  seruan  atau ajakan,  namun  tidak  menutup  kemungkinan  seorang  pendidik  menggunakan
pendekatan yang berbeda dengan pendekatan biasa yang digunakan.
1.Ruang Lingkup Dalam buku ilmu pendidikan Islam, Prof. Dr.M.Arifin mengatakan bahwa
ruang lingkup Pendidikan Islam mencakup segala bidang kehidupan manusia di
20
Zurinal. Z, Ilmu Pendidikan:Pengantar dan dasar-dasar pelaksanaan pendidikan.UIN Jakarta Press:Jakarta,2006h.117
21
Ali Ashraf, Horison baru pendidikan islam, pustaka firdaus, 1996 h.1
22
M.  Basyiruddin  Usman,  Metodologi  pembelajaran  Agama  Islam,  Ciputat  :  Ciputat Pers, 2002h. 4
14
dunia.  Oleh  karenanya  pembentukan  sikap  dan  nilai-nilai  amaliyah  islamiyah dalam  pribadi  manusia  baru  dapat  efektif  bilamana  dilakukan  melalui  proses
kependidikan yang
berjalan diatas
kaidah-kaidah ilmu
pengetahuan kependidikan.
23
Selain  itu,  ruang  lingkup  Pendidikan  Agama  Islam  juga  melipuli  aspek aspek  sebagai  berikut.  1.  AI  Quran  dan  Hadits  2.  Aqidah  3.  Akhlak  4.  Fiqih  5.
Tarikh  dan  Kebudayaan  islam.
24
Pendidikan  Agama  Islam  menekankan keseimbangan,  keselarasan,  dan  keserasian  antara  hubungan  manusia  dengan
Allah  SWT,  hubungan  manusia  dengan  sesama  manusia,  hubungan  manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya
Dari  penjelasan  di  atas,  jelas  sudah  bahwa  Pendidikan  Agama  Islam bersifat  menyeluruh,  Pendidikan  Agama  Islam  tidak  hanya  berbicara  mengenai
kognitif  saja  ataupun  afektif  namun  Pendidikan  Agama  Islam  melingkupi  semua bidang kehidupan manusia.
Bila  kita  jabarkan  Pendidikan  Agama  Islam  yang  ada  dalam  kurikulum- kurikulum  sekolah,  seperti  aqidah  akhlak,  fiqih,  tarsir  hadits  dan  juga  sejarah
kebudayaan  islam,  memiliki  karakteristik-karakteristik  yang  membidani  semua aspek  pengetahuan  di  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Dalam  keempat  kategori
dalam  agama  islam  di  sekolah,  masing-masing  memiliki  implementasi  sendiri dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
2.Karakteristik Pendidikan Agama Islam Islam  sebagai  sebuah  ajaran  agama  juga  merupakan  jalan  hidup  manusia
sangatlah  apresiatif  terhadap  perkemhangan  diri  dan  fikiran  manusia.  Bahkan islam  sendiri  mengakui  akal  manusia  sebagai  salah  satu  sumber  untuk
mendapatkan  pengetahuan.  Namun,  pada  realitanya.  akal  tidak  mampu  berdiri sendiri tanpa bantuan indera yang berperan sebagai navigator. Kemudian diantara
23
M  Arifin.  IImu  Pendididkan  Islam;  tinjauan  teoritis  dan  praktis  berdasarkan penjelasan interdisiplinear ,editor fauzan Asy,
……….h. 9
24
Ruang  Lingkup  Pendidikan  Agama  Islam  article  ini  diakses  dari  situs http:www.docstoc.comdocs292155901-PENDIDIKAN-AGAMA-ISLAM-
pada tanggal
612009
15
keduanya terdapat wahyu yang menjadi penengah yang menetralisir keduanya saat beroprasi karena kondisi keduanyalah yang amat terbata. Akhirnya ilmu dirancang
dan  dibangun  disamping  melalui  kedua  sumber  tersebut  juga  berdasarkan kekuatan spiritual yang bersumber dari wahyu Allah S.W.T. berupa wahyu.
