Stabilitas Waktu Hancur Kerapuhan

penambahan larutan garam-garam kalsium seperti kalsium glukonat, kalsium tartrat dan kalsium sitrat. Pembentukan gel ini disebabkan oleh terjadinya kelat antara rantai L-guluronat dengan ion kalsium Thom, dkk., 1980. 2.6 Viskositas Viskositas adalah suatu sifat dari cairan yang lebih bertahan untuk mengalir. Viskositas dapat dianggap sebagai suatu sifat yang relatif dengan air sebagai bahan rujukan dan semua viskositas dinyatakan dalam istilah-istilah viskositas air murni pada suhu 20°C. Viskositas air dianggap satu centipoise sebenarnya 1,008 centipoise. Suatu bahan cair yang 10 kali kental viscous dengan suhu yang sama viskositasnya sama dengan 10 centipoise. Singkatan centipoise cp dan jamaknya cps merupakan istilah yang lebih sesuai dari pada unit dasar satu poise sama dengan 100 centipoise Ansel, 2005. Makin kental suatu cairan, makin besar kekuatan yang diperlukan agar cairan tersebut mengalir dengan laju tertentu Martin, 1993.

2.7 Stabilitas

Tujuan pengujian stabilitas adalah untuk menyediakan suatu bukti bagaimana kualitas dari suatu bahan aktif farmasi berbeda terhadap waktu pada pengaruh perbedaan dari faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban dan cahaya. Program stabilitas juga termasuk penelitian tentang factor yang berhubungan dengan produk yang mempengaruhi kualitasnya, sebagai contoh, interaksi dari bahan aktif farmasi dengan eksipien, sisten penutupan wadah dan bahan pengemas. Dalam dosis kombinasi interaksi antara dua atau lebih bahan aktif farmasi juga harus diperhatikan. WHO, 2009. Perancangan studi stabilitas untuk Universitas Sumatera Utara produk harus didasari oleh pengetahuan dari sifat dari zat obat dan bentuk sediaan Anonim a , 2005.

2.8 Waktu Hancur

Chiwele dkk. 2000 telah meneliti mengenai waktu hancur cangkang kapsul gelatin kosong dan kapsul HPMC Hydroxypropyl Methylcellulose setelah penyimpanan selama 24 jam pada kondisi tropis lembab suhu 37 Hasil ini tidak jauh berbeda dengan yang dilaporkan Ogura 1998 bahwa cangkang kapsul HPMC yang telah diisi dengan spiramisin dan disimpan pada suhu 60 C, RH 75 dan pada temperatur kamar. Dalam metode ini, mereka menggunakan bola besi sebagai bahan pengisi dalam kapsul. Pada penyimpanan kondisi tropis lembab, cangkang kapsul gelatin tidak mengalami perubahan waktu hancur dalam medium apapun, sedangkan waktu hancur kapsul HPMC tidak berubah hanya dalam medium cairan lambung buatan Honkanen, 2004. C, RH 75 selama 10 hari tidak mengalami perubahan sifat waktu hancur. Tetapi, mereka menggunakan prosedur standar uji waktu hancur dalam farmakope, yang tidak dapat menentukan waktu hancur cangkang kapsul dan bahan obat secara terpisah. Sedangkan dalam metode yang digunakan Chiwele dkk. 2000, bola besi yang digunakan tidak mempengaruhi waktu hancur Honkanen, 2004.

2.9 Kerapuhan

Perlu diketahui bahwa cangkang kapsul bukan tidak reaktif, secara fisika atau kimia. Perubahan kondisi penyimpanan seperti temperatur dan kelembaban Universitas Sumatera Utara dapat mempengaruhi sifat kapsul. Dengan terjadinya kenaikan temperatur dan kelembaban dapat menyebabkan kapsul mengikatmelepaskan uap air. Sebagai akibatnya kapsul dapat menjadi rapuh atau lunak Margareth, dkk., 2009. Laju pengeringan kapsul juga mempengaruhi kekerasan dan kerapuhan kapsul, kemampuan pelarutan, dan kecenderungan untuk melekat satu sama lain.. Kadar uap air yang rendah pada kapsul dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Jika kadar uap air pada kapsul gelatin kurang dari 10, kapsul cenderung menjadi rapuh, dan sebaliknya jika kadar air lebih tinggi dari 18 kapsul gelatin melunak. Kondisi penyimpanan yang direkomendasikan untuk bentuk sediaan kapsul gelatin berkisar 15-30°C dan 30-60 kelembaban relatif RH. Margareth, dkk., 2009.

2.10 Disolusi