3.3.6.1.3 Pengukuran Ketebalan Cangkang Kapsul
Ketebalan cangkang kapsul diukur menggunakan mikrometer. Pengukuran dilakukan 5 kali untuk masing-masing sampel, satu kali di pusat dan
4 kali di bagian perifer, kemudian di rata-ratakan.
3.3.6.1.4 Pengamatan Warna Cangkang Kapsul
Warna cangkang kapsul diamati secara visual
3.3.6.1.5 Pengukuran Volume Cangkang Kapsul
Pengukuran volume cangkang kapsul dilakukan menggunakan pipet volume 1 ml dimana badan kapsul diisi dengan akuades sampai penuh.
3.3.6.2 Pengujian Pengamatan Warna Bahan Obat
Pengujian Pengamatan warna bahan obat dilakukan secara visual, yaitu dengan melihat perubahan warna pada obat yang terjadi setelah penyimpanan
selama 3 bulan.
3.3.6.3 Uji Waktu Hancur Disintegrasi
Bola besi berdiameter 1,44 mm sebanyak 70 buah berat 1 bola = 9 mg dimasukkan ke dalam kapsul sehingga kapsul dapat tenggelam dalam medium.
Cangkang kapsul dimasukkan dalam tiap tabung dari keranjang yang dapat dinaik-turunkan kemudian dijalankan alat dalam medium HCl 0,1 N bersuhu
37±2°C selama 2 jam. Kemudian dilanjutkan dalam medium dapar fosfat pH 6,8 bersuhu 37±2°C selama 1 jam. Uji ini dilakukan terhadap 6 kapsul. Kapsul
memenuhi persyaratan apabila : a Dalam medium HCl 0,1 N tidak ada kapsul yang pecah. Bila 1 atau 2
kapsul pecah, diulangi pemeriksaan menggunakan 12 kapsul tambahan.
Universitas Sumatera Utara
Persyaratan terpenuhi apabila tidak kurang dari 16 dari 18 kapsul yang diuji tidak pecah.
b Dalam medium dapar fosfat pH 6,8, semua kapsul pecah. Kapsul dikatakan pecah dan dicatat waktunya apabila bola besi keluar
dari cangkang kapsul dan menyentuh dasar keranjang.
3.3.6.4 Uji Kerapuhan 3.3.6.1.1 Cangkang Kapsul Kosong
Cangkang kapsul kosong diletakkan dalam kotak akrilik, kemudian dijatuhkan beban seberat 50 g dari ketinggian 10 cm. Diamati kerapuhan
cangkang kapsul. Uji ini dilakukan terhadap 6 cangkang kapsul.
3.3.6.1.2 Cangkang Kapsul Berisi Uji Ketahanan terhadap Tekanan
Cangkang kapsul yang berisi natrium diklofenak dan laktosa diletakkan dalam kotak akrilik, kemudian ditekan dengan anak timbangan seberat 2 kg.
Diamati kerapuhan cangkang kapsul. Uji ini dilakukan terhadap 6 cangkang kapsul.
3.3.6.5 Penentuan Kadar Natrium Diklofenak dalam Kapsul Alginat
Penentuan kadar natrium diklofenak dilakukan dengan mengeluarkan isi serbuk dalam kapsul sebanyak 10 kapsul kemudian digerus hingga homogen dan
ditimbang keseluruhan serbuk. Kemudian ditimbang serbuk setara dengan 25 mg natrium diklofenak dan dilarutkan dalam labu tentukur dengan medium pH 6,8
hingga 100 ml. Larutan yang telah dibuat dipipet sebanyak 1,2 ml dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml kemudian dilarutkan dengan medium
pH 6,8 hingga garis tanda dan diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 275,9 nm. Penimbangan dilakukan sebanyak 3 kali.
Universitas Sumatera Utara
3.3.6.6 Uji Disolusi
Medium disolusi natrium diklofenak dalam kapsul alginat, Medium pH berganti, yaitu :
1. Medium pH 1,2 selama 2 jam 2. Medium pH 6,8 selama 5 jam
Kecepatan pengadukan : 50 rpm
Volume medium : 900 ml
Suhu medium : 37 ± 0,5°C
Metoda : Dayung
Sampel : Natrium diklofenak dalam kapsul alginat Prosedur Uji Disolusi:
Ke dalam wadah disolusi dimasukkan 900 ml medium lambung pH 1,2 kemudian diatur suhu 37±0,5ºC dan kecepatan pengadukannya 50 rpm. Pada kapsul alginat
yang ingin didisolusi diberikan pemberat berbentuk ring kemudian dimasukan ke dalam medium. Pada saat kapsul jatuh ke dasar wadah medium, baru tekan tombol
putar bersamaan dengan menghidupkan stopwach. Disolusi medium lambung pH 1,2 dilakukan selama 2 jam, dan pada interval waktu tertentu diambil aliquot
sebanyak 5 ml. Pengambilan dilakukan pada tempat yang sama yaitu pertengahan antara permukaan medium disolusi dan bagian atas dari dayung tidak kurang 1 cm
dari dinding wadah DitJen POM, 1995. Aliquot kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dan ditambahkan 0,5 ml NaOH 5 N dan dicukupkan dengan
medium pH 1,2 sampai garis tanda. Setelah itu medium diganti dengan medium pH 6,8 selama 5 jam dan pada interval waktu tertentu diambil aliquot sebanyak 5
ml. Aliquot kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dan ditambahkan
Universitas Sumatera Utara
medium pH 6,8 sampai garis tanda. Untuk menjaga volume medium disolusi tetap konstan maka jumlah larutan yang diambil diganti dengan jumlah yang sama dari
larutan medium. Ukur konsentrasi obat dengan Spektofotometri UV dengan panjang gelombang maksimum pada masing-
masing pH yaitu λ 275,4 nm untuk pH 1,2 dan λ 275,9 nm pH 6,8. Penetapan dilakukan sebanyak 3 kali.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Viskositas Larutan Natrium Alginat
Viskositas larutan natrium alginat diukur dengan menggunakan viskometer Thomas-Stromer. Dari hasil pengukuran viskositas larutan alginat 80-
120 cP yang mengandung titanium dioksida diperoleh viskositas sebesar 6151,65 cP dan viskositas larutan natrium alginat 80-120 cP yang tidak mengandung Titan
dioksida diperoleh viskositas sebesar 2759,67 cP. Larutan alginat tersebut mempunyai sifat alir dan kekentalan yang sesuai untuk dapat dicetak menjadi
cangkang kapsul. Viskositas dihitung berdasarkan kurva kalibrasi khas yang dapat menyajikan suatu konversi satuan kecepatan dan berat alat penggerak menjadi
viskositas dalam sentipois.
4.2 Spesifikasi Cangkang Kapsul Alginat
Pengukuran panjang, diameter, berat dan pengamatan warna cangkang kapsul dilakukan terhadap badan cangkang kapsul, tutup cangkang kapsul dan
cangkang kapsul keseluruhan. Pengukuran ketebalan dilakukan terhadap badan dan tutup cangkang kapsul. Sedangkan pengukuran volume hanya dilakukan
terhadap badan cangkang kapsul, karena umumnya bahan obat hanya diisikan ke dalam badan cangkang kapsul sebelum ditutup dengan tutup kapsul. Air yang
digunakan untuk mengukur volume cangkang kapsul diisi sampai meniskus atas, air menyentuh ujung kapsul untuk mencegah kelebihan pembacaan volume
cangkang kapsul.
Universitas Sumatera Utara