25
Dengan demikian kurikulurn Pendidikan Agama Islam di sekolah memuat materi  dari  ketiga  hal  tersebut,  yakni  akal,  indera,  dan  wahyu.  Dalam  konteks
konstruktivisme,  materi  Pendidikan  Agama  Islam  yang  memiliki  karakteristik akliyah  dan  inderawi  secara  penuh  dapat  digunakan,  sedangkan  yang  bersifat
transenden  wahyu  secara  penuh  tidak  dapat  digunakan  dalam  pendekatan konstruktivisme.
Begitu pula materi Pendidikan Agama Islam di sekolah memiliki ciri dan karakteristik  tertentu.  Akidah  keimanan  memiliki  karakteristik  sebagai  dogmatic
doktriner,  kemudian,  fiqih  berkarakteristik  legal-formal,  akhlak  yang  memiliki karakteristik normatif, sejarah yang informatif-faktual, dan AI-Quran Hadits yang
memiliki karakteristik teknis-kontekstual.
26
Pembelajaran Konstruktivisme Pada Pendidikan Agama Islam 1. Implikasi konstruktivisme pada teori-teori belajar
Membedah  suatu  teori  yang  mendasari  suatu  pembelajaran  dalam pendidikan  tidak  dapat  dipisahkan  dengan  teori-teori  belajar  yang  menjadi
landasan dalam pelaksanaan pendidikan. Ada beberapa teori dalam belajar yaitu: Teori  perubahan  konsep,  teori  Bermakna  Ausebel,  teori  Conectionisme,
Behaviourisme dan maturasionisme. Teori  perubahan  membedakan  perubaban  menjadi  dua  macam  perubahan
konsep yaitu : perubahan yang kuat dan yang lemah. Perubahan konsep yang kuat terjadi  bila  seseorang  mengakomodasi  terhadap  konsep  yang  telah  ia  punyai
ketika berhadapan dengan fenomena yang baru.
25
Mujamil  Qomar.  Epistemologi  Pendidikan  Islam.  Dari  Metode  Rasional  Hingga Metode Kritik Jakarta : Penerbit Erlangga,2005.h. 125
26
Ahmad Syarif. Skripsi: Persepsi Guru Agama Pada Pembelajaran Konstruktivisme:
16
Sedangkan  teori  asimilasi  Ausebel  bagaimana  belajar  terjadi.  yaitu  bila siswa  mengasimilasi  apa  yang  ia  pelajari  dengan  pengetahuan  yang  telah  ia
punyai  sebelumnya.  Dalam  hal  ini  pengetahuan  seseorang  harus  selalu diperbaharui  dan  dikembangkan  lewat  fenomena  dan  pengalaman-pengalaman
yang baru. Selanjutnya  teori  conectionisme  yang  lebih  dikenal  dengan  teori  stimulus
dan respen ini mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses dengan adanya stimulus  dan  respon.
27
dengan  kata  lain  belajar  adalah  suatu  yang mengintegrasikan,  mengakomodasi  serta  mengkoordinasi  keadaan  lingkungan
sekitar.  Keadaan  lingkungan  sekitar  adalah  stimulus  yang  akan  merangsang kembali pengetahuan yang kemudian dilanjutkan oleh respon dari fenomena yang
telah diakomodasi menjadi sebuah pengetahuan. 2. Implikasi Konstruktivisme Pada Pembelajaran
Bagi kaum konstruktivis, mengajar bukan sekedar memindahkan dari guru ke murid, melainkan suatu kegiatan  yang memungkinkan dari siswa membangun
sendiri  pengetahuannya.  Mengajar  berarti  berpartisipasi  dengan  siswa  dalam membentuk pengetahuan, dan mengadakan justifikasi. Jadi mengajar adalah suatu
bentuk belajar sendiri. Menurut  teori  ini  seorang  guru  berperan  sebagai  mediator  dan  bukan
seseorang  yang  serba  mengerti.  Guru  sebagai  fasilitator  yang  membantu  agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Tekanan ada pada siswa yang belajar
bukan  pada  guru  dan  disiplin.  Fungsi-fungsi  mediator  pun  salah  satunya  adalah: 1  menyediakan  pengalaman  belajar,  2  menyediakan  atau  memberikan
kegiatan-kegiatan  yang  merangsang  keingintahuan  murid,  3  Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pengetahuan murid berjalan atau tidak.
