Kapsul Pemberi Warna Kapsul

pKa : 4,2 Moffats, 2005.

2.1.2 Farmakologi Natrium Diklofenak

Diklofenak mempunyai aktivitas analgesik, antipiretik, dan anti radang. Natrium diklofenak berpotensi terhadap COX-2 lebih besar daripada indometasin, naproksen ataupun OAINS lainnya. Sebagai tambahan, diklofenak tampaknya dapat mengurangi konsentrasi intrasel dari AA bebas dalam leukosit, mungkin dengan mengubah pelepasan ataupun penyerapannya. Selektifitas dari diklofenak terhadap COX-2 menyerupai celecoxib. Namun, efek merugikan terhadap gastrointestinal serius tidak berbeda antara celecoxib dan diklofenak Gillman, 2010.

2.2 Kapsul

Kapsul adalah sediaan padat dimana obat ditutup dalam suatu cangkang yang keras maupun lunak. Cangkang tersebut biasanya dibuat dari gelatin; tetapi; cangkang tersebut juga dapat dibuat dari pati ataupun zat lain yang cocok. Kapsul cangkang keras berukuran dari No. 5, yang paling kecil, hingga No. 000, yang paling besar, kecuali untuk ukuran penggunaan veteriner. Bagaimanapun, ukuran No. 00 merupakan ukuran terbesar yang secara umum dapat diterima oleh pasien USP, 2009. Kapsul tidak berasa, mudah pemberiannya, mudah pengisiannya tanpa persiapan atau dalam jumlah yang besar secara komersil. Didalam praktek peresepan, penggunaan kapsul gelatin keras diperbolehkan sebagai pilihan dalam meresepkan obat tunggal atau kombinasi obat pada perhitungan dosis yang Universitas Sumatera Utara dianggap baik untuk pasien secara individual. Fleksibilitasnya lebih menguntungkan daripada tablet. Beberapa pasien menyatakan lebih mudah menelan kapsul daripada tablet, oleh karena itu lebih disukai bentuk kapsul bila memungkinkan. Pilihan ini telah mendorong pabrik farmasi untuk memproduksi sediaan kapsul dan di pasarkan, walaupun produknya sudah ada dalam bentuk sediaan tablet Gennaro, 2000.

2.3 Pemberi Warna Kapsul

Pemberian warna dan tanda dapat secara mudah ditambahkan pada kapsul untuk melindungi kapsul dari cahaya dan kemudahan identifikasi Winfield, et. al, 2009. Ada dua tipe pemberi warna yang dapat digunakan: pewarna larut air atau pigmen yang tidak larut. Untuk membuat pilhan warna, pewarna dan pigmen dicampur bersama sebagai larutan atau suspensi. Pewarna yang digunak umumnya dibuat secara sintetik dan dapat dikelompokan menjadi pewarna azo yang mempunyai suatu gugus –N=N– dan pewarna non-azo, yang berasal dari bermacam – macam bahan kimia. Kebanyakan pewarna yang digunakan adalah eritrosin, indigo karmin dan kuning kuinolin. Ada dua jenis pigmen yang dapat digunakan: besi oksida dengan warna hitam, merah dan kuning, dan titanium dioksida, yang berwarna putih dan digunakan untuk memburamkan kapsul. Pewarna yang dapat digunakan untuk mewarnai obat – obatan diatur oleh undang – undang, yang berbeda – beda tiap negara walaupun didasari oleh pengujian toksikologi Jones, 1993. Dalam 20 tahun terakhir ini telah dilakukan perpindahan dalam penggunaan pewarna menjadi pigmen, Universitas Sumatera Utara umumnya besi oksida, karena tidak diabsorbsi oleh saluran pencernaan. Jones, B.E, 2007.

2.4 Titanium Dioksida