BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional dimana seluruh variabel dalam penelitian ini
diukur satu kali pada saat yang sama dengan tujuan untuk mengetahui hubungan dari kebisingan yang ditimbulkan kereta api terhadap keluhan kesehatan pada masinis
Dipo Lokomotif Medan.
3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kabin lokomotif kereta api Medan, Sumatera Utara. Selain itu, tempat lain yang dijadikan tempat penelitian adalah kantor Dipo
Lokomotif Medan untuk pengurusan izin penelitian, pengambilan data mengenai gambaran umum PT. Kereta Api Persero, pengisian kuesioner, serta pengambilan
data-data kepegawaian masinis kereta api. Adapun alasan memilih tempat tersebut sebagai lokasi penelitian adalah:
1. Kabin lokomotif merupakan tempat yang beresiko terjadinya polusi suara kebisingan sehingga perlu diadakannya penelitian.
2. Belum pernah diadakannya penelitian tentang tingkat kebisingan di kabin lokomotif dan keluhan kesehatan yang dialami masinis Dipo Lokomotif Medan.
3. Adanya kemudahan dari pihak manajemen dalam memberi izin untuk keperluan penelitian yang penulis lakukan.
Universitas Sumatera Utara
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2012.
3.3. Populasi Dan Sampel
3.3.1. Populasi
Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh masinis Dipo Lokomotif Medan yang berjumlah 43 orang.
3.3.2. Sampel
Penelitian ini menggunakan total sampling, maka semua populasi yang ada dijadikan sebagai sampel dalam penelitian. Jadi, jumlah sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah sebanyak 43 sampel.
3.4. Data Penelitian
3.4.1. Data Primer
Data primer merupakan data hasil pengukuran kebisingan dan data yang diperoleh dari wawancara langsung kepada masinis Dipo Lokomotif Medan dengan
berpedoman kepada kuesioner penelitian yang telah dipersiapkan. 3.4.2.
Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari kantor Dipo Lokomotif Medan, Rumah Sakit Mandiri PT Kereta Api Persero Divre I Sumatera Utara, dan
kantor PT Kereta Api Persero Divre I Sumatera Utara.
3.5. Definisi Operasional
1. Tingkat kebisingan adalah kekuatan suara yang dihasilkan oleh mesin kereta api, yang didengar oleh masinis kereta api dari dalam kabin lokomotif, diukur
Universitas Sumatera Utara
menggunakan alat Sound Level Meter SLM, dan dikategorikan berdasarkan Nilai Ambang Batas NAB :
a. Kategori tidak baik apabila hasil ukur 85 dB. b. Kategori baik apabila hasil ukur
≤ 85 dB. 2. Umur masinis kereta api adalah umur masinis kereta api yang dihitung sejak lahir
sampai pada saat pengumpulan data berlangsung. 3. Lama pemaparan adalah lama masinis terkena pajanan bising di dalam kabin
lokomotif kereta api, dihitung dari rata-rata lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu perjalanan kereta api setiap hari kerjanya.
4. Masa kerja masinis kereta api adalah lama masinis kereta api bekerja atau menjadi pegawai di PT. Kereta Api Persero Divre I Medan sebagai masinis
kereta api, mulai dari awal menjadi masinis kereta api sampai pada saat pengambilan data berlangsung.
5. Penggunaan alat pelindung telinga APT yaitu pemakaian alat-alat bantu, seperti ear plug atau ear muff, yang dapat mengurangi tingkat kebisingan yang dirasakan
oleh telinga masinis kereta api. 6. Keluhan kesehatan adalah keluhan yang dialami oleh masinis kereta api akibat
dari lingkungan kerja yang bising yaitu berupa kesemutan, pusing, mual, otot leher terasa tegang, tinitus, dan kenaikan tekanan darah.
7. Tinitus adalah telinga mendenging. 8. Pusing adalah kondisi sakit kepala dimana keadaan keseimbangan terganggu
serasa keadaan sekitar berputar. 9. Mual adalah perasaan hendak muntah.
Universitas Sumatera Utara
10. Kesemutan adalah suatu kondisi dimana anggota tubuh terasa kaku sesaat atau biasa disebut rasa baalsemutan.
11. Otot leher terasa tegang adalah suatu kondisi dimana otot leher terasa kaku untuk digerakkan.
12. Kenaikan tekanan darah adalah naiknya tekanan darah sistolik maupun distolik dari batas normal yaitu 12080 mmHg, sesuai dengan standar tekanan darah
normal menurut National Heart, Lung, and Blood Institute NHLBI. 13. Pengukuran dengan Sound Level Meter adalah pencatatan angka yang terbaca di
alat ukur kebisingan, untuk mengetahui berapa tingkat kebisingan pada kabin lokomotif kereta api Medan.
3.6. Aspek Pengukuran