Agar  pembelajaran  berjalan  secara  optimal  langkah-Iangkah  guru  dalam hal  ini  adalah  1  Penguasaan  bahan  dan  materi.  2  Strategi  mengajar.  3.  Trik
mengevaluasi proses belajar siswa. Dalam  strategi  pembelajaran.  guru  harus  dapat  berinteraksi  dengan  siswa
untuk lebih mengerti apa yang sudah mereka ketahui, guru harus terlebih dahulu
27
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar Logos Wacana Ilmu: Ciputat 1999h. 84
17
membicarakan tujuan materi yang dipelajari dikelas, mengerti pengalaman belajar mana  yang  lebih  sesuai  dengan  kebutuhan  siswa  dan  melibatkan  siswa  dalam
setiap  belajar  dengan  memberikan  kepercayaan  terhadap  siswa  bahwa  mereka mampu  belajar.  Selain  itu  guru  sebagai  seorang  seniman  ulung  juga  harus  dapat
memiliki  pemikiran  yang  fleksible  untuk  dapat  mengerti  dan  menghargai pemikiran dan hasil kajian siswa.
Dalam  Pendidikan  Agama  Islam,  konstruktivisme  sendiri  memiliki pengaruh  penting  dalam  mengantarkan  Siswa  lebih  bersikap  kritis  dan  mandiri.
Konstruktivisme  mengharapkan  siswa  menjadi  seorang  pembelajar  dengan membangun pengetahuannya sendiri melalui proses asimilasi, akomodasi, hingga
adaptasi intelek. Problematika yang harus dientaskan dewasa ini, menjadikan pembelajaran
konstruktivisme  sebuah  solusi  dalam  melakukan  pemikiran  mendalam  terhadap semua  problematika  yang  berkaitan  dengan  masalah  akhlak,  aqidah,  hukum
hingga ketatanegaraan. Pendidikan  Agama  Islam  yang  disebut-sebut  sebagai  bengkel  akhlak
dalam institusi-institusi pendidikan di  Indonesia  memiliki peranan penting dalam mengentaskan  permasalahan  yang  terjadi  dewasa  ini  pada  masyarakat  Indonesia.
Karena  Pendidikan  Agama  Islam  memiliki  tiga  unsur  yang  dibutuhkan  dalam pembelajaran  seperti  kognitif,  afektif  dan  psikomotorik  siswa.  Selain  itu
Pendidikan  Agama  Islam  juga  memiliki  kekuatan  motivasi  dalam  mendorong siswanya  untuk  mengintegrasikan  kecerdasan  intektual,  emosi  dan  spiritual.
Hanya  saja  masih  terdapat  banyak  guru  agama  islam  yang  masih  terkungkung pada satu kecerdasan saja dengan menggunakan pembelajaran yang masih bersifat
konvensional dan monoton. Metodologi  Pendidikan  Agama  Islam juga dinyatakan didalam  AI-Quran
bersifat multi approach yang meliputi antara lain: a. Pendekatan religius  yang menitik beratkan kepada pandangan bahwa manusia
adalah makhluk yang berjiwa religius dengan bakat-bakat keagamaan b.  Pendekatan  filosofis  yang  memandang  bahwa  manusia  adalah  makhluk.
