Jenis-Jenis Lokomotif Kereta Api

c. Tes Schwabach Tes Schwabach digunakan untuk membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksaan yang pendengarannya normal. d. Tes Bing Tes Oklusi Tes Bing merupakan tes pendengaran untuk pemeriksaan tuli saraf. e. Tes Stenger Tes Stenger ini digunakan pada pemeriksaan tuli anorganik simulasi atau pura-pura tuli. 2. Tes Berbisik Pemeriksaan ini bersifat semikuantitatif, yang menentukan derajat ketulian secara kasar. Hal yang perlu diperhatikan ialah ruangan cukup tenang, tidak terjadi gema, dengan panjang minimal 6 meter.Al-Fatih, 2008. 3. Audiometri Nada Murni Pemeriksaan audiometri nada murni ini bersifat kuantitatif. Hasil dari pemeriksaan ini disebut audiogram. Sedangkan untuk membuat audiogram diperlukan alat yang disebut Audiometer Soetirto dan Hendarmin, 1997.

2.3. Jenis-Jenis Lokomotif Kereta Api

Lokomotif adalah bagian dari rangkaian kereta api di mana terdapat mesin untuk menggerakkan kereta api. Biasanya lokomotif terletak paling depan dari rangkaian kereta api. Operator dari lokomotif disebut masinis. Masinis menjalankan kereta api berdasarkan perintah dari pusat pengendali perjalanan kereta api melalui sinyal yang terletak di pinggir jalur rel. Berdasarkan mesinnya, lokomotif terbagi menjadi : Universitas Sumatera Utara 1. Lokomotif uap Merupakan cikal bakal mesin kereta api. Uap yang dihasilkan dari pemanasan air yang terletak di ketel uap digunakan untuk menggerakkan torak atau turbin dan selanjutkan disalurkan ke roda. Bahan bakarnya bisanya dari kayu bakar atau batu bara. 2. Lokomotif diesel mekanis Menggunakan mesin diesel sebagai sumber tenaga yang kemudian ditransfer ke roda melalui transmisi mekanis. Lokomotif ini biasanya bertenaga kecil dan sangat jarang karena keterbatasan kemampuan dari transmisi mekanis untuk dapat mentransfer daya. 3. Lokomotif diesel elektrik Merupakan lokomotif yang paling banyak populasinya. Mesin diesel dipakai untuk memutar generator agar mendapatkan energi listrik. Listrik tersebut dipakai untuk menggerakkan motor listrik besar yang langsung menggerakkan roda. 4. Lokomotif diesel hidrolik Lokomotif ini menggunakan tenaga mesin diesel untuk memompa oli dan selanjutnya disalurkan ke perangkat hidrolik untuk menggerakkan roda. Lokomotif ini tidak sepopuler lokomotif diesel elektrik karena perawatan dan kemungkinan terjadi problem besar. 5. Lokomotif listrik Lokomotif ini nomor dua paling populer setelah lokomotif diesel elektrik. Prinsip kerjanya hampir sama dengan lokomotif diesel elektrik, tapi tidak menghasilkan listrik sendiri. Listriknya diperoleh dari kabel transmisi di atas jalur Universitas Sumatera Utara kereta api. Jangkauan lokomotif ini terbatas hanya pada jalur yang tersedia jaringan transmisi listrik penyuplai tenaga. Sedangkan jenis lokomotif berdasarkan konfigurasi sumbuas roda lokomotif, yaitu : 1. Kode B artinya lokomotif dengan 2 roda penggerak atau Bo-Bo Misalnya Lokomotif Uap Tahun 1898: Seri B Bristol. 2. Kode C artinya lokomotif dengan 3 roda penggerak atau Co-Co Misalnya Lokomotif Uap Tahun 1905: Seri C Birmingham. 3. Kode BB artinya lokomotif bergandar 2 2 jadi dengan roda penggerak ada 4 as roda atau memiliki 8 roda. Misalnya Lokomotif Uap Tahun 1920: Seri BB Manchester. 4. Kode CC artinya lokomotif bergandar 3 3 jadi total penggeraknya ada 6 as roda atau memiliki 12 roda . Misalnya Lokomotif Uap Tahun 1930: Seri CC Manchester. 5. Kode D artinya lokomotif bergandar 4 loko jenis ini biasanya hanya memiliki gandar tunggal sehingga total penggeraknya ada 4 as roda dengan jumlah roda. Misalnya Lokomotif Uap Tahun 1954: Seri D54 Krupp Liepzig. Gambar 2.2. Jenis Sumbu Roda Lokomotif Universitas Sumatera Utara Berdasarkan keterangan di atas, Dipo Lokomotif Medan menggunakan lokomotif diesel hidrolik dan memiliki dua poros penggerak yang saling dihubungkan kode BB. Misalnya lokomotif tipe BB301, BB303, BB306.

2.4. Kerangka Konsep