Titanium Dioksida Natrium Alginat

umumnya besi oksida, karena tidak diabsorbsi oleh saluran pencernaan. Jones, B.E, 2007.

2.4 Titanium Dioksida

Titanium dioksida secara luas digunakan dalam manisan, kosmetik dan makanan, dalam industry plastik, dan pada formulasi farmasetik topikal dan oral sebagai suatu pigmen pemutih. Titanium dioksida mempunyai indeks bias yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pigmen pemutik dan pengopak. Dalam formulasi farmasetik, titanium dioksida digunakan sebagai pigmen pemutih dalam supensi salut film, tablet salut gula dan kapsul gelatin. Titanium dioksida juga dapat dicampur dengan pigmen lainnya. Titanium dioksida juga digunakan dalam sediaan kulit dan kosmetik, contohnya sunscreen Rowe, et al., 2009. Titanium dioksida sangat stabil pada suhu yang tinggi. Hal ini disebabkan karena kuatnya ikatan antara ion tetravalen titanium dan ion bivalen oksigen. Bagaimanapun, titanium dioksida dapat kehilangan oksigen dalam jumlah sedikit bila berinteraksi dengan energy radian. Oksigen ini dapat menyatu kembali sebagai suatu bagian dari reaksi fotokimia yang reversible. Kehilangan oksigen tersebut penting karena dapat menyebabkan perubahan yang jelas pada sifat optik dan elektrik dari pigmen Rowe, et al., 2009.

2.5 Natrium Alginat

Alginat merupakan polisakarida alami dari asam guluronat G dan manuronat M, yang cukup berlimpah di alam sebagai komponen berstruktur dalam alga coklat Phaeophyceae dari spesies Macrocystis pyrifera, Laminaria, Ascophyllum dan Sargassum Belitz, dkk., 1987 dan sebagai polisakarida dalam Universitas Sumatera Utara bakteri tanah. Kandungan alga coklat pada umumnya mengandung mineral ataupun komponen anorganik dan organik, dimana komponen organik umumnya terdiri atas alginat, fucan dan karbohidrat lainnya. Proses isolasi alginat dari alga coklat cukup mudah, termasuk tahap praekstraksi dengan asam hidroklorida, diikuti oleh penyucian, penyaringan dan netralisasi dengan basa. Natrium alginat diendapkan dari larutan dengan alkohol isopropanol atau etanol dan biasanya diendapkan kembali untuk mendapatkan kemurnian lebih tinggi dengan cara yang sama. Bagaimanapun, skema proses pembuatan alginat ini cukup kompleks, yang terhitung sebanyak 15 langkah Laurienzo, 2010. Gambar 2. Struktur alginat Asam alginat adalah kopolimer biner yang terdiri dari residu β-D- mannuronat M dan α-L-asam guluronat G yang tersusun dalam blok-blok yang membentuk rantai linear Grasdalen, dkk., 1979. Kedua unit tersebut berikatan pada atom C1 dan C4 dengan susunan homopolimer dari masing-masing residu MM dan GG dan suatu blok heteropolimer dari dua residu MG Thom, dkk., 1980. Asam alginat tidak larut dalam air, karena itu yang digunakan dalam industri adalah dalam bentuk garam natrium dan garam kalium. Salah satu sifat dari natrium alginat adalah mempunyai kemampuan membentuk gel dengan Universitas Sumatera Utara penambahan larutan garam-garam kalsium seperti kalsium glukonat, kalsium tartrat dan kalsium sitrat. Pembentukan gel ini disebabkan oleh terjadinya kelat antara rantai L-guluronat dengan ion kalsium Thom, dkk., 1980. 2.6 Viskositas Viskositas adalah suatu sifat dari cairan yang lebih bertahan untuk mengalir. Viskositas dapat dianggap sebagai suatu sifat yang relatif dengan air sebagai bahan rujukan dan semua viskositas dinyatakan dalam istilah-istilah viskositas air murni pada suhu 20°C. Viskositas air dianggap satu centipoise sebenarnya 1,008 centipoise. Suatu bahan cair yang 10 kali kental viscous dengan suhu yang sama viskositasnya sama dengan 10 centipoise. Singkatan centipoise cp dan jamaknya cps merupakan istilah yang lebih sesuai dari pada unit dasar satu poise sama dengan 100 centipoise Ansel, 2005. Makin kental suatu cairan, makin besar kekuatan yang diperlukan agar cairan tersebut mengalir dengan laju tertentu Martin, 1993.

2.7 Stabilitas