Sementara itu, Buchari 2008 mengelompokkan bising menurut pengaruhnya terhadap manusia, yaitu :
1. Bising yang mengganggu irritating noise Bising jenis ini memiliki intensitas yang tidak terlalu keras. Contohnya adalah
suara orang mendengkur. 2. Bising yang menutupi masking noise
Masking noice merupakan bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas. Secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan pekerja,
karena teriakan atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain. 3. Bising yang merusak damaginginjurious noise
Damaging noise adalah bunyi yang intensitasnya melampaui nilai ambang batas. Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan fungsi pendengaran.
2.1.4. Sumber-Sumber Bising
Sumber bising adalah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap menganggu pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber
kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri, perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga, alat transportasi, dan kegiatan rumah tangga. Sumber bising
utama dalam pengendalian bising lingkungan diklasifikasikan dalam dua kelompok : 1. Bising interior yang berasal dari manusia seperti alat-alat rumah tangga, mesin
gudang dan aktivitas di dalam ruangan atau gedung. 2. Bising luar outdoor adalah bising yang berasal dari luar ruangan seperti
transportasi meliputi pesawat terbang, bus, mobil, sepeda motor, kereta api,
Universitas Sumatera Utara
industri-industri, pembangunan gedung-gedung, perbaikan jalan, kegiatan olahraga dan lainnya Doelle, 1993.
2.1.5. Pengukuran dan Penilaian Kebisingan
Pengukuran kebisingan adalah memperoleh data tentang frekuensi dan intensitas kebisingan di perusahaan atau di mana saja serta menggunakan data hasil
pengukuran kebisingan untuk mengurangi intensitas kebisingan tersebut, sehingga tidak menimbulkan gangguan dalam rangka upaya konservasi pendengaran tenaga
kerja atau perlindungan masyarakat dari gangguan kebisingan, ketenangan dalam kehidupan masyarakat atau tujuan lainnya Suma’mur, 2009.
Benjamin 2005 menyatakan bahwa untuk mendapatkan hasil pengukuran tingkat kebisingan yang akurat, diperlukan alat-alat khusus. Dua perangkat keras
yang populer digunakan untuk menganalisis tingkat kebisingan pada berbagai jenis industri, lalu lintas dan ilmiah adalah Sound Level Meter dan Noise Dosimeter. Alat
utama untuk mengukur tingkat kebisingan adalah Sound Level Meter. Sound Level Meter adalah alat utama yang digunakan untuk mengukur tingkat
kebisingan dalam desibel
Sound Level Meter dibuat berdasarkan standar ANSI American National Standard Institute tahun 1977 yang dilengkapi dengan tiga skala pengukuran
frekuensi yaitu A, B dan C yang menentukan secara kasar frekuensi bising tersebut. Berikut tiga skala pengukuran untuk Sound Level Meter, yaitu :
dB. Desibel dB adalah suatu unit tanpa dimensi yang digunakan untuk menyatakan besaran-besaran relatif dari tenaga. Jumlah dB adalah
10 kali dari logaritma dasar 10 dari perbandingan tenaga-tenaga.
Universitas Sumatera Utara
a. Skala pengukuran A Untuk memperlihatkan perbedaan kepekaan yang besar pada frekuensi rendah dan
tinggi yang menyerupai reaksi telinga untuk intensitas rendah 35-135 dB b. Skala pengukuran B
Untuk memperlihatkan kepekaan telinga untuk bunyi dengan intensitas sedang 40-135 dB
c. Skala pengukuran C Untuk bunyi dengan intensitas tinggi 45-135 dB
Himpunan Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja, 1984
2.1.6. Nilai Ambang Batas NAB Kebisingan