rasional atau homo rationale, sehingga segala sesuatu yang menyangkut
18
pengembanganya didasari pada sejauh mana kemampuan berpikimya dapat dikembangkan sampai pada titik maksimal perkembangannya.
c.  Pendekatan  sosiokultural  yang  bertumpu  pada  pandangan  bahwa  manusia adalah  makhluk  yang  berrnasyarakat  dan  berkebudayaan  sehingga  dipandang
sebagai homo sosius dan homo sapiens dalam kehidupan bermasyarakat. d.  Pendekatan  scientific  yang  menitik  beratkan  pada  pandangan  bahwa  manusia
memiliki  kemampuan  menciptakan  kognitif,  berkemampuan  konatif,  dan merasa emosional atau afektif.
28
Beberapa metodologi bagi Pendidikan Agama Islam yang telah disebutkan diatas,  terdapat  implikasi  dari  pembelajaran  konstruktifisme.  Pembelajaran
konstruktifisme  seperti  yang  dimaksudkan  pada  uraian  diatas.  Memiliki karakteristik  yang  berkaitan  dengan  beberapa  metodologi  Pendidikan  Agama
Islam di atas. Pembelajaran  konstruktifisme  yang  menitik  beratkan  pada  daya  kritis
siswa dan kemampuan siswa dalam mengoptimalkan seluruh potensi yang mereka miliki  baik  secara  kognitif,  afektif.  maupun  psikomotorik  sesungguhnya  telah
sesuai dengan metodologi Pendidikan Agama Islam. Pendidikan  Agama  Islam,  yang  memiliki  Multi  Approach  seharusnya
dapat  difungsikan  sebagai  dasar  pengembangan  pembelajaran  konstruktifisme pada  Pendidikan  Agama  Islam.  Pendekatan-pendekatan  filosofi.  sosiocultural
hingga  scientific  sangat  dapat  digunakan  guru  untuk  membangun  pengetahuan siswa secara mandiri dengan bantuan pengalaman belajar yang telah siswa dapati
pada  kehidupannya.  Sedangkan  pendekatan  religius  dapat  difungsikan  sebagai dasar materi Pendidikan Agama Islam yang trasendem dan ltiqodi
D. Kedudukan CBSA dalam Konstruktifisme CBSA atau caa belajar siswa aktif pertama kali dipopulerkan oleh mantan
rektor IKIP Prof. Dr Connie Semiawan. Beliau juga sempat disebut-sebut sebagai
28
H.M  Arifln.  llmu  Pendididkan  Islam:  tinjauan  teoritis  dan  praktis  berdasarkan penjelasan interdisiplinear ,editor fauzan Asy Bumi Aksara: Jakarta, 2006 cet.2.
19
pendekar  CBSA  karena  hingga  kini  masih  lincah  dalam  menjawab  pertanyaan mengenai CBSA Cara Belajar Siswa Aktif.
CBSA  adalah  sebuah  pendekatan  atau  dalam  bahasa  Inggris  disebut  juga Approuch.  Di  dalam  kata  pendekatan  ada  unsur  psikis  seperti  halnya  yang  ada
pada proses belajar mengajar. Semua guru profesional dituntut terampil mengajar tidak  semata-mata  hanya  menyajikan  materi  ajar,  ia  pun  dituntut  memiliki
pendekatan  mengajar  sesuai  dengan  tujuan  pembelajaran.  Menguasai  dan memahami  materi  yang  akan  diajarkan  agar  dengan  cara  demikian  pembelajaran
akan benar-benar memahami apa yang akan diajarkan. Pendekatan  CBSA  Cara  Belajar  Siswa  Aktit  menuntut  keterlibatan
mental  siswa  terhadap  bahan  yang  dipelajari.  Pendekatan  CBSA  menuntut keterlibatan  mental  yang  tinggi  sehingga  terjadi  proses-proses  mental  yang
berhubungan  dengan  aspek-aspek  kognitif.  afektif  dan  psikomotorik.  Melalui proses kognitif pembelajar akan memiliki penguasaan konsep dan prinsip.
1. Dasar-Dasar Pemikiran GBSA Secara rasional dasar-dasar CBSA adalah sebagai berikut:
a.  Rasional  atau  dasar  pemikiran  dan  alasan  usaha  peningkatan  CBSA dapat ditinjau kembali pada hakikat CBSA dan tujuan pendekatan itu
sendiri.  Dengan  cara  demikian  pembelajar  dapat  diketahui  potensi, tendensi  dan  terbentuknya  pengetahuan,  keterampilan  dan  sikap
yang  dimilikinya.  Pada  dasarnya  dapat  diketahui  bahwa  baik pembelajar,  materi  pelajaran,  cara  penyajian  atau  disebut  juga
pendekatan-pendekatan  berkembang.  Jadi  hampir  semua  komponen proses  belajar  mengajar  mengalami  perubahan.  Perubahan  ini
mengarah  ke  segi-segi  positif  yang  harus  didukung  oleh  tindakan secara  intelektual,  oleh  kemauan,  kebiasaan  belajar  yang  teratur,
mempersenang  diri  pada  waktu  belajar  hendaknya  tercipta  baik disekolah  maupun  di  rumah.  Bukankah  materi  pelajaran  itu  banyak
bervariasi  dan  ini  akan  memotivasi  pembelajar  memiliki  kebiasaan belajar. Dalam bubungannya dengan CBSA salah satu
20
kompetensi yang dituntut ialah memiliki kemampuan profesional. mampu memiliki strategi dengan pendekatan yang tepat.
b.  Implikasi  mental-intelektual-emosional  yang  semaksimal  mungkin dalam  kegiatan  belajar  mengajar  akan  mampu  menimbulkan  nilai
yang  berharga  dan  gairah  belajar  menjadi  makin  meningkat. Komunikasi  dua  arah
seperti  halnya  pada  teori  pusara  atau kumparan  elektronik  menantang  pembelajar  berkomunikasi  searah
yang  kurang  bisa  membantu  meningkatkan  konsentrasi.  Sifat  melit yang disebut juga ingin tahu
curionsity
pembelajar dimotivasi oleh aktivitas  yang  telah  dilakukan.  Pengalaman  belajar  akan  memberi
kesempatan  untuk  melakukan  proses  belajar  berikutnya  dan  akan menimbulkan kreativitas sesuai deengan isi materi pelajaran.
c.  Upaya  memperbanyak  arah  komunikasi  dan  menerapkan  banyak metode,  media  secara  bervariasi  dapat  berdampak  positif.  Cara
seperti  itu  juga  akan  memberi  Peluang  memperoleh  umpan  balik untuk menilai efektivitas pembelajar itu.
d.  Dilihat  dari  segi  pemenuhan  meningkatkan  mutu  pendidikan  di LPTK Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidik maka strategi dengan
pendekatan  CBSA  layak  mcndapat  prioritas  utama.  Dengan wawasan  pendidikan  sebagai  proses  belajar  mengajar  menggaris
bawahi  betapa  pentingnya  proses  belajar  mengajar  yang  tanggung jawabnya diserahkan sepenuhnya kepada pembelajar.
Dalam  pembelajaran  konstruktifisme  CBSA  berperan  sebagai  pendekatan pembelajaran  yang  turut  mensukseskan  tujuan  pembelajaran.  Karena  dalam
CBSA  menuntut  keterlibatan  mental  yang  tinggi  sehingga  terjadi  proses  mental yang  berhubungan  dengan  aspek-aspek  kognitif,  afektif  dan  psikomolorik
Pembelajaran  konstruktifisme  yang  mengembangkan  skemata  pemahaman psikomotorik  dan  sikap  adalah  sebagai  perkembangan  dari  pembelajaran
konstruktifisme  piaget  dalam  aspek  cipta  kognisi,  karya  psikomotorik,  karsa afektif dan rasa emosi.
